Selamat malam,
Harus saya akui saat ini, kondisi diri saat ini sedang kurang begitu baik. Menjalani pemulihan atas konteks batin tentu kemudian seakan tak mudah, dan terlihat kemudian rencana untuk menyampaikan sesuatu ini, harus dipaksakan untuk diumumkan. Layaknya yang saya sudah sampaikan pada post Magnum Classic lalu, rencana ini kemudian harus disampaikan paling lambat pada bulan April. Tidak bisa diulur kembali, mengingat keputusan ini kemudian akan membuat beberapa kalangan kecewa. Harap maklum.
Review kali ini kemudian bisa disebut sebagai review pertama yang hadir pada bulan Maret ini, terlebih review sebelumnya sudah dituliskan pada tanggal 28 Februari lalu. Istirahat empat hari kemudian kita katakan, karena ketika ingin melanjutkan dalam bentuk sesi maraton, hal ini kemudian tak bisa dilakukan pada saat tanggal tersebut. Hal yang kemudian saya tuliskan saat ini, tentu kemudian masih berkaitan dengan produk yang sempat menghebohkan konsumen dewasa, terlebih segmen ini dijual dengan harga tak lumrah dari apa yang kita ekspektasikan.
Marlboro Crafted Authentic, atau versi termurah dari terciptanya Marlboro Crafted Selection SPT* merupakan bentuk lanjutan atas produk fenomenal untuk konsumen Indonesia, yang sejatinya saat itu sebagai bentuk jawaban aspirasional atas kelemahan non filter di Indonesia yang begitu-begitu saja (berikut kenaikan minat perokok untuk menjadi pengguna tembakau linting, istilah baku sebagai "Roll-Your-Own" atau "tingwe"). Sebuah cara penengah atas kelemahan dari khazanah perokok di Indonesia, yang menginginkan hisapan lebih alami namun tetap berkelas. Meski kemudian produk ini pada akhirnya terpaksa harus menaikkan golongan cukai ke golongan ke II sebagai akibat kenaikan jumlah produksi per batang pada satu merek, berkat permintaan yang sangat meningkat di tahun 2021 (bila diasumsikan dengan produk awal dibuat tahun 2020, golongan III, maka kapasitas maksimum hingga 2021 sekiranya maksimal 500 juta batang per tahun dari tiap merek).
Selanjutnya, bisa disimak model selebrasi yang sudah saya simpulkan, meski kemudian ada kesalahan pada penulisan kategori spesifiknya, layaknya twit berikut ini
Tentu kemudian ketika merujuk pada Marlboro Crafted Selection di Indonesia, dalam proses pengembangannya mengalami adaptasi format yang bahkan jauh dibandingkan versi global (pertama diciptakan pada tahun 2018, sebagai 'varian aspirasional' atas bentuk pengisi gap user Marlboro dengan L&M), berikut dengan adanya stimulus kategori SPT mainstream alias Ardath Non Filter, yang mengalami pengurangan produksi pada tahun 2020 karena kebijakan global BAT.
Pada pelaksanaan nilai "Crafted" sebagai mandat global di awalnya, Philip Morris International (dengan pemegang operasional bagian Indonesia yakni PT. HM. Sampoerna, Tbk.) kemudian mencoba membuat proyek ini dengan melibatkan project pilot berupa pembentukan MPS (Mitra Pelinting Sigaret) baru yang ada di Cilacap (artikel soal ini ternyata sudah tak ditemukan pada situs bccilacap.beacukai.go.id, terhitung tulisan ini saya buat).
Kembali kemudian kita membahas terkait kenaikan permintaan yang bahkan tidak terduga ini, berikut praduga atas kenaikan golongan cukai sudah positif terjadi kemudian pada produk Marlboro Crafted Selection 12 (dengan implikasi harga jual saat ini mencapai 10.000 per 12 batang), sebuah twit yang didasarkan atas pengamatan lapangan kemudian memaksa saya mengatakan, akan ada kemudian bentuk murah dari Marlboro SPT 12 batang, dengan dasar asumsi sekilas mengatakan bahwa produk ini perlu ada "ban cadangan" apabila harganya sudah tak layak memiliki nilai jual sangat baik.
Saat itu tentu saya juga dalam posisi ragu untuk mengatakan hal ini, namun alangkah baiknya bisa dilihat twit-nya layaknya berikut:
Untuk menjelaskan kemudian fenomena tersebut, kabar pada bulan Februari lalu menjawab atas hal yang terjadi sebelumnya, dan trik yang digunakan dalam bentuk apa. Kabar kemudian mencuat, bahwa produk yang kemudian menjadi "ban cadangan" ini hadir dengan harga sangat murah, meski dalam thread dalam twit kemudian menyatakan bahwa trik yang digunakan ialah:
Menambahkan ekstrak kelembak (klembak, dalam bahasa Inggris disebut Rhubarb), cukai kemudian berubah mernjadi KLM (cukai bernada Kelembak Kemenyan, tarif per batang dikenakan Rp. 25 saja tanpa ada batasan produksi), tentu saja hal ini kemudian dapat mengurangi biaya produksi bahan baku dan harga jual pada produk baru, bila dibandingkan dengan bentuk acuan aslinya
Bisa dilihat thread yang sudah dibuat, meski tak terstruktur secara konten, layaknya berikut:
*Penjelasan: Banyak orang menyebutnya sebagai Marlboro Kretek mengingat secara fisik sama dengan rokok SKT. Di masyarakat kemudian memiliki persepsi berbeda bahwa segala hal yang non filter kemudian disebut sebagai "Kretek", meski kemudian banyak hal harus diperluruskan terkait definisi "Kretek" baru bisa digunakan bila kandungan rokok tersebut harus ada tembakau dan harus ada cengkeh.
Penjelasan dalam beberapa acuan yang sudah diujikan sebelumnya dan terkait produk yang akan dibahas, kemudian bisa dikatakan bahwa produk ini merupakan versi termurah dari Marlboro Crafted Selection 12 Batang, pengenaan cukai berubah dari sebelumnya SPT golongan II pada produk acuan ke KLM pada Crafted Authentic, dan hal lain nanti saya akan jelaskan, tentu ini kemudian ada perbedaan tetap di bagian rasa.
Yang jelas, adapun unsur penggunaan kelembak (atau Rhubarb, mungkin dalam bentuk ekstrak) tentu kemudian menciptakan sensasi aromatik yang bisa ekivalen (atau sama) dengan produk acuan. Tentu beberapa info lain yang beredar mengatakan bahwa proses "Rested Tobacco" yang mencapai 1,5 tahun pada produk Crafted Selection Merah, dipersingkat menjadi satu tahun dalam proses pembuatannya, dan untuk mencapai sensasi sama maka diperlukan tambahan bahan aromatik khusus. Jadi jelas, kemudian pada proses pembuatan, tentu lebih murah ketika diproduksi massal.
Baik, setelah bagian penjelasan dituliskan secara rumit, maka kita bisa mulai review rokok ini terlebih dahulu dari harga jual. Harga jual kemudian memiliki nilai yang disarankan sebesar Rp. 6.000,- (cukai KLM atau Kelembak Kemenyan dengan pengenaan per batang lebih murah!, bernilai Rp. 5.175 per 12 batang). Harga ini kemudian bila dilihat pada konteks lapangan, secara umum bisa didapatkan pada rentang Rp. 6.000 hingga 8.000, dengan angka umum di 7.000 per 12 batang untuk satu bungkus.
Tentu kemudian rokok ini terhitung tak lazim bagi sebuah merek Internasional, terlebih dengan membawa nama Marlboro, mencapai harga setara dengan satu kali makan berikut lauk dan minum, bahkan kemudian bisa dianggap "tak masuk akal". Namun tak apa kemudian akhirnya.
Untuk harga, mutlak berada pada angka 10 dari 10
Kemudian kita bisa lihat penampakan kemasan rokok ini secara seksama
Menggambarkan produk ini secara umum hampir sama kemudian dengan review Marlboro Crafted Merah, dengan kesan awal tampilan yang khas dengan nilai "Crafting khas USA". Digambarkan dengan warna dasar putih pucat, coklat tua, dan biru yang terbentuk dalam pola anyaman khas benang wool, selanjutnya disebut sebagai pola khas sweater biru. Bagian depan dan belakang, pada bagian rooftop, menggunakan warna putih pucat, tentu kemudian tulisan MARLBORO terbentuk dari font serif modern yang pada bagian "RLBO" melekuk dan mengikuti gaya rooftop bawaan dari rokok ini. Tulisan MARLBORO menggunakan model emboss berwarna coklat tua, pada bagian atas tulisan CRAFTED berwarna coklat tua dengan model font selaras dan garis pada bagian atas bawah, penanda racikan khas American Blend dengan ilustrasi tiga buah tembakau berjejer dan beririsan satu sama lain, dan tulisan AUTHENTIC yang memiliki model sama dengan tulisan CRAFTED.
Penanda kemudian pada bagian bawah rooftop, terdapat tulisan AROMATIC TOBACCO berwarna putih yang kemudian menggambarkan karakter tembakau lebih beraroma (dibandingkan dengan SELECTED TOBACCO menggambarkan proses dalam pemilihan tembakau), tulisan ESTD dan 1908 dengan pemisah antar tulisan yakni rooftop warna merah yang memiliki emboss, dan tulisan 12 CIGARETTES. Adapun kemudian yang terlihat jelas pada produk ini ialah, pada bagian latar bawah rooftop atau logo Marlboro, memiliki pattern yang sekilas mengingatkan pada anyaman benang wool yang digunakan pada sweater khas pegunungan berwarna biru denim, tidak dilengkapi penjelasan "Character Profile / Tasting Notes" , dan hilangnya tanda tangan dari sang "Master Blenders". Bagian samping kanan kemudian terdapat penanda cukai yakni KLM (Kelembak Kemenyan), larangan jual, barcode, dan kadar tar serta nikotin yang sama dengan produk acuannya (Tar 28mg, Nikotin 2.4mg). Penanda lain ada di bagian atas (Marlboro Crafted Authentic), dan penanda produksi (Dibuat oleh PT HM SAMPOERNA Tbk., SURABAYA - INDONESIA).
Untuk memastikan produk ini dibuat oleh MPS (Mitra Pelinting Sigaret dari Sampoerna), tentu kemudian kita tidak bisa pastikan secara detail, meski kemudian produk ini memiliki info diproduksi pada salah satu MPS Sampoerna di kawasan Jawa Tengah. Secara kemasan kemudian tentu bisa dianggap memiliki kesan yang sangat klasik, modern, autentik, dan khas akan nilai karya atas penciptaan rasa aromatik.
Penilaian pada kemasan bisa dikatakan hampir sempurna, 9.65 dari 10
Selanjutnya, mari kita coba buka bagian plastik kemasan rokok ini secara seksama
Model kemasan kemudian memiliki kesamaan cara buka dengan produk acuan sebelumnya, Marlboro Crafted Selection 12. Model hard pack, dengan lid yang bisa dibuka dan ditutup layaknya insert pack.
Cukup kita tarik bagian paling kiri (atau paling kanan) dengan menariknya, menggunakan jari jempol dan telunjuk, atau menarik dengan cara mendorong bagian bawah ke bagian atas layaknya gambar berikut
Bila kemudian bagian tutup kemasan berhasil terdorong, maka bisa terlihat layaknya gambar dibawah ini
Maka kemudian pada akhirnya kita bisa melihat bagian dalam kemasan layaknya gambar dibawa ini
Ada kemudian disini kita lihat perbedaan model inner frame dengan Marlboro Crafted Merah. Bagian inner frame pada kemasan ini terkesan mengikuti warna pada bagian rooftop yakni putih pucat, dengan beberapa penanda pola wool khas sweater, dan adanya penanda yakni logo "CRAFTED AUTHENTIC".
Frame kemudian memiliki lubang pembantu yang lebih sedikit, mungkin dikarenakan komponen pada bagian tembakau, dianggap memiliki kualitas lebih rendah
Susunan batang kemudian memiliki isi yang sama, 12 batang dengan total 6 di bagian depan dan 6 di bagian belakang. Tampak di bagian gambar atas, menunjukan penggunaan dark cured Oriental dan Burley lebih dominan sekilas. Aroma cenderung sama, namun terkesan lebih harum berkat penambahan Rhubarb pada bagian komponen flavor
Kemudian kita bisa lihat bagian batang dari rokok ini secara seksama
Batang memiliki panjang 89mm atau lebih, sekiranya sama dengan Marlboro Crafted Merah, diameter bagian bakaran diasumsikan memiliki ukuran 8.4mm atau lebih, dan bagian hisapan sebesar 7.4mm atau lebih. Tergantung pada akhirnya dengan proses pelintingan untuk masalah ukuran. Pada bagian batang, hal yang menjadi pembeda terletak pada bagian batasan bakaran, tertulis AUTHENTIC berwarna hitam. Penanda batasan umumnya yakni MALRBORO dengan rooftop lanjutan berwarna merah, tidak tampak berubah ataupun berbeda mode dengan Crafted Selection.
Kemudian kita coba rasakan rokok ini secara seksama
Pada saat sebelum dibakar, sensasi tembakau yang dapat digambarkan ialah kesan Turkish yang memiliki aroma kuar, dengan adanya rasa gurih dari perpaduan Oriental dan Virginia, sensasi manis tipis dari Virginia dan Burley, dan untuk pembeda, pada bagian sebelum dihisap, produk ini menawarkan sensasi yang lebih sejuk. Hisapan ketika dibakar, sensasi khas American Blend mulai kental dengan paduan Virginia yang terhitung kurang begitu manis dan spicy, elemen Burley yang terhitung memiliki intensitas pedas yang sama, dan mixture Oriental berupa kemungkinan Turkish dan Madura, digunakan untuk rasa gurih nutty yang kental. Penambahan Kelembak atau Rhubarb, sekiranya banyak menolong dalam menciptakan sensasi hisapan yang lebih sejuk, lebih gurih, dan mampu mengangkat sensasi aromatik yang sudah terlihat pada Virginia tipe lokal dan Oriental. Meski kemudian pada rokok ini tetap menggunakan inverted sugar, berikut bahan penolong lain semisal licorice dan cocoa untuk menciptakan sensasi khas dari Marlboro itu sendiri. Ada note vanilla yang terkesan lebih tependam, dengan hisapan bisa digambarkan memiliki aroma yang lebih kental ke arah Oriental alamiah. Hispaan terkesan tidak hangat, cenderung sejuk dan tak panas saat dihisap, mungkin Rhubarb kemudian digunakan sebagai "cooling effect" sekaligus membuat sensasi autentik bisa dinikmati dengan baik.
Adapun perbedaan kemudian tergambar pada karakter Virginia yang lebih kuat dan tidak begitu sematang versi Crafted Merah, Burley digambarkan memiliki karakter toasty yang lebih lembut sekilas namun tetap kuat, Oriental berbasis Turkish dan sekelumit Madura menciptakan karakter hisapan nutty yang lebih gurih, lebih sedikit kasar, dengan aroma tentu lebih mencerminkan karakter aromatik. Hisapan cenderung balance, sangat earthy, sensasi tembakau asli kemudian bisa tercerminkan ketika menghisap rokok ini tanpa adanya sensasi tersendat dan zat hara yang lebih segar. Mungkin ini kemudian menjadi pembeda, dikarenakan pemrosesan "Rested Tobacco" (pemrosesan tembakau dengan menumpuk lalu diberi humektan alami yakni air dan diistirahatkan kembali setelahnya) terkesan tak terjadi secara optimum, kemudian rasa pada rokok ini dianggap lebih "bersih" dan tidak memiliki sensasi aromatik yang lebih intens.
Dikeluarkan lewat hidung, aroma nutty khas Oriental halus beserta toasty-spicy khas Burley dan Virginia cukup terasa, lebih halus untuk dikeluarkan. Tarikan digambarkan memiliki hit tajam, kasar, meskipun secara hisapan cenderung lebih dingin dan terkesan tidak solid. Harshness tergambar tajam dan menggelitik, dengan penggambaran throat hit pada intensitas yang tajam dan menusuk, menggelitik hingga membuat tenggorokan tak nyaman. Cenderung berbeda secara umum dengan karakter Crafted Selection, pada penciptaan sensasi menusuk digambarkan lebih halus dan tidak begitu intens secara menusuk.
Durasi sekitar 9-11 menit (dengan angka acuan 10 menit pada saat proses review dilakukan), dan angka ini kemudian tidak bisa dianggap acuan pasti. Karena angka ini kembali lagi pada rajangan yang didapatkan saat merokok, situasi dan kondisi ketika menghisap, dan waktu saat menghisap rokok. Bisa jadi kemudian lebih cepat bila dibanding acuan gamabran yang saya tulis. Untuk aftertaste sangat kental dengan Virginia yang lebih manis di akhir, dengan karakter nutty yang lebih gurih namun tak begitu apek, sensasi spicy kemudian tergambar mirip seperti lada putih, aroma kelembak kemudian tak begitu kuat bila dirasakan pada bagian akhir.
Kelemahan kemudian tergambar pada bagian hisapan yang cenderung membuat sensasi mual lebih sering (pada kasus saya), sensasi panas pada bagian jari dan bibir pada sesi mendekati batas bakaran, dan secara umum rasa rokok ini tetap tajam bagi Anda, yang tak terbiasa dengan rokok putihan. Adapun hisapan saya akui, secara struktur rasa, rokok ini menawarkan sisi lembut dari Virginia yang lebih intens, sensasi Oriental kemudian tergambar lebih halus, bahkan lebih bersih. Marlboro Crafted Authentic secara umum, menawarkan sensasi hisapan dari Marlboro Crafted, yang lebih autentik dari karakter Virginia namun tetap mempertahankan rasa khas American Blend secara umum. Tentu kemudian proses 1 tahun vs 1,5 tahun memperlihatkan rokok ini memiliki citarasa lebih lemah.
Namun, ini jujur. Sensasi hisapan kemudian terasa lebih dingn dan lebih kalem. Penambahan kelembak kemudian tak sekedar formalitas untuk mengubah jenis golongan cukai, akan tetapi memperbaiki sensasi yang lebih dingin. Meski kemudian saya tetap merekomendasikan versi asli dari rokok ini, bila dikaji secara mendalam.
Untuk rasa, saya memberi nilai 8.8 dari 10. Perbandingan kemudian tidak bisa dijadikan acuan dengan versi aslinya.
KESIMPULAN
Marlboro Crafted Authentic pada akhirnya menawarkan sisi "cool" dari sebuah American Blend, hisapan yang lebih bersih, lebih kalem, tidak begitu apek, bahkan hisapan kemudian berkarakter sejuk nan dingin khas udara umumnya. Tampak pada dihisap menawarkan sensasi yang sekiranya sama, tentu saja sama-sama American Blend dari Marlboro, dan ini tidak perlu diragukan kembali. Kelemahan kemudian terlihat pada hisapan yang sama tajam, menggelitik, dan cenderung meninggalkan kesan panas pada bagian batasan bakaran, terutama di jari dan bibir. Adapun kelemahan lain sekiranya, mungkin pada rasa yang lebih lemah dibandingkan dengan pendahulunya.
Untuk distribusi sendiri kemudian bisa dijumpai pada warung dan toko kelontong yang berafiliasi dengan SRC, grosir dan toko sembako, dan minimarket rakyat, di wilayah yang kuat dengan penjualan rokok ini. Umpamanya, untuk wilayah saya harus membaginya dengan wilayah Sumatera Utara, Jabodetabek dan Jawa Barat, Bali dan Nusa Tenggara, beberapa wilayah Kalimantan dan juga Sulawesi. Tentu kemudian rokok ini layak untuk menjadi subtitusi Marlboro Crafted Merah, disaat produk tersebut harus terpaksa menghilang karena permintaan diatas rata-rata. Untuk minimarket nasional, kemudian bila dibandingkan dengan Marlboro Crafted Merah yang secara cukai memiliki rentang produksi tahunan (bila permintaan diatas rata-rata, maka cukai otomatis terpaksa pada posisi Golongan I), potensi untuk masuk sekiranya sangat besar. Namun pendapat ini kemudian perlu diklarifikasi ulang pada akhirnya.
Untuk nilai keseluruhan, nilai yang bisa dilihat dari rokok ini mencapai 9.48 dari 10. Tentu kemudian keunggulan berada pada harga dan kemasan yang memang menarik, meski kemudian untuk rasa sendiri memiliki nilai lebih lemah. Namun untuk rasa, bagi sebagian orang mungkin akan lebih menyukainya.
Review ini kemudian tidak bisa dijadikan acuan pasti, meski saya sendiri merekomendasikannya bila Anda sendiri suka dengan rokok putih (atau tingwe!) yang memiliki rasa kuat, ataupun kalangan yang haus akan sensasi hisapan tajam dan keras. Bila tidak? Saya tentu tidak merekomendasikannya secara mutlak, karena rasa pada rokok ini belum tentu masuk.
Pilihan kemudian ada di tangan Anda. Anda yang berhak memutuskan, dan review ini bukan acuan pasti, sesuai apa yang saya nyatakan di paragraf sebelumnya.
Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas. Jadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.
2 Komentar
Rokok ini murah harum khas putihan nikmat rasanya & mantap nikotinnya sgt nendang 1 batang aja sdh cukup buat nyantai (tdk perlu berbatang2). Jadi sgt irit buat pengeluaran bulanan.
BalasHapussama marlboro kretek merah kasar mana?
BalasHapus