Selamat malam,
Sebuah catatan dari rasa yang pada akhirnya menegaskan bahwa ia lebih baik menjadi cadangan, terutama pada saat menahan diri secara utuh di bulan Maret ini. Penting sepertinya untuk menegaskan bahwa ulasan dari produk tembakau akan terus berlangsung pada bulan Maret ini. Ya, meskipun tidak optimal pada akhirnya. Harap maklum bahwa catatan kali ini memang tidak terstruktur dan spontan khas dari sebuah curahan hati mendalam.
Ulasan kali ini akan membahas terkait sebuah produk Sigaret Putih Tangan yang sangat terhitung baru di pasaran, dan pada dasarnya bahwa produk ini merupakan percobaan kedua dari BAT Indonesia dalam kategori yang sebelumnya, ia menjadi pelopor atas kategori tersebut. Produk yang mengusung citarasa khas dari slow-cured atau tembakau yang diproses secara perlahan dan mendalam, dan kemudian dipadukan juga dengan citarasa khas dari American Blend yang belum mendapat perlakuan khusus. Produk yang mengusung citarasa khas dari Burley terpilih dan Virginia lokal yang tercampur dengan baik dan berkualitas. Kemudian, produk ini bisa dinamakan sebagai Lucky Strike Hand-Rolled Red 12, bisa juga disebut sebagai Lucky Strike Non Filter, atau bahkan bisa juga disebut sebagai Lucky Strike Kretek (mengingat preferensi perokok di Indonesia menganggap semua rokok non filter sebagai rokok kretek). Meskipun kemudian rokok ini pada dasarnya merupakan rokok putih non filter yang dibuat tangan, akan tetapi secara citarasa (pada saat pengujian rasa), cukup mirip dengan apa yang sejauh ini ditawarkan pada versi Sigaret Putih Mesin (selanjutnya disebut sebagai SPM).
Distribusi sementara dari rokok ini, menurut info yang beredar, rokok ini umum dijualdi wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara, mengingat bahwa bila dilakukan secara nasional, ada potensi rokok ini berhasil "menjebol" cukai dari Bentoel Group secara utuh. Produk ini lalu diposisikan sebagai SPT Premium pertama dari BAT Indonesia, dengan harga yang bahkan lebih mahal 2.000 ketimbang kompetitor utamanya, yakni Marlboro Crafted Selection, ataupun juga lebih mahal 4.000 ketimbang Marlboro Crafted Origin yang dibungkus satuan. Sebuah percobaan yang bagi saya pribadi menjadi sebuah pertaruhan yang menentukan nasib BAT Indonesia ke depan dalam segmen konservatif. Adapun kemudian bahwa segmen yang dahulu ia pernah buat (dengan Ardath Non Filter) di tahun 2019, kemudian mulai disempurnakan dengan total panjang batang yang lebih panjang (90 mm pada Lucky Strike vs 81 mm pada Ardath Non Filter) dan juga racikan yang lebih kompleks ketimbang sebelumnya. Mengingat bahwa penyempurnaan dari rokok ini sangat mengacu pada spesifikasi dari Marlboro Crafted SPT, maka apa yang menjadi perbedaannya adalah, dari segi racikan bawaan yang lebih dalam dan lebih netral.
Penggunaan slow-cured tobacco sebagai sebuah model pembentuk rasa yang lebih dalam, menjadi pembeda utama ketimbang kompetitornya tersebut. Slow-cured tobacco dapat dijelaskan sebagai sebuah proses penyempuraan citarasa dari tembakau Burley, dari sejak ia ditanam hingga kemudian melalui mesin toaster khusus tembakau Burley. Tentunya bahwa proses pemanggangan yang dilangsungkan, memiliki tujuan untuk membentuk karakter Burley yang lebih mendalam dari segi rasa, sekaligus menciptakan sensasi khas smoky-toasty khas sesuai apa yang diinginkan oleh pihak pabrikan. Tentu bahwa proses slow-cured tidak dilangsungkan secara asal-asalan, melainkan dengan dedikasi dan konsistensi yang sudah tertanam dari pihak mitra dan pabrikan. Adapun bahwa racikan khas Lucky Struke tidak menggunakan Oriental sebagai penyempurna rasa, melainkan mengandalkan toasted Burley sebagai penyempurna rasa secara utuh, sekaligus sebagai pembentuk racikan utama.
Baiklah, itu sedikit pengantar dari bagaimana produk tersebut harus dimaknai secara utuh. Langsung saja kita ulas produk ini dimulai dari harganya terlebih dahulu.
Harga jual dari rokok ini, berdasarkan informasi dari pihak pengirim individual dari Surabaya, yakni Rp. 15.000,- untuk kuantitas sebesar 12 batang (cukai golongan III sebesar Rp. 10.325,- per 12 batang). Tampaknya bahwa harga yang sangat mahal tersebut, besar kemungkinan muncul dari penggunaan bahan baku yang mahal. Jadi, harap maklum apabila memang ada terjadi celah yang besar dari harga pita cukai dan harga jual.
Untuk harga sendiri, saya beri nilai 9.5 dari 10.
Kemudian kita coba kaji kemasannya secara saksama dan perlahan
Ketika sebelum dibakar, sensasi rasa khas yang muncul merupakan paduan dari note khas tembakau Virginia yang muncul dengan aksen rasa spicy alamiah dan rasa manis khas dari tembakau alami, dengan citarasa khas slow-cured Burley Tobacco yang dikemas dengan rasa khas toasted tobacco tebal, dilengkapi dengan citarasa khas manis dari penggunaan inverted sugar, serta penambahan esens vanilla dan cocoa untuk menciptakan kesan rasa khas rokok putih yang tegas dan berkarakter kuat. Tampak juga bahwa model rasa khas dari rokok ini cukup mirip dengan kompetitor utamanya, yakni Marlboro Crafted Selection 12. Namun, satu hal yang bagi saya sangat unik, adalah tiadanya sensasi nutty yang tampak muncul dari penggunaan tembakau Oriental, yang menandakan bahwa Lucky Strike Non Filter ini memang mengusung citarasa khas dari Lucky Strike yang tidak dilengkapi dengan filter sama sekali. Cukup tegas dari segi penggunaan tembakau, terutama berbicara terkait dengan model Burley impor yang diproses dengan pemanggangan perlahan dan diramu sedemikian rupa dengan Virginia khas Lombok.
Pada saat proses pembakaran berlangsung, sensasi rasa khas dari paduan unsur spicy alamiah khas Virginia, kemudian berpadu secara baik dengan penggunaan Burley yang diproses dengan pemanggangan perlahan, dengan sensasi rasa tembakau yang tampak dalam untuk sebuah rokok putihan tangan, yang juga kemudian muncul dengan aksen smoky dan karamel yang tampak lembut dan memanjakan indera secara utuh. Karakter tembakau yang bagi saya sangat mendalam tersebut, kemudian dikemas dengan aroma vanilla yang tampak tebal, aroma khas cocoa yang tampak tercampur baik dengan sensasi harum vanilla, dan penggunaan inverted sugar berupa sorbitol untuk menjaga kelembaban serta menciptakan kesan rasa manis yang tampak alamiah, meskipun karakter utama dari rokok ini pada dasarnya hambar yang tegas. Model citarasa yang tampak netral, tidak memiliki unsur nutty khas, dan cenderung meninggalkan kesan woody nan smoky yang khas dari paduan Burley slow-cured dan Virginia alamiah. Hisapan cenderung meninggalkan kesan aromatik terpanggang khas dari Burley dan campuran Virginia terpilih khas, yang tampak netral dan tidak meninggalkan kesan hangat khas.
Tembakau yang digunakan merupakan paduan dari beberapa campuran Burley yang sudah terproses dengan sedemikian rupa, dan Virginia yang memiliki basis kuat dari Lombok serta Tiongkok. Model citarasa yang tampak meninggalkan hint of sweetness yang tebal, meninggalkan kesan rasa tembakau yang lebih dalam, dan memberikan rasa khas bready nan toasty yang tampak tegas dan memanjakan indera secara utuh. Karakter earthy tampak muncul dengan penekanan rasa khas zat hara yang menyatakan dirinya sebagai tembakau alamiah, dan sepertinya tidak menggunakan reconstituted leaf layaknya versi SPM-nya. Dikeluarkan lewat hidung, citarasa khas toasted tobacco tampak tegas, dengan penekanan rasa spicy dan sedikit aroma salty khas dari penggunaan bikarbonat pada pemrosesan tembakau. Tarikan tampak solid dengan model kemantapan yang cukup halus, tampak asap mudah untuk diuraikan, meskipun meninggalkan kesan hisapan yang tampak tegas di awal. Harshness tampak minim, dengan model rasa khas yang tampak halus dan tidak membuat tenggorokan terasa tak nyaman. Throat hit tampak muncul dengan penekanan efek hisapan yang tampak halus dan tidak keras secara penuh.
Durasi bakar dari rokok ini mencapai 11 hingga 13 menit, dengan angka rerata yang saya dapatkan dari proses pengujian mencapai 12 menit pas. Artinya bahwa durasi bakar dari rokok ini memang lebih unggul 4 menit ketimbang versi SPM dari Lucky Strike, yang sejauh ini bisa diterka dengan angka 6 hingga 8 menit. Namun catatan utama dari durasi bakar rokok ini adalah, sangat tergantung pada lintingan yang didapatkan, situasi dan kondisi kala Anda menghisap, faktor cuaca kala Anda menghisap, dan faktor lain yang sekiranya berkaitan dengan durasi bakar keseluruhan. Aftertaste meninggalkan kesan aroma khas bready nan toasty dari penggunaan Burley yang dipanggang perlahan, dengan rasa khas tembakau yang tampak sangat dalam dan tebal, dan juga sensasi rasa khas vanilla yang sekiranya berpadu dengan rasa spicy khas dari penggunaan Virginia bermutu tinggi.
Nampaknya bahwa kelemahan dari rokok ini hanya pada durasi hisap yang sangat cepat, untuk sebuah rokok berkadar 31 mg Tar, dan juga model rasa khas bawaan dari rokok ini memang didesain untuk dinikmati pada berbagai suasana. Tampak sangat netral untuk sebuah model SPT, meskipun kemudian bahwa model rasa tersebut sangat cocok bagi Anda yang mencari "daily driver" dengan kualitas yang sangat mumpuni. Meskipun kemudian bahwa rasa rokok ini tampak generik pada akhirnya, akan tetapi bahwa model citarasa bawaan dari Luckies Hand Rolled, memang didesain untuk rokok harian, dengan catatan Anda merupakan tipe orang yang tidak gampang bosan.
Evaluasi dari rokok ini pada dasarnya sudah sangat baik dan menghasilkan kesimpulan bahwa rokok ini memang menawarkan sensasi Lucky Strike yang tidak dilengkapi dengan filter. Berbeda dengan Marlboro Crafted yang menawarkan dimensi sensasi yang baru bagi sebuah rokok putih, pada rokok ini memang terkesan bahwa modifikasi rajangan krosok dan cacahan khas SPT kemudian bisa ditemukan sebagai sebuah kebaharuan. Meskipun memang, bila dibandingkan dengan Ardath Non Filter, rokok ini memiliki kekuatan yang jauh lebih kuat, pada akhirnya.
Untuk rasa, saya beri nilai 9 dari 10.
KESIMPULAN
Sebuah model SPT yang tampaknya menurunkan banyak dari citarasa khas Lucky Strike yang legendaris. Produk yang konon bisa menjadi pembuktian atas dedikasi rasa tersebut, memang memiliki perbedaan yang jelas dari tiadanya sensasi nutty khas rokok SPT kebanyakan. Tidak terdapat tembakau Oriental, lebih tepatnya seperti itu. Ya, meskipun kemudian rokok ini tampak memiliki sensasi rasa yang netral dan dapat diandalkan, kelemahan yang jelas muncul adalah durasi bakar yang terhitung cukup cepat untuk sebuah rokok Sigaret buatan Tangan. Selain itu, sensasi rasa rokok ini tampak sangat generik, dan meskipun memang terdapat kompleksitas aroma Burley, rokok ini memiliki sensasi hambar yang tampak tidak sesuai bagi beberapa kalangan.
0 Komentar