dJatsai AK 20, Sensasi SKT Slim Rempah Value For Money Dengan Paduan Rasa Kretek Berkualitas Dan Rasa Manis Alami

Selamat sore,

Mencari kembali jati diri yang pada akhirnya sulit untuk ditemukan merupakan sebuah awalan yang perlu untuk dimaknai secara penuh, dan pada akhirnya merupakan sebuah usaha nyata dalam mencari diri yang lebih kokoh. Penanda tulisan pada kesempatan kali ini perlu sepertinya menjadi bahan evaluasi yang mendalam akan bagaimana saya harus memaknai hidup secara lebih arif dan lebih kokoh. Harap maklum sekali lagi. 

Ulasan kedua pada hari ini juga akan membahas sebuah produk yang sebenarnya mengusung dimensi rasa herbal yang bisa dijangkau oleh semua orang. Sebuah mahakarya dari startup industri kretek terkemuka, yang mengusung sensasi tembakau berkualitas dalam saus rempah yang dilengkapi madu hutan bermutu. Yang membuat produk ini kemudian menjadi unik, yakni pada harga jual yang sebenarnya sangat terjangkau sebuah rokok berisikan 20 batang Kretek Tangan slim, selain juga nanti pada foto yang terlampir di artikel ini, mereka berhasil menggabungkan dua pack rokok secara individual (berisikan 10 batang) dalam satu kemasan yang sangat ringkas. Produk ini kemudian dinamakan sebagai d'Jatsai AK, yakni gaya khas rokok kretek rempah dengan harga yang jauh di bawah harga rata-rata rokok pada umumnya.

Sebagaimana semangat dari "Herbal Hisap Rempah Nusantara" yang ingin diusung oleh PT Djatsai Alami Nusantara, yakni perusahaan startup dalam industri kretek yang didirikan sejak tahun 2023. Adapun keinginan utama mereka yakni menghadirkan citarasa rokok yang lebih alami dan lebih minim risiko. Catatan utama terkait dengan tujuan usaha mereka yakni menciptakan rokok herbal yang terjangkau bagi berbagai kalangan (terutama kalangan menengah ke bawah). Semangat tersebut kemudian lahir dalam mahakarya bernama d'JATSAI AK, sebuah paduan dari dominan sensasi kayumanis, rempah bermutu, dalam balutan madu hutan terpilih, dengan rasa khas dari kretek terkemuka yang muncul secara baik dan memiliki harga yang sangat terjangkau. 

Posisi produk ini kemudian berada pada produk kelas menengah ke bawah, dengan kompetitor utama yang mereka ingin kejar yakni Tani Madjoe, dan juga kompetitor lain yang bermain pada rokok SKT konvensional secara umum. Anggap saja bahwa kompetitor lain mereka adalah Djarum dengan berbagai SKT buatannya dan Sampoerna dengan Sampoerna Legit ataupun Sampoerna Kretek. Nampak bahwa memang percobaan mereka kali ini tidak bisa dianggap remeh, mengingat untuk pertama kalinya saya menemukan sebuah rokok SKT yang berisi 20 batang dalam kemasan individual yang unik dan harga yang sangat terjangkau. Catatan awal ini tentunya menjadi penting pada saat melihat bagaimana respons saya nanti pada saat ulasan sudah dimulai dari harganya terlebih dahulu.

Baiklah, itu sedikit pengantar dari bagaimana rokok tersebut harus dimaknai secara penuh, dan langsung saja kita ulas harganya terlebih dahulu. Harga rokok ini, berdasarkan info dari pihak pengirim yakni memiliki harga jual Rp. 14.000,- untuk kuantitas 20 batang (cukai golongan III sebesar Rp. 14.500,- untuk kuantitas 20 batang). Tentunya produk tersebut merupakan produk legal berkualitas dengan isi yang sangat banyak, dan tentu saja memiliki kepuasan hisapan yang tidak bisa dianggap remeh. Harga jual yang ditawarkan, pada akhirnya memiliki unsur harga yang melampaui harga rokok kretek secara umum, dengan harga yang sama hanya bisa mendapatkan isi lebih banyak.

Untuk harga sendiri, saya beri nilai 10 dari 10.

Kemudian kita coba kaji kemasan rokok ini secara saksama dan perlahan







Kemasan rokok ini menggunakan warna dasar dari merah marun, kuning, dan emas. Bagian depan dan belakang dari kemasan rokok ini menggunakan frame yang tampak khas dan cukup elegan berwarna merah marun pada bagian kiri dan kanan, dilengkapi dengan latar abstrak dari motif khas yang melambangkan unsur elegan dan dinamis yang ingin dibawa oleh rokok ini. Tampak pada logo "ak" merupakan gabungan dari unsur khas pola khas gapura Nusantara pada bagian atas, dilengkapi dengan unsur segi enam pada bagian kiri dan kanan tulisan dari "ak", terdapat unsur khas curve yang menyambung pada tulisan "ak", serta pada bagian bawah dari tulisan "ak" merupakan sebuah gabungan dari motif khas Nusantara yang terkesan sangat rapih dan elegan. Terdapat tulisan d'JATSAI AK pada bagian bawah logo, dan penanda 20 SIGARET KRETEK, yang menandakan bahwa model rasa khas yang ingin dibawa oleh rokok ini pada dasarnya memiliki nilai yang serupa dengan model kretek tangan pada umumnya, namun dengan unsur rasa yang elegan.

Bagian samping kanan kemasan, terdapat tulisan "ak" dengan warna tulisan yakni kuning, terdapat penanda golongan yakni SKT dalam latar lingkaran, dan larangan jual yang serupa dengan rokok pada umumnya. Bagian samping kiri kemasan terdapat penanda logo "ak" dengan warna kuning, barcode dengan warna putih dan hitam, kadar tar dan nikotin (34 mg Tar dan 1.6 mg Nikotin, rokok ini seharusnya menawarkan hisapan yang tampak ringan dan mudah untuk dinikmati), penanda kode produksi dalam latar kotak abu-abu, dan penanda produsen yakni PR. Abbas Bangkit yang berlokasi di Jepara untuk PT Djatsai Alami Nusantara yang berlokasi di Yogyakarta (produk ini masih menggunakan jasa maklon untuk produksinya). Bagian atas terdapat kotak dengan adanya garis dan tulisan d'JATSAI AK, dan bagian bawah terdapat kotak yang serupa dengan bagian depan dan belakang dari kemasan. Sama seperti produk yang sudah saya bahas pada post sebelumnya, rokok ini belum diketahui diproduksi pada saat kapan, yang jelas mungkin stok yang dikirimkan ke saya merupakan stok terkini.

Kemasan rokok ini tampak memiliki kesan yang sebenarnya cukup baik, dan tampak bahwa beberapa elemen yang bagi saya cukup mengganjal berada pada penggunaan font serif yang tampak terlalu kaku. Meskipun kemudian pada dasarnya kemasan rokok ini terkesan sedikit lebih baik ketimbang kemasan pada versi "72".

Untuk kemasan sendiri saya beri nilai 8.7 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya untuk mengkajinya secara saksama dan perlahan


Tampak kemasan rokok ini menggunakan model kemasan yang individual dan dari setiap bungkus  berisikan 10 batang kretek berkualitas. Adapun model yang diterapkan kali ini sama seperti d'Jatsai 72, dengan catatan bahwa untuk pertama kalinya (kembali)saya menemukan model 20 batang dalam dua chamber yang berbeda.

Mengingat kemasan rokok ini berisikan dua chamber individual yang berbeda, maka kita bisa melepaskannya dari pembungkus luar layaknya gambar di bawah berikut






Sama seperti produk yang saya bahas pada post sebelumnya, penutup bagian depan k menggunakan model lidah yang cukup modern untuk sebuah rokok kretek tangan, dengan tiadanya GHW atau peringatan kesehatan pada bagian kemasan individual. Adapun elemen desain tampak sama dengan bagian pembungkus luar yang sudah saya bahas pada paragraf bagian pembahasan kemasan.

Untuk mengeluarkan batang rokok dari kemasan, maka kita bisa menarik lidah bagian depan yang terhempit pada bagian dalam layaknya gambar di bawah berikut


Bila berhasil, maka akan tampak terdapat dua lidah bagian dalam dengan penanda "ak" yang berfungsi untuk memberikan efek penutup yang lebih kokoh, dilengkapi dengan adanya pelindung berupa foil aluminum 


Tampak di bagian bawah kemudian terdapat foil yang menggunakan bahan aluminum berkualitas, dengan efek foil yang tampak shiny dan kokoh


Sama seperti produk yang saya bahas pada post sebelumnya, foil bagian dalam juga bisa dikeluarkan layaknya gambar di bawah berikut. Hanya saja bahwa tiadanya unsur perforasi untuk menarik foil menjadi satu perhatian yang perlu untuk diterapkan pada kemasan yang akan datang


Adapun foil bagian dalam bisa dikeluarkan isinya secara penuh dan bisa dikeluarkan secara utuh untuk mengeluarkan batangnya secara lebih mudah. Susunan batang dari dua kemasan individual yakni 5 di bagian depan dan 5 di bagian belakang, dengan total kuantitas dari kemasan dalam individual yakni 10 batang.

Kemudian kita kaji batang rokoknya secara saksama dan perlahan




Sama seperti produk yang saya bahas sebelumnya (d'Jatsai 72), pada d'Jatsai AK kemudian memiliki panjang batang sebesar 84mm dengan diameter rerata pada bagian hisapan dan bakaran sebesar 7.8mm atau lebih, tergantung dari hasil pelinting dari tiap pelinting manual. Bagian burning area menggunakan model horizontal khas, dengan penanda batasan bakaran berwarna merah bertuliskan "ak",  dan pada bagian utama kemudian terdapat tulisan khas yakni d'JATSAI dan logo "ak" dengan warna merah. Tampak perlu kemudian untuk memijat perlahan pada bagian batang, dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses pembakaran.

Kemudian kita coba kaji kemasan rokoknya secara saksama dan perlahan

Tampak pada saat proses pembakaran belum berlangsung, sensasi rasa khas yang kemudian muncul dari rokok ini merupakan gabungan dari rasa khas madu terang hutan yang tampak kurang memiliki unsur sedimen, dengan rasa khas dari gula palma yang muncul sebagai penyeimbang aroma khas harum yang optimum. Penekanan rasa khas dari madu dan unsur sedikit rasa khas palma, kemudian diimbangi dengan penggunaan rempah khas berkualitas yang sebenarnya hampir setara dengan d'Jatsai 72, yakni penggunaan dominan unsur kayumanis dan kapulaga, dengan adanya unsur jintan yang muncul dengan intensitas yang rendah dan tampak memiliki penekanan rasa khas manis yang lebih dominan. Pada saat pembakaran berlangsung, note dominan dari unsur rasa khas rempah yang lebih ringan kemudian muncul dengan penekanan rasa khas dari akar manis dan kayumanis yang tampak pekat. 

Model sensasi rasa dari d'Jatsai AK merupakan model dari gaya kretek tangan terkemuka yang tampak memiliki unsur rasa manis khas lebih dominan, dengan penekanan aroma yang tampak memiliki unsur khas lebih tebal, akan tetapi memiliki model yang sebenarnya lebih seimbang dengan tembakau bawaan. Model rasa yang kemudian didominasi dari penggunaan akar manis dan juga kayumanis yang khas, kemudian diimbangi dengan unsur rasa karamel khas dari madu hutan alami serta rempah herbal tambahan yang lebih mumpuni. Sedikit mengingatkan saya pada gaya khas dari 234 yang menggunakan unsur akar manis yang dominan, didukung dengan unsur rasa Havana yang tampak muncul secara baik, serta booster khas Madura yang tampak terlihat sangat baik. Gaya rempah kemudian menjadi terkesan lebih baik, dengan penggunaan aroma khas rempah yang ringan dan tidak berlebihan. Rasa khas dari kayumanis yang intens, kapulaga, jintan, adas manis, pekak, kemukus, dan sedikit unsur klembak kemudian muncul dengan gaya khas aroma yang tampak lebih mainstream ketimbang varian 72. Model cengkeh tampak tebal dengan penekanan gaya khas aroma yang cukup halus dan mumpuni, dengan kesan cengkeh memiliki rasa woody khas.

Penekanan aroma khas dari Virginia yang muncul secara baik, diimbangi dengan penggunaan Madura dan juga Temanggung, sebuah gaya khas dari rokok terlaris di Indonesia yang diaplikasikan secara baik sesuai gaya herbal khas d'Jatsai. Tampak kemudian model tembakau pada rokok ini terkesan lebih kencang dan lebih baik, dengan catatan utama rasa halus ringan khas dari hisapan tembakau yang alamiah. Aroma khas woody yang diimbangi dengan unsur tresh leaf khas, dengan paduan aroma khas nutty yang sedikit lebih kencang dan lebih mantap, berikut unsur rasa gurih dan salty khas yang nampak baik dan tidak berlebihan. Dikeluarkan melalui hidung, model hisapan dari tembakau khas dan cengkeh yang baik, kemudian muncul dengan peneknan aroma khas gurih-pedas yang nampak optimum dan berkesan baik. Tarikan nampak memiliki kesan hisapan yang lebih tebal, lebih solid, namun pada akhirnya memiliki asap yang gampang untuk diuraikan. 

Adapun model hisapan dari rokok ini kemudian memunculkan dirinya dengan penekanan aroma khas yang lebih ringan, bahkan lebih baik ketimbang gaya khas yang muncul dari d'Jatsai 72. Meskipun kemudian nampak aroma khas tembakau yang lebih tebal, sensasi rasa rempah kemudian muncul dengan penekanan gaya khas yang halus dan tidak begitu intens. Penekanan sensasi pada harshness tampak tidak ada sama sekali, berikut dengan penekanan throat hit yang tampak sangat minim dan tidak terasa sama sekali, pada akhirnya. Meskipun kemudian pada saat bakaran mendekati batasan akhir, sensasi rasa rempah kemudian tampak menguat dan terkesan lebih optimum, bila dibandingkan pada saat hisapan awal hingga tengah berlangsung. Model tembakau yang nampak lebih gurih, bahkan cenderung lebih mendekati gaya khas 234, namun dengan penekanan rasa khas yang lebih manis khas dan memiliki kesan rasa madu yang bersih.

Durasi bakar dari rokok ini mencapai 14 hingga 16 menit, dengan catatan durasi yang saya dapatkan pada kesempatan kali ini sebesar 15 menit lebih. Catatan utama dari durasi bakar, kemudian tergantung dari kepadatan lintingan yang didapatkan sebelumnya, situasi dan kondisi kala Anda menghisap, faktor cuaca kala Anda menghisap, dan faktor lain yang sekiranya berkaitan dengan proses pembakaran dari rokok ini. Adapun aftertaste bawaan dari rokok ini memunculkan dirinya dengan rasa madu hutan terang yang nampak bersih, dengan penekanan elemen khas tembakau dan cengkeh yang nampak memiliki sensasi gurih dan salty khas, dan juga diimbangi dengan elemen smoky-woody khas dari gabungan tembakau dan rempah berkualitas. Catatan ini kemudian menjadi penting sebagaimana rokok ini merupakan rokok rempah herbal dengan harga yang sangat terjangkau, namun memiliki unsur sensasi alami yang sangat dominan. 

Kelemahan rokok ini mungkin hampir tidak ada sama sekali, selain dari elemen tembakau yang nampak lemah untuk sebuah model kretek tangan. Meskipun kemudian terkesan lebih kuat ketimbang model pada d'Jatsai 72, akan tetapi model rasa khas herbal yang ingin disampaikan memang masih lebih unggul pada produk tersebut. Selain itu, nampak bahwa kelemahan yang ada pada rokok ini hampir tidak ada sama sekali, yang artinya sangat unggul untuk sebuah model dari kretek tangan herbal berkualitas tinggi. Meskipun juga, sensasi rasa khas alami yang nampak muncul sebagai rokok herbal, tidak begitu dominan pada rokok ini. 

Sebuah catatan singkat yang kemudian memberikan gambaran khas terkait dengan bagaimana rokok ini dapat dimaknai secara penuh, bahwa rokok ini pada dasarnya menggunakan bahan alami berkualitas yang dipadukan secara baik, dengan unsur rasa tembakau yang tampak lebih optimum dan juga lebih intens. Catatan yang pada akhirnya membuat saya memutuskan, terkait dengan rasa rokok ini, keunggulan utama berada pada rasa tembakau yang lebih baik dan memiliki paduan sensasi rasa khas yang lebih unggul. 

Untuk rasa sendiri, saya beri nilai 9.5 dari 10.

KESIMPULAN

Model hisapan yang kemudian berbeda dengan gaya khas pada produk 72, d'Jatsai AK kemudian menawarkan sebuah dimensi rasa manis alami yang terkesan lebih baik, dengan unsur tembakau serta cengkeh yang tampak lebih elegan dan sepertinya mudah untuk diterima oleh masyarakat luas. Model gaya hisapan yang memiliki kesan gurih dan rasa gabungan dari tembakau alami yang dipadukan secara baik, bahkan dengan harga yang lebih murah, bisa mendapatkan model kretek tangan legal dengan kuantitas banyak, berikut juga dengan unsur rasa khas herbal rempah yang muncul dengan penekanan sangat baik dan rapat. Adapun kelemahan pada rokok ini muncul dari penekanan rasa tembakau yang lemah, meskipun kemudian memiliki model hisapan yang terkesan lebih baik ketimbang 72, akan tetapi model bawaan pada rokok ini terkesan lebih solid dan lebih mantap. 

Distribusi rokok ini sama seperti produk d'Jatsai pada umumnya, yakni belum terdistribusi pada wilayah nasional secara penuh. Meski pada umumnya bisa ditemukan di warung ataupun toko kelontong yang ada di beberapa wilayah di Jawa Tengah, Jawa Timur, beberapa wilayah di Sumatera Utara dan Bangka Belitung, beberapa wilayah NTT, Kalimantan, dan Sulawesi; namun memang tidak merata. Rokok ini bisa dijumpai di wilayah yang sudah saya sebutkan, dengan catatan bahwa mereka mengakui bahwa distribusi rokok tersebut masih belum merata, hanya bisa ditemukan di warung tertentu saja. Untuk mempermudah dalam proses pembelian, d'JATSAI menyediakan kanal penjualan di Tokopedia dan TikTok Shop dengan nama seller yakni Djatsai 72, dan mudah untuk diakses menggunakan aplikasi Android sekalipun. 

Nilai keseluruhan rokok ini yakni 9.4 dari 10, artinya bahwa rokok ini memiliki keunggulan dominan pada harga dan rasanya yang  lebih baik ketimbang model rasa pada d'Jatsai 72. Untuk kemasan mungkin bisa mendapat perlakuan yang setidaknya meningkatkan nilai elegan khasnya, terutama dari segi desain yang sepertinya perlu mendapat proses yang lebih mendalam lagi. Meskipun begitu, rasa bawaan dari rokok ini pada akhirnya bisa menjadi nilai jual yang sangat baik, nyatanya perlu mendapat perlakuan tembakau yang lebih baik lagi. 

Apa saya merekomendasikannya? Iya, dengan catatan Anda memang mencari rokok kretek tangan slim yang dilengkapi dengan rempah bermutu dengan aroma mantap dan solid, serta mudah dan ringan untuk dinikmati. Bila tidak? Tiada salahnya untuk mencoba.

Review rokok ini bukanlah menjadi opsi utama kala Anda ingin membeli rokok. Ingat! bahwa Anda yang berhak memutuskan apa Anda memang ingin mengambil sebuah rokok ataupun tidak. Pilihan ada di tangan Anda, dan bukan dari saya yang menuliskan review rokok ini.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, beri komentar di bagian bawah, atau hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas. Jadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Posting Komentar

0 Komentar