Selamat siang,
Melihat iklim atas industri tembakau yang semakin lama semakin turun di beberapa segmen, membuat saya pada akhirnya berusaha menjawab sendiri, akan lakunya beberapa produk yang pada awalnya saya memiliki impresi tidak begitu spesial. Mengingat perlunya saya dalam menjawab pertanyaan terkait lakunya produk ini, maka pada akhirnya saya memutuskan untuk bisa membuat jawaban yang sekiranya sudah lama tak bisa terjawab secara massif. Harap maklum.
Untuk kali ini, review yang saya akan lakukan hanya berusaha mengulik, mengapa salah satu produk dari PT Wismilak Inti Makmur, Tbk. ini berhasil menjadi primadona di kalangan perokok segmen millenial ataupun gen-z itu sendiri. Produk ini sebenarnya bukanlah produk baru pada akhirnya, dan dinamakan sebagai Diplomat Evo pada akhirnya. Evo sendiri kemudian didasarkan dari proses "evolusi" panjang yang menjadi bahan pergumulan Wismilak sejak dulu.
Wismilak meraih kejayaan terakhir pada era 1990-an, dan kemudian pada era 2000-an hingga 2010-an, menghilang dengan alasan terjadinya kesalahan pada internal (distribusi yang tak rata, konflik internal keluarga dan karyawan, bahkan terjadinya kegagalan atas akuisisi oleh JTI yang tercatatkan berdasarkan kabar, karena konflik internal yang tak selesai-selesai). Hasil kontemplasi yang tiada habisnya, kemudian mencatatkan sebuah peristiwa penting yang tidak bisa dianggap remeh, pada akhirnya.
Di tahun 2018, terdengar kabar bahwa Bapak Muhammad Warsianto kemudian pindah dari PT Nojorono Tobacco International, ke PT Gelora Djaja, dengan alasan yang bisa diyakini akan pertaruhan Wismilak, untuk bisa mencapai posisi 5 besar dalam penjualan kategori sigaret kretek itu sendiri (tentu dengan nego yang tak mudah pada akhirnya). Evolusi yang konon memakan satu tahun ini, pada akhirnya terlahir kemudian sebagai Diplomat Evo, atau cukup kemudian disebut sebagai Wismilak Evo pada akhirnya. Dan kemudian terhitung 2019 menuju tahun 2020, pada akhirnya Diplomat Evo berhasil diluncurkan, meskipun kemudian saya baru bisa mendapatkan barangnya pada tahun 2020 layaknya twit dibawah ini
Barang ini kebetulan baru masuk Alfamart kisaran Jakarta.
— Review Rokok (@ReviewRokok) April 14, 2020
Kapan reviewnya ya saya nggak tau toh. Doakan semoga ada waktu luang. pic.twitter.com/UKgnpXsSHe
Terhitung tahun 2020, produk ini kemudian mulai bisa ditemukan dengan harga awal jual yang mencapai 15.000 per 16 batang. Tak mudah kemudian saya melihat rokok ini pada awalnya, dengan hasil impresi rasa yang pada saat itu (dengan ingatan saya), rasanya tak begitu memiliki ciri khas tersendiri, atau lebih tepatnya racikan tersebut belum berhasil tercampur rata kala saya menghisap awal rokok itu. Dan pada tahun 2021, produk ini kemudian mulai gampang ditemukan, berkat salah satunya perbaikan pada distribusi yang dilakukan secara internal oleh Wismilak itu sendiri.
2022 ini, tercatat bahwa, merek yang bahkan cukup disebut dengan "evo" saja tanpa ada tambahan objek core brand yakni "Diplomat", bahkan terhitung menjadi salah satu rokok yang sekiranya bisa ditemukan di hampir seluruh warung yang ada di Jabodetabek. Dengan catatan, bahwa faktor utama selain keberuntungan dalam proses evolusinya, ada juga pengaruh "switching brand" yang besar dari kategori LTLN buatan HM Sampoerna. Tercatat dikarenakan 234 Magnum Mild mengalami kenaikan harga diatas rata-rata, dan anggapan bahwa Diplomat Evo kemudian menawarkan sensasi yang "konon" sama dengan Magnum Mild, maka saya kira faktor tersebut menjadi hal yang perlu dicatat sebagai "kegemilangan awal dari Wismilak."
Namun apakah kemudian produk ini hanya bisa menjadi pengganti yang pas untuk Magnum Mild? Ataukah apa karena kaum "asal bakar disingkat asbak" kemudian menjadi faktor yang sekiranya ikut berkontribusi? Mari kita coba jawab satu persatu dengan adanya review rokok Diplomat Evo ini.
Diplomat Evo kemudian memiliki harga Rp. 18.000,- (ataupun 17.500 hingga 19.000 tergantung toko, cukai golongan IIA memiliki tarif pita sebesar Rp. 20.425) untuk total kuantitas sebesar 16 batang. Harga ini kemudian bisa dianggap cukup terjangkau, meskipun pada akhirnya saya harus menyadari bahwa dengan harga serupa, bisa mendapat opsi yang memiliki durasi bakar lebih lama (anggap saja misalkan 234 Magnum Classic ataupun Gudang Garam Signature 12).
Melihat harga rokok ini yang kemudian diposisikan setara juga dengan produk LTLN layer kedua dari Djarum, hal ini juga berdampak banyak dengan kinerja penurunan pada segmen LTLN dari Djarum itu sendiri. Dengan harga yang sebenarnya standar, namun diangggap memiliki nilai lebih, yang sama-sama menggunakan dasar "mild biru" pada akhirnya.
Untuk harga kemudian saya beri nilai 8.3 dari 10.
Kemudian kita coba review kemasan rokok ini secara seksama. Kali ini terdapat penanda cellophane yang menggambarkan campaign terbaru dari Diplomat Evo, bertajuk #EXPLORASA
1 Komentar
Min, ada gak ulasan rekomendasi rokok ltln menurut pengalaman admin?
BalasHapus