Selamat malam,
Beberapa hari ini, saya sedang berusaha untuk mengejar ketinggalan terkait dengan ulasan produk rokok di Indonesia. Hal ini dikarenakan saya sempat rehat beberapa bulan, dikarenakan ada berbagai masalah yang menghinggapi saya. Harap maklum, dikarenakan bila pada saat itu tidak saya tangani, maka masalahnya akan separah hingga saat ini.
Review yang saya akan buat kali ini ialah produk rebranding dari Bentoel Sejati, namun dengan harga yang lebih murah dan kemasan berbeda. Yakni Bentoel SJT. Produk ini berjenis Sigaret Kretek Tangan, dan produk ini dijual lebih murah dibandingkan Bentoel Sejati sebelumnya. Ada beberapa kemungkinan mengapa produk ini diluncurkan yang saya akan bahas pada bagian dibawah ini:
- Bentoel SJT, merupakan rebranding dari produk terdahulunya yakni Bentoel Sejati. Alasan utama mengapa produk ini pada akhirnya diubah, yakni terkait dengan antisipasi kenaikan cukai di tahun 2020 mendatang. Hal ini juga sempat terjadi pada salah satu produk HM Sampoerna, yakni Magnum Blue lalu berubah nama menjadi Magnum Mild, dikarenakan adanya penurunan segmen dari produk ini, yakni SES C-D. Untuk kasus Bentoel SJT ini, perlakuan rebranding terpaksa dilakukan karena ada kemungkinan bila tetap menggunakan nama Sejati, maka dampak dari kenaikan cukai yakni 23% + kenaikan retail price sebesar 35%, membuat rokok ini pada akhirnya menjadi kurang begitu terjangkau bagi konsumen menengah kebawah, yang merupakan target utama dari rokok ini.
- Selain itu, kembalinya digunakan nama besar Bentoel sendiri juga menjadi alasan mengapa produk ini terpaksa berubah. Nama besar dari Bentoel yang hampir ditelan bumi, kini digunakan kembali sebagai bentuk bahwa produk ini merupakan produk buatan Bentoel. Ada anggapan, penyebutan nama dari Bentoel ini akan masuk kepada segmen kalangan menengah kebawah dengan usia 30 tahun keatas, yang menginginkan rokok berkualitas dengan harga pantas.
- Dapat dikatakan, adanya antisipasi dari kenaikan cukai di tahun 2020, dan juga untuk recall atas nama besar Bentoel, dilakukan sebagai bentuk komitmen Bentoel Group pada segmen kelas menengah kebawah, yang saat ini mendominasi perokok di Indonesia.
Baiklah, itu sedikit kemungkinan yang saya sudah sebutkan sebelumnya. Kemudian mari kita coba review rokok ini terlebih dahulu, dimulai dari harga jual rokok ini. Untuk harga rokok ini, saya beli dengan harga Rp. 8.000 (cukai 10.250, kemungkinan harga rokok ini sengaja disubsidi) dengan kuantitas isi sebesar 12 batang. Terhitung terjangkau untuk sebuah rokok kretek. Untuk harga rokok ini saya beri nilai 10 dari 10.
Kemudian kita coba review kemasannya dengan seksama
Kemasan rokok ini menggunakan warna dasar biru tua, kuning, dan putih. Bagian depan dan belakang dari rokok ini menggunakan latar warna berwarna biru tua. Pada bagian tengah, terdapat garis berwarna kuning, dengan jumlah garis sebesar dua buah. Di bagian tengah atas kemasan, terdapat logo Bentoel, yakni emblem mahkota dengan ubi bentul di tengah, disertai kuda di kiri dan singa di kanan. Terdapat logo daun, yakni daun tembakau berwarna kuning. Terdapat tulisan Bentoel dengan font serif dan model tulisan berupa italic, dan dibawahnya terdapat tulisan SJT, yang bila diartikan sebagai Sejati. Terdapat corner rectangle, bertuliskan 12 SIGARET KRETEK. Perbedaan antara kemasan depan dan belakang, hanya pada tulisan SKT di belakang.
Bagian samping merupakan letak dari pelekatan pita cukai, dan bagian kiri terdapat larangan jual, barcode, dan kadar dari rokok ini. Di bagian atas, terdapat tulisan Bentoel SJT di tengah, dan dua garis yang menyertainya. Di bagian bawah terdapat nama pabrik dan kode produksi. Cukup simpel, namun terkesan kurang menarik dan terlalu konservatif. Untuk kemasan sendiri saya beri nilai 7.5 dari 10.
Kemudian kita coba buka plastiknya dengan seksama
Letak bagian atas terdapat semacam lid untuk membuka kemasan ini. Bila dibuka, maka akan terlihat sebagai berikut
Di bagian samping kanan, terdapat Info Layanan Konsumen, yang umum terdapat pada rokok buatan BAT ataupun Bentoel Group di Indonesia. Untuk membuka plastiknya, silahkan Anda pilih bagian mana yang ingin dibuka. Bisa bagian kiri, atau bagian kanan plastik.
Kemudian kita coba tarik plastiknya dengan seksama
Tampak plastik bisa dibuka secara utuh dan tanpa ada halangan. Susunan batang dari rokok ini ialah 6 di depan, dan 6 di belakang, dengan susunan batang sebesar 12 batang.
Kemudian kita coba tarik batang rokok-nya dengan seksama
Batang rokok ini memiliki panjang sebesar 85mm, dengan diameter cukup gemuk dan terkesan lebar, bila dibandingkan dengan SKT umumnya. Pada bagian batasan bakaran, terdapat tulisan Bentoel SJT berwarna biru, disertai garis dan terdapat daun tembakau di bagian atas.
Kemudian kita coba rasakan rokok-nya dengan seksama
Ketika sebelum dibakar, rokok ini seakan memiliki tingkatan manis tipis, dengan adanya sensasi sedikit fruity yang cukup terasa. Namun ketika dibakar, rokok ini seakan mengeluarkan sensasi fruity yang terkesan kuat, dengan sensasi spicy yang terlalu dominan. Sensasi fruity dari rokok ini meskipun terkesan tipis, akan tetapi cukup terasa ketika saya menghisap dari rokok ini. Adapun kemungkinan rasa fruity ini merupakan gabungan dari nanas, nangka, dan sedikit unsur leci. Sensasi spicy terkesan sangat kuat, bahkan terlalu kuat bila saya rasakan dari rokok ini. Terkesan memiliki sensasi pepperish kuat, dalam artian rokok ini seakan memiliki sensasi mirip ketika Anda menghisap lada. Adapun sensasi spicy disertai unsur pepperish ini, kemungkinan merupakan campuran dari lada, pekak, kapulaga, adas manis, kayumanis, dan berbagai lainnya. Cengkeh yang digunakan pada rokok ini ialah Cengkeh Manado, dengan intensitas rasa yang begitu kuat dan intens. Meskipun saya menduga bahwa kualitas cengkeh yang digunakan berada pada tingkatan rendah. Memiliki sensasi warming yang kuat, bahkan sangat hangat di tenggorokan.
Tembakau yang digunakan kemungkinan berasal dari jenis Oriental Krosok, dengan rajangan yang cenderung lebar. Bila dibandingkan dengan SKT lain, maka rajangan rokok ini terkesan kurang begitu padat. Hal ini dikarenakan diameter dari rokok ini lebih lebar dibandingkan dengan kompetitor. Adapun jenis tembakau yang digunakan salah satunya berasal dari Temanggung dan Kesturi. Sensasi tembakau yang ditawarkan cenderung gurih, namun terlalu kuat. Cenderung earthy kuat dan cukup balance, dalam artian saya bisa merasakan keseimbangan unsur hara dalam penanaman tembakau ini, dan blend yang digunakan terhitung seimbang. Rokok ini seakan memiliki sensasi nutty kuat, khas rokok SKT Indonesia. Bila dikeluarkan lewat hidung, rokok ini seakan memiliki sensasi aroma nutty halus, disertai aroma tembakau yang cukup tajam. Tarikan dari rokok ini sangat mantap, namun cenderung kasar. Dalam artian, sensasi hisapan pada rokok ini memiliki feel yang tajam dan kasar. Harshness pada rokok ini cenderung terasa, dengan sensasi harsh yang terkesan tinggi di tenggorokan dan rongga mulut. Throat hit pada rokok ini sangat kuat dan cenderung membuat tenggorokan terasa tak nyaman.
Durasi rokok ini sekitar 13-14 menit, tergantung bagaimana cara Anda menghisap rokok ini. Aftertaste yang ditawarkan oleh rokok ini cenderung sensasi kasar yang membuat tenggorokan tidak nyaman, sensasi nutty kuat, dan sensasi fruity tipis di lidah dan tenggorokan. Namun kelemahan rokok ini terletak pada sensasi hisapan yang sangat kasar, sensasi bakaran yang terhitung terkesan cepat, dan rasa yang bagi kebanyakan orang (terutama generasi muda) terlalu kuat. Sensasi tenggorokan tak nyaman saya rasakan ketika sehabis merokok ini. Bagi Anda yang dasarnya menyukai Minak Djinggo, rokok ini terkesan lebih enak. Namun bila Anda tidak menyukai rokok tersebut, maka jangan harap mendapatkan rasa yang sesuai. Untuk rasa sendiri saya beri nilai 7.75 dari 10.
KESIMPULAN
Dengan rasa rokok ini yang terkesan sangat kuat dan intens, sensasi hisapan yang begitu terkesan harsh, dan harga yang terjangkau, maka rokok ini cocok bagi Anda yang membutuhkan intensitas hangat tinggi dengan harga murah. Kondisi yang cocok untuk merokok ini ialah disaat cuaca dingin dan sedang melakukan pendakian pegunungan. Namun untuk iklim perkotaan, rokok ini terkesan tidak sesuai dengan karakter dari rokok ini. Kelemahan rokok ini diantaranya sensasi kasar, bakaran terkesan cepat, dan rasa tak nyaman di tenggorokan. Untuk distribusi sendiri, rokok ini hanya dijual di warung atau toko grosir di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Agak susah untuk mencari rokok ini, dikarenakan biasanya pihak sales dari ASMO Bentoel Group hanya menitipkan dua bungkus untuk permulaan. Overall, saya memberi nilai rokok ini 8.41 dari 10. Artinya, rokok ini menang pada harganya yang sangat terjangkau, namun dua penilaian lain cenderung kurang memuaskan.
Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention saya di @ReviewRokok, like Page Facebook blog ini di fb.me/ReviewRokok, hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas serta add ID Line saya yakni reviewrokok. Sekian dan terima kasih.