Camel Kretek SKT 12 (Camel Coklat), SKT Premium Pertama Dari JTI Dengan Merek Kelas Dunia Dan Rasa Manis Berani Khas

Selamat sore,

Mengerti bahwa kemudian penolakan atas keberanian, merupakan sesuatu aforisme yang pada kesempatan kali ini menjadi penting dalam memaknai bagaimana seharusnya saya untuk bersikap. Terlebih, bahwa kemudian saya harus mengambil simpulan yang nyata dalam mencari jati diri (yang palsu) menjadi sebuah kata yang pada akhirnya tidak terstruktur dan tidak memiliki arti yang jelas. Menipu diri, tentu bukanlah sebuah pengantar atas tulisan diri yang tercantum dalam tubuh dan roh seseorang, dan pada akhirnya bahwa menegaskan diri atas apa yang ada merupakan pengantar penting dalam memaknai kehidupan saya secara utuh. Harap maklum sekali lagi bahwa kemudian saya mungkin akan mengambil sikap yang tegas dalam hidup saya.

Ulasan kali ini pada dasarnya akan membahas sebuah produk yang pada dasarnya baru masuk di pasaran terhitung minggu kedua Februari 2025 ini, dan sejatinya bahwa rokok ini baru bisa ditemukan di pasaran pada tanggal 17 Februari 2025 ini. Produk yang menggabungkan unsur tembakau dan cengkeh yang halus nan berani, dengan pendekatan gaya khas merek kelas dunia yang memiliki value added yakni produk terkemuka yang memiliki jati diri sebagai seorang petualang rasa. Itulah pengantar terkait dengan Camel SKT atau Camel Kretek 12 ini, yang merupakan produk SKT pertama (di Indonesia) dari Japan Tobacco International. Meskipun kemudian bahwa JTI sudah memiliki Apache SKT pada masa sebelumnya, produk tersebut sepertinya belum bisa diterima secara penuh di pasaran dengan alasan rasa yang terlalu kuat untuk sebuah Kretek Tangan. 

Adapun kemudian bahwa konon kabar (burung) dari sebuah informan mengatakan, bahwa JTI kemudian berambisi untuk menjadikan lini Camel Kretek sebagai salah satu produk yang terhitung memiliki penjualan terbesar di Indonesia, sehingga mereka berani untuk mengembangkan produk ini selama dua (2) tahun tersebut. Mengingat bahwa secara historis, rokok ini kemudian memang memiliki citra khas sebagai sebuah rokok untuk petualang sejati, dan nama Camel kemudian dikenal sebagai salah satu figur yang bermain pada kategori tersebut. Sebagai rival terberat dari Marlboro secara umum, tentu kemudian Camel tidak ingin ketinggalan dalam bermain di kategori yang secara penuh, umumnya dikonsumsi bagi perokok konservatif tersebut. Bila berbicara terkait dengan perokok konservatif, maka pada dasarnya bahwa peluncuran dari produk ini, didasarkan pada argumen terkait belum adanya produk yang menyasar pada kategori tersebut secara utuh. 

Camel memang sejauh ini memimpin pada kategori SKM LTLN dengan Kapsul dan di beberapa kesempatan, Camel juga menguasai pada kategori SPM Golongan II. Akan tetapi, bahwa bilamana ambisi tersebut tidak diimbangi dengan model produk yang secara cukai rendah, perlahan tapi pasti imej Camel sebagai merek global akan menurun secara penuh. Sebab musabab yang pada dasarnya bisa dianggap sebagai sumber mata air yang baru, itulah gambaran dari bagaimana produk ini dikembangkan, dengan tujuan untuk menjaga citra Camel tetap terbangun secara baik, terlebih pada kategori SKT low flavor yang memang sejauh ini sangat 'seksi' untuk menjadi lahan uang. Bilamana berbicara pada kategori SKT low flavor, maka top of mind dari model merek yang menjual merek tersebut ada dua, yakni Dji Sam Soe 234 dan Sampoerna Kretek, akan tetapi bahwa meskipun mereka memiliki nilai keunggulan pada tembakau, namun kelemahan yang muncul dari dua rokok tersebut adalah citarasa khas yang tidak berani. Halus iya, berani pada akhirnya, tidak. 

Sebuah percobaan yang pada akhirnya perlu untuk dipahami sebagai sesuatu yang serius, pada akhirnya menjadi penting dalam memaknai peluncuran dari rokok terbaru JTI tersebut. Adapun konon, trial atau uji coba pasar akan dilangsungkan di empat (4) kota saja; yakni Jakarta dan sekitarnya; Bandung (atau Jawa Barat) dan sekitarnya; Surabaya dan sekitarnya; dan Yogyakarta dan sekitarnya. Tampaknya juga bahwa rokok ini tidak akan masuk selain di empat wilayah tersebut, mengingat bahwa bilamana hal tersebut dilaksanakan, maka istilah "jebol cukai" akan berlangsung dan mereka terpaksa harus naik golongan secara penuh.

Baiklah, itu sekilas pengantar dari bagaimana produk tersebut harus dimaknai secara penuh. Langsung saja kita mulai ulasan produk ini dimulai dari harganya terlebih dahulu. Harga jual rokok ini memiliki nilai sebesar Rp. 16.000,- untuk kuantitas sebesar 12 batang (cukai golongan III sebesar Rp. 10.325,- untuk kuantitas sebesar 12 batang). Isu yang beredar bahwa rokok ini pada dasarnya diproduksi di fasilitas SKT dari PT Karya Dibya Mahardika yang berlokasi di Kediri, sehingga paling tidak mengandalkan satu fasilitas saja sudah cukup untuk mencapai golongan III.

Harga jual yang sebenarnya cukup baik untuk sebuah pendatang baru, dan apalagi bahwa rokok ini terhitung sebagai rokok SKT. Hanya saja bahwa kemungkinan besar harga jual yang mahal tersebut, besar kemudian terdapat kontribusi yang nyata dari penggunaan bahan baku berkualitas tinggi. Mungkin itu komentar pertama saya terkait rokok ini.

Untuk harga sendiri, saya beri nilai 9.5 dari 10.

Kemudian kita coba kaji kemasannya secara saksama dan perlahan







Kemasan rokok ini menggunakan warna dasar coklat marun yang dipadykan dengan warna coklat tua, merah dan emas. Bagian depan kemasan merupakan gabungan dari unsur mosaik yang menggambarkan fitur cengkeh dan tembakau berkualitas klasik, dengan gabungan dari pola dedaunan yang membentuk sebuah frame khusus, dengan adanya lingkaran pada bagian dalam. Pada bagian lingkaran dalam, terdapat tulisan CITA RASA ASLI dengan font khas Camel, logo tiga cengkeh khas dari Camel berwarna merah, tulisan CAMEL dengan adanya font tegak terbaru khasnya, dilengkapi dengan efek unta khas yang dilengkapi efek emboss, tulisan 12 pada bagian tengah dengan font klasik, dan tulisan SIGARET KRETEK yang menandakan rokok ini adalah rokok Kretek tangan. Bagian belakang kemasan memiliki model yang serupa dengan model pada kemasan depan, hanya saja model lingkaran dalam memiliki ukuran yang lebih kecil. 

Bagian samping kanan kemasan kemudian terdapat penanda golongan cukai yang tampak tegas, yakni SKT. Terdapat juga penanda pembuka kemasan dengan adanya lubang dan tulisan OPEN HERE, dan adanya kadar tar serta nikotin (2.3 mg Nikotin dan 39 mg Tar, rokok ini tampak memiliki penekanan yang serupa dengan gaya khas SKT buatan Sampoerna secara umum). Bagian samping kiri kemasan terdapat larangan jual yang belum diperbaharui, penanda buang sampah pada tempatnya, dan barcode untuk mempermudah dalam pembelian. Bagian atas kemasan terdapat penanda logo CAMEL, gambar unta, dan tulisan KRETEK, dan bagian bawah terdapat logo Camel Kretek, penanda produsen yakni logo JT, penanda otoritas yakni A PRODUCT OF JT INTERNATIONAL, penanda produsen yakni PT Karyadibya Mahardika yang berlokasi di Pasuruan, Indonesia. Adapun kode produksi kali ini saya dapatkan pada tanggal 30 Januari 2025, dengan kode batch yakni 1. 

Tampaknya bahwa kemasan rokok ini menggunakan model kemasan yang sangat menjual dan pada akhirnya memiliki daya tarik klasik tersendiri. 

Untuk kemasan, saya beri nilai 9.5 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya secara saksama


Model kemasan kemudian menggunakan folding pack yang secara umum ditemukan pada model SKT Premium. Adapun penanda bukaan kemudian tercantum pada bagian tulisan OPEN HERE dalam latar coklat.

Untuk membuka kemasan, maka kita bisa menarik ke belakang dari bagian tulisan yang ditandai dengan adanya OPEN HERE


Kemasan rokok ini kemudian memiliki sistem folding yang dilengkapi auto lock, yang pada akhirnya menjaga kualitas bagian dalam tetap terjaga dari awal buka sampai akhir

Kemudian kita tarik ke belakang dari penanda yang sudah ditandai dengan tulisan OPEN HERE



Tampak bahwa bagian dalam kemudian memiliki deskripsi penanda kualitas yang dilengkapi logo Camel, tulisan CITA RASA ASLI, deskripsi yang menandakan paduan tembakau dan cengkeh yang diinterpretasikan secara kebaruan, menggabungkan tradisi dan modernitas, dan memberikan citarasa khas premium dan aroma kretek khas, untuk mencapai pengalaman autentik Camel sejak 1913.

Bagian frame kemudian menggunakan warna coklat, dengan adanya kotak di bagian kiri dalam kemasan yang bisa terlipat pada saat kemasan tertutup dan menjadi kotak pada saat kemasan terbuka. Bagian liner tampak menggunakan liner kertas, sebagai penjaga kualitas rasa dan aroma yang umum ditemukan pada beberapa produk Camel SPM secara penuh.

Kemudian kita coba robek linernya secara saksama


Tampak bahwa bagian dalam memiliki susunan 6 batang di depan dan 6 batang di belakang, dengan kuantitas sebesar 12 batang. Adapun model batang tampak memiliki model  batasan bakaran khas SKT secara umum.

Kemudian kita coba kaji batang rokok ini secara saksama dan perlahan





Batang rokok ini memiliki panjang sebesar 81mm dengan diameter bakaran dan hisapan khas demi slim yakni pada bakaran sebesar 8mm atau kurang dan pada hisapan sebesar 7.8mm atau kurang. Model burning area kemudian menggunakan papir dengan burning area horizontal, dengan penanda batasan bakaran yakni logo CAMEL berwarna coklat dengan persegi panjang berwarna kuning dan bagian batasan yakni coklat. Tampak bahwa batang tidak se-konus dari apa yang dibayangkan, hampir mendekati model batang lurus. Tak tampak perlu ada proses pemijatan, mengingat bahwa model flow hisapan tampak mudah untuk dinikmati secara utuh.

Kemudian kita coba rasakan rokok ini secara saksama dan perlahan

Pada saat proses pembakaran belum berlangsung, sensasi rasa bawaan dari rokok ini memadukan citarasa khas dari paduan unsur penyusun rasa manis khas, diantaranya karamel, madu, longan, pisang, leci, dan sekelumit penyusun citarasa khas fermented dari bourbon serta mead. Beberapa penyusun citarasa khas tersebut kemudian dipadukan dengan unsur licorice khas yang umum ditemukan pada rokok SKT dan menggunakan beberapa booster rasa khas kretek jenis natural yakni Havana, Madura Extract, vanilla, dan cocoa. Tampaknya bahwa model SKT yang kemudian digunakan pada rokok ini, merupakan tipe yang memadukan antara model racikan SKT low impact dengan saus manis yang memiliki model medium impact, untuk menghasilkan citarasa khas manis legit yang tampak dominan dan intens. Hampir mirip dengan gaya yang ditemukan pada Camel Mild Intense Blue, hanya saja bahwa penekanan aroma dan rasa manis menjadi sangat dominan untuk sebuah kretek tangan terbaru dari Camel ini. Tampaknya bahwa penggunaan unsur humektan yang sangat banyak, menjadi satu hal yang sangat penting dalam memahami mengapa rokok ini bahkan tanpa dipijat pun sudah nikmat dan mudah untuk dihisap. Penggunaan inverted sugar semisal sorbitol pada racikan, juga ditemukan sebagai booster rasa manis bawaan yang sudah terdapat pada bagian papir, paling tidak bahwa intensitas rasa manis sebelum dibakar juga sudah terkesan sangat baik. 

Pada saat proses pembakaran berlangsung, sensasi rasa khas yang kemudian muncul merupakan gabungan dari beberapa unsur penyusun rasa manis yakni karamel kuat dan rasa madu dominan, yang berpadu baik dengan unsur penyusun fruity low flavor yakni pisang, longan, dan leci, serta adanya penguat pada unsur salak dan sedikit unsur plum. Tampaknya bahwa model citarasa khas manis kuat yang bersifat halus dan memanjakan lidah tersebut, kemudian menyiratkan bahwa penggunaan karamel dan madu menjadi sesuatu yang tidak terpendam, bahkan secara gamblang dua model rasa manis tersebut sangat tercampur baik dengan tembakau serta cengkeh bawaan. Penggunaan rempah kemudian menjadi sesuatu yang sangat dominan, akan tetapi tersampaikan dengan gaya khas yang lembut dan khas. Paduan rasa dari kayumanis, bunga lawang, adas manis, dan kapulaga tampak muncul secara signifikan, dan berhasil terhantarkan dengan gaya rasa yang halus namun tetap nikmat. Penggunaan rempah juga kemudian didukung dengan vanilla dominan yang berpadu baik dengan unsur ibverted sugar (semisal sorbitol), yang secara penuh didukung dengan penggunaan licorice, Havana, dan rasa khas fermented dari bourbon dan mead. Tampak bahwa model kretek terbaru ini, tidak menimbulkan kesan panas di tenggorokan dan mulut, bahkan cenderung meninggalkan kesan manis dominan yang legit.

Model tembakau yang dominan dari Virginia halus dengan rasa spicy alamiah, sedikit unsur Burley untuk menciptakan kesan smoky khas, dan dipadukan dengan unsur tembakau Oriental khas Turkish yang memiliki rasa nutty halus lembut tersebut, kemudian diperkuat dengan penggunaan sedikit unsur Madura untuk menciptakan kesan nutty yang halus namun memiliki efek fermented yang harum dan legit. Model tembakau juga tampak didukung dengan gaya khas dari Kesturi dan Boyolali sebagai tembakau pendukung untuk menciptakan kesan rasa low flavor yang berani. Tampak juga bahwa penggunaan cengkeh menjadi sesuatu yang dominan dari rokok ini, dengan model paduan Cengkeh Zanzibar dan Manado untuk menciptakan kesan aroma woody dan spicy yang kuat dan juga solid, sekaligus untuk memperhalus racikan bawaan dari rokok ini. Tampak bahwa penekanan rasa spicy muncul dengan gaya khas yang halus, dengan penekanan aroma woody dan nutty yang muncul secara lembut nan berani. Model citarasa khas dari sebuah kretek premium, yang kemudian pada akhirnya tampak ringan dan tidak memiliki hambatan secara signifikan pada saat proses pembakaran berlangsung. Dikeluarkan melalui hidung, efek aroma yang muncul merupakan paduan dari unsur manis yang kemudian dominan, dengan aroma sedikit khas dari kakao dan vanilla, dengan aroma tambahan dari unsur woody nan spicy beserta nutty khas dari tembakau bawaan yang halus.

Tarikan nampak dengan impact sedang, memiliki efek nikotin yang tampak halus, dengan sensasi hisapan yang sangat lembut dan memiliki efek asap solid, namun pada akhirnya mudah untuk terurai secara penuh. Gaya tarikan yang pada akhirnya tidak terlalu berat untuk sebuah kretek tangan terikini, dengan model hisapan yang bahkan tampak ringan dan juga memiliki efek khas yang sangat lembut dan memiliki intensitas rasa yang tidak biasa untuk sebuah rokok kretek tangan. Halus dan sangat lembut, itulah kesan saya terkait dengan model khas dari Camel SKT yang tampak muncul dengan gaya yang bisa dikonsumsi bahkan bagi perokok Mild. Efek rasa ringan tersebut kemudian tidak memiliki harshness yang sangat dominan, bahkan throat hit bawaan yang kemudian muncul, tidak membuat tenggorokan terasa gatal ataupun serik. Model rasa yang kemudian tampak memiliki pendekatan rasa tembakau dan cengkeh yang halus mendalam, intens namun tetap ringan pada akhirnya. Tak tampak bahwa efek tembakau menimbulkan kesan pahit yang dominan, nampak memiliki efek rasa yang konstan dan memiliki efek yang konsisten dari segi rasa manis.

Durasi bakar bawaan dari rokok ini mencapai 16 hingga 18 menit, dengan total bakaran rerata pada angka 17 menit, yang artinya bahwa model bakaran pada rokok ini memiliki durasi yang hampir setara dengan model SKT low impact kebanyakan. Aftertaste meninggalkan kesan rasa manis khas dari madu dan karamel yang dominan, dengan paduan unsur rasa khas dari longan dan pisang yang nampak muncul dengan penekanan rasa yang kental, dan dipadukan dengan rasa khas dari bourbon yang memperkuat unsur rasa manis khas yang ringan, serta dipadukan juga dengan unsur umami nan salty dari penggunaan racikan tembakau dan cengkeh khas dari rokok ini. Sensasi lain kemudian juga muncul dengan penekanan gaya hisapan yang tampak menimbulkan kesan nutty dan woody halus, dan pada akhirnya bahwa penebusan waktu dalam pengembangan berhasil pada kesempatan kali ini. Hanya saja, bahwa kelemahan rokok ini ada dua, yakni sensasi cengkeh yang tampak memiliki penekanan  rasa yang kuat, dan intensitas panas pada saat akhir bakaran muncul secara signifikan. Selain itu, bahwa rokok ini bisa melawan langsung dari Sampoerna Kretek, pada akhirnya jauh lebih superior daripada yang Anda bayangkan sebelumnya. 

Sebuah rasa khas manis yang tampak muncul dengan penekanan intensitas asap yang halus dan racikan kretek yang tampak memiliki rasa berani khas, Camel SKT kemudian menawarkan dimensi rasa yang bahkan bisa dinikmati bagi Anda yang memang menyukai SKT dengan intensitas rasa manis tinggi. Kesimpulan sementara saya kali ini, rokok ini memang memiliki keunggulan dominan dari segi rasa manis yang tampak baik, dengan pendekatan rasa tembakau dan cengkeh yang baik pula. Saya tidak segan-segan untuk memberi skor tinggi pada rokok ini, bahkan secara objektif sekalipun.

Untuk rasa sendiri, saya beri nilai 9.8 dari 10. Termasuk baik bagi sebuah model kretek tangan, dengan model rasa yang sebenarnya memiliki keunggulan tersendiri. 

KESIMPULAN

Rasa khas dari karamel dan madu yang berpadu baik dengan unsur fruity yang low aroma, dengan sentuhan citarasa khas klasik yang tampak muncul dengan pendekatan rasa manis yang pekat dan berani. Rokok ini kemudian menawarkan sebuah interpretasi yang nyata dari sebuah produk SKT dengan tipe low flavor, yang memadukan aroma halus namun diikuti rasa saus yang sangat berani. Tampak juga bahwa penekanan gaya khas SKT bawaan dari rokok ini juga tidak bisa dianggap remeh, yang pada akhirnya menegaskan posisi Camel yang memiliki kemampuan tersendiri dalam menciptakan racikan tembakau dan cengkeh berkualitas. Model kemasan yang modern dan harga yang kemudian cukup baik, menjadi sebuah kunci utama dari bagaimana sebuah model kretek modern, yang tetap mempertahankan jati dirinya sebagai kretek asli. Tidak berlebihan juga bahwa interpretasi saya terkait rokok ini sangat unik; manis namun memiliki keberanian rasa yang halus dan pribadi yang tetap otentik. Hanya saja bahwa rokok ini memiliki kelemahan yang simpel, yakni sensasi panas pada akhir bakaran dan cengkeh yang sangat intens, selain itu tidak ada pada dasarnya.

Distribusi rokok ini pada dasarnya bisa ditemukan pada empat kota saja, yakni kisaran Jakarta (ataupun Jabodetabek secara utuh), Bandung dan sekitarnya, Yogyakarta dan sekitarnya, dan Surabaya serta wilayah lain yang berdekatan, Pada empat wilayah tersebut, Anda bisa menemukannya di minimarket semisal Indomaret, Alfamart, dan Circle K, terhitung minggu lalu. Namun untuk warung dan sekitarnya, rokok ini bisa ditemukan baru terhitung minggu ini atau baru saja diluncurkan pada 17 Februari 2025 ini. Perlu bersabar untuk menunggu produk ini dijual secara nasional. 

Nilai keseluruhan rokok ini yakni 9.6 dari 10. Artinya bahwa rokok ini sebenarnya cukup memiliki keunggulan yang rata untuk sebuah produk baru, akan tetapi bahwa harga produk dan kemasan sedikit mengurangi nilai utama pada rokok ini. Selera mungkin sepertinya, ya. Namun memang objektivitas tetap menjadi penting dari segi penilaian secara penuh. 

Apa saya merekomendasikannya? Iya, dengan catatan Anda memang mencari rokok kretek tangan dengan citarasa halus dan rasa manis yang berani nan khas. Bila tidak? Tiada salahnya untuk mencoba. 

Review rokok ini bukanlah menjadi opsi utama kala Anda ingin membeli rokok. Ingat! bahwa Anda yang berhak memutuskan apa Anda memang ingin mengambil sebuah rokok ataupun tidak. Pilihan ada di tangan Anda, dan bukan dari saya yang menuliskan review rokok ini.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, beri komentar di bagian bawah, atau hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas. Jadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Posting Komentar

0 Komentar