Esse Maxx, SKM Hybrid Medium Tar Pertama dari KT&G Dengan Rasa Orange

Selamat malam,

Agaknya, minggu ini kemungkinan merupakan minggu dimana admin akan menuliskan banyak review terkait dengan produk rokok. Mood saya juga kembali seperti semula, dikarenakan dalam kondisi yang memungkinkan untuk membuat review produk rokok di Indonesia. Terutama juga, saya mendapatkan sebuah barang yang saya tidak bisa dibocorkan disini. Harap maklum, karena take photo dari produk tersebut sekiranya belum selesai sepenuhnya.

Adapun review yang akan saya buat kali ini ialah Esse Maxx, sebuah produk yang dikatakan sebagai produk hybrid antara rokok LTLN dengan Full Flavor. Lazimnya, kita menyebut kategori produk tersebut sebagai rokok Bold, namun KT&G memperhalus bahasanya menjadi "Hybrid". Mengapa saya katakan produk ini sebagai produk Bold? Karena pada dasarnya kategori ini merupakan SKM LTLN namun dengan kadar diatas SKM LTLN. Dan juga, secara tarikan dan rasa lebih menyerupai kategori SKM Full Flavor. Adapun penjelasan terkait dengan produk ini akan saya jelaskan pada beberapa poin berikut:
  1. Esse Maxx merupakan produk pertama dari lini Esse SKM dengan mengusung kategori Medium Tar. Agaknya, kategori ini merupakan kategori yang paling berkembang diantara semua kategori pada rokok di Indonesia. Kategori ini dikatakan sebagai kategori peralihan diantara SKM LTLN dengan SKM Full Flavor, yang saat ini dikuasai oleh Surya Pro dan LA Bold. Pengembangan produk ini saya duga dilakukan sekitar 1-2 tahun yang lalu, sebelum produk ini resmi diluncurkan pada awal Juli 2019 ini. Peredaran rokok ini sejatinya sudah dilakukan pada minggu lalu, tepat pada tanggal 8 Juli 2019, namun baru bisa beredar secara umum pada hari ini, 15 Juli 2019. Diharapkan, Esse Maxx mampu mengisi celah yang saat ini belum dikuasai oleh KT&G di Indonesia, yakni segmen Medium Tar.
  2. Adapun produk ini juga selain untuk mengisi celah yang belum dikuasai KT&G, juga menegaskan bahwa produk ini bukanlah produk sembarangan. Dengan flavoring yang kemungkinan diimpor dari Korea Selatan, dan kadar diatas rata-rata produk SKM, semakin menegaskan bahwa Esse juga memiliki "sisi maskulin" yang sejauh ini belum dimiliki produk Esse di Indonesia. Produk ini kemungkinan besar menargetkan kepada segmen SES B-C, dengan kategori usia 18-30 tahun, menyukai pengalaman berbeda, dan memiliki jiwa maskulin yang tinggi.
  3. Adapun kesimpulan produk ini diluncurkan diantaranya ialah KT&G Indonesia berusaha mengisi celah rokok SKM Medium Tar pada lini Esse, dan juga menunjukan sisi maskulin dari Esse yang sebelumnya belum dimiliki oleh lini ini. Ada kemungkinan, produk ini akan gencar dipromosikan sekitar beberapa bulan setelah peluncurannya ini.
Baiklah, itu sedikit analisis dari saya terkait dengan produk ini. Langsung saja kita review rokok ini dimulai dari harganya terlebih dahulu. Untuk harga produk ini saya beli sekitar Rp. 16.000 (cukai 13.425) dengan kuantitas isi sebanyak 16 batang. Terhitung terjangkau untuk sebuah produk rokok baru. Untuk harga sendiri saya beri nilai 8.3 dari 10.

Kemudian kita coba review kemasan rokok ini dengan seksama







Kemasan rokok ini menggunakan warna dasar abu-abu, silver, hitam, dan merah. Pada bagian depan dan belakang kemasan, di bagian kanannya terdapat logo Esse dengan semacam gabungan objek persegi panjang yang membentuk huruf E, dengan adanya latar dot di dalamnya, serta memiliki efek emboss tebal yang diikuti dengan adanya efek hologram. Efek hologram ini dapat berubah warna layaknya pelangi, silver, atau emas, tergantung bagaimana posisi Anda melihatnya. Terdapat tulisan ESSE dengan font serif yang memiliki efek emboss tebal disertai dengan warna hitam pekat. Terdapat tulisan MAXX dengan adanya garis putus pada beberapa sudut dari tulisannya. Tulisan MAXX tersebut memiliki warna merah darah, dan disertai efek emboss tebal. Latar dari tulisan ESSE MAXX ialah abu-abu, dengan tekstur cenderung licin. DI bagian kiri objek tulisan, terdapat pattern polygonal abstract dengan susunan warna merah darah, merah, abu-abu, dan silver. Bagian dari polygonal abstract tersebut memiliki efek emboss cukup halus dengan adanya pattern garis sesuai arah dari polygonal tersebut. Di bagian kanan pojok bawah kemasan, terdapat tulisan 16 SKM dan KRETEK CIGARETTES.

Bagian kanan kemasan terdapat logo KT&G dan tulisan penanda kategori dari ESSE yang khas yakni SKM, SIGARET, dan KRETEK yang dipisahkan dengan lingkaran. Terdapat larangan jual dan tulisan MADE UNDER AUTHORITY OF KT&G, KOREA, disertai barcode. Bagian kiri kemasan terdapat tulisan ESSE dan MAXX tanpa adanya efek emboss, serta kadar dari rokok ini. Bagian atas terdapat tulisan ESSE MAXX, dan bagian bawah terdapat kode produksi. Produk ini kebetulan diproduksi oleh PT TSPM, atau Tri Sakti Purwosari Makmur. Pabrikan asal Pasuruan ini dipilih kemungkinan besar dikarenakan belum mampunya PT Mandiri Maha Mulia dalam memproduksi rokok dengan kadar Medium Tar. Terhitung lebih simpel dan penuh dengan unsur futuristik, dan saya kira kemasan rokok ini lebih memiliki improvisasi dibandingkan kemasan lini lain dari Esse. Untuk kemasan sendiri saya beri nilai 9.5 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya dan kemasannya dengan seksama


Tampak pada bagian inner hinge lid memiliki cutting di bagian kiri, dengan adanya embel-embel promosi "New Powerful Hybrid from KT&G", dengan adanya garis membentuk sudut segitiga berwarna merah. Adapun inner frame pada rokok ini menggunakan warna hitam pekat. Foil dari rokok ini memiliki warna silver dengan adanya dot, dan tulisan MAXX yang cenderung mengarah ke kanan atas. Tidak terdapat emboss pada tulisan yang ada di foil.

Kemudian kita coba tarik foil-nya dengan seksama


Batang rokok ini memiliki susunan 8 di depan dan 8 di belakang, dengan kuantitas isi sebesar 16 batang. Adapun tampak batang dari rokok ini memiliki warna abu-abu dengan pattern polygonal abstract.

Kemudian kita coba tarik batang rokok-nya dengan seksama


Batang rokok ini memiliki panjang sebesar 90mm, dengan perkiraan diameter batang sebesar 7.9mm atau lebih. Pada bagian batasan tipping paper, terdapat line berwarna merah dan diikuti dengan tulisan ESSE dalam latar polygonal. Pattern pada tipping paper merupakan polygonal abstract dengan warna abu-abu. Terdapat perforasi laser pada tipping paper rokok ini, berjumlah 1 baris dengan model perforasi laser yakni dot.

Kemudian kita coba rasakan rokok-nya dengan seksama


Ketika sebelum dibakar, rokok ini seakan memiliki unsur fruity berupa orange dengan adanya rasa sedikit manis milky pada bagian hisapannya. Ketika dibakar, rokok ini seakan mulai terasa sensasi fruity yang cukup terasa disertai dengan efek spicy minim dan rasa aromatik khas. Sensasi fruity ini didominasi dengan unsur orange yang cenderung milky dan memiliki karakter layaknya permen buah dengan kandungan gelatin. Ada gabungan diantara orange dominan dengan perisa susu, perisa bubble gum, dan sedikit perisa gelatin pada rokok ini. Sehingga karakter fruity utama yang ingin dibawa ialah orange chew candy. Karakter buah lain yang ditemui ialah leci dan pisang, namun dalam intensitas sangat-sangat minim. Adapun penggunaan buah jeruk atau orange dimaksudkan untuk menciptakan rasa yang unik dan berbeda dengan rokok SKM Medium Tar kebanyakan di Indonesia. Intensitas fruity ini seakan diikuti dengan unsur milky yang kemungkinan juga menggunakan lactic acid sebagai bahan tambahan dari rokok ini. Adapun inverted sugar juga digunakan untuk meningkatkan sensasi manis dari rokok ini. Sensasi spicy kurang begitu tergambar pada rokok ini, dengan dominan kayumanis dan kapulaga. Kurang begitu warming di mulut, dan juga di tenggorokan.

Adapun rokok ini menggunakan dominan Tembakau Virginia dan beberapa jenis Tembakau berjenis Oriental asal Indonesia. Tembakau Virginia pada rokok ini sangat membantu karakter manis yang ingin dibawa oleh rokok ini, disertai Tembakau berjenis asal Oriental yang sekiranya membentuk karakter kretek khas Indonesia. Cengkeh pada rokok ini terkesan lemah, dalam artian sengaja untuk menciptakan sensasi rasa fruity yang kuat. Penggunaan Tembakau Virginia pada rokok ini saya sinyalir merupakan tembakau impor, dengan karakter yang cenderung manis dan memiliki sensasi sedikit spicy dan kadar gula kuat. Sedang beberapa  Tembakau berjenis Oriental asal Indonesia yang digunakan salah satunya berasal dari Madura dan Temanggung, untuk menciptakan efek nutty khas kretek. Kurang begitu earthy, tapi balanced secara blend. Dalam artian, sensasi tanah kurang kental pada rokok ini. Ketika dikeluarkan melalui hidung, rokok ini cenderung beraroma manis dengan sedikit aroma nutty khas. Tarikan sangat halus dan mantap, dalam artian Anda bisa menariknya secara penuh dengan sensasi cukup baik. Harshness hampir tidak ada, throat hit juga tidak ada sama sekali. Dalam artian rokok ini tidak ada sensasi harsh dan tidak membuat tenggorokan terasa tak nyaman.

Durasi bakar sekitar 12 sampai 13 menit, tergantung bagaimana cara Anda menghisapnya. Aftertaste yang ditawarkan ialah cenderung nutty kuat, dengan adanya sedikit unsur fruity yang meninggalkan kesan baik di tenggorokan, dan juga ada sensasi milky yang cukup melekat di tenggorokan. Adapun kelemahan rokok ini ialah, rasa khas orange chew candy pada rokok ini akan mulai melemah pada beberapa saat sebelum akhir bakaran. Kemudian, sensasi chemical taste mulai menguat ketika bakaran mendekati batasan tipping paper, disertai dengan adanya aroma chemical kuat. Dan juga, beberapa batang pada rokok ini memiliki tipping paper yang lemah, sehingga pada akhir bakaran cenderung akan melepas dari filter rokok dan hal tersebut kadang membuat panas di jari. Sejauh ini, saya merasa rokok ini memiliki karakter rasa sangat baik, namun saya tidak menyarankan bagi Anda yang kurang begitu suka rokok dengan rasa high profile. Untuk rasa sendiri saya beri nilai 8.97 dari 10.

KESIMPULAN

Dengan sensasi rasa yang cenderung unik dan berbeda, yakni orange chew candy, batang rokok yang sesuai untuk kawula muda yang menjadi target rokok ini, serta kemasan yang menurut saya sangat baik membuat rokok ini seakan menjadi pilihan bagi Anda yang menyukai rokok dengan kadar tar tinggi namun dengan sensasi hisapan halus khas LTLN. Adapun kelemahan dari rokok ini terletak pada bagian sensasi yang melemah ketika mendekati akhir bakaran, sensasi chemical taste yang cukup terasa, dan tipping paper yang mulai melemah di beberapa batang. Untuk distribusi, rokok ini saat ini cukup mudah ditemui di Alfamart di kawasan Jabodetabek. Untuk Indomaret dan beberapa Modern Trade juga saya menganggap rokok ini sudah terdistribusi. Dan untuk warung kemungkinan menyusul. Overall, saya memberi nilai rokok ini 8.92 dari 10. Artinya, rokok ini unggul pada kemasan dan rasa, namun untuk harga biasa saja. Meskipun saya menganggap rokok ini terjangkau, akan tetapi dikarenakan masih agak susah untuk ditemui, jadi saya rasa Anda sebaiknya menunggu saja.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention saya di @ReviewRokok, like Page Facebook blog ini di fb.me/ReviewRokok hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas serta add ID Line saya yakni reviewrokok. Sekian dan terima kasih.