Selamat malam,
Beberapa waktu ke depan mungkin menjadi waktu yang sangat tepat dalam membuat ulasan produk tembakau (yakni dalam bentuk rokok) mengingat bahwa ternyata waktu luang yang saya miliki cukup besar untuk melakukan hal tersebut. Mengingat bahwa perlu setidaknya waktu untuk bisa kembali seperti dahulu, pada masa-masa yang indah di kala itu. Aforisme ini sedikit menggambarkan suasana hati saya pada kali ini, harap maklum.
Review rokok kali ini akan mengulas produk yang sekiranya baru tersedia di pasaran dalam jumlah yang masih terbatas. Nama produk ini yakni Saroja Kretek, atau cukup disingkat sebagai Saroja saja untuk mempermudah dalam pembelian. Rokok yang diproduksi oleh PT Nojorono Tobacco International, diyakini oleh pihak mereka sebagai calon produk terlaris mereka. Mengingat bahwa rokok ini diluncurkan secara cukup massif, dan bila kita cek di Google (terkait produk ini) maka hasil penelusuran akan rokok ini akan mengarah kepada Press Conference dari peluncuran produk ini (pada tanggal 16 Mei 2023 lalu).
Berdasarkan Press Conference yang mereka adakan (dan muncul pada beberapa portal online terkemuka), rokok ini menyasar pada target yang terhitung cukup luas (yakni perokok muda berusia 18 Tahun ke atas dan juga kalangan yang tua) dengan wilayah penjualan berada pada daerah Jawa dan Sumatera, dengan target pasar utama rokok ini akan menyasar konsumen loyalis "mayoritas perokok SKT di Indonesia", yakni bila dijabarkan secara penuh maka sesuai target pasar utama dari rokok ini, Saroja akan menyasar perokok dengan preferensi pilihan merek mereka dengan tipe utama rasa low flavor high impact (atau cukup disebut dengan tipe tobacco based, penulis) dengan pemimpin pasar utama yakni Dji Sam Soe dan Sampoerna Kretek. Berdasarkan Press Conference juga dipaparkan, bahwa pengembangan (brand architecture dan blend) rokok ini konon memakan waktu satu tahun, dengan filosofi utama yang ingin dijual rokok ini sebagai "pilihan yang membumi dengan harga yang bersahabat."
Asal usul nama Saroja, yang juga dipaparkan pada Press Conference, diambil dari sebuah karya linguistik asal Jawa Tengah bernama "Tembung Saroja." Tembung ini memiliki gabungan kata rangkap yang saling menguatkan satu sama lain, semisal pada kata "urip (iku) urup" yang dapat diartikan sebagai "hidup (itu) yang menghidupi (lainnya)". Selain berkaitan dengan karya sastra "Tembang Saroja" bila kita cek di Google maka Saroja akan mengarah kepada sebuah nama lain dari tanaman Teratai. Makna dari Teratai yakni sebuah tanaman yang dianggap suci namun bisa hidup di daerah dengan air yang kotor. Teratai juga dianggap sebagai tanaman yang daunnya tahan terhadap air, jadi pada akhirnya ada dua makna yang digunakan pada kata "Saroja". Pertama merupakan ikatan yang saling merangkap satu sama lain, kedua kualitas yang bisa dinikmati dengan harga yang sangat membumi.
Dengan mengusung fitur utama yakni "Harga Teman" produk ini diharapkan bisa menjadi salah satu penyokong utama dari volume produksi PT Nojorono Tobacco International, Kudus itu sendiri. Namun hal yang sebenarnya unik (seperti review yang saya buat pada umumnya) yakni pada rasanya. Apakah rasa rokok ini kemudian sekedar membumi dengan konsumen saja, atau bisa melampaui dari produk yang sudah ada di pasaran? Pertanyaan ini menjadi sangat rumit kala saya akan membahas rasa rokok ini, bisa melampaui dari produk yang sudah ada sebelumnya di pasaran. Mengapa rokok ini sekiranya bisa menjadi pilihan tepat yang kualitasnya melampaui produk serupa? Mari kita simak secara perlahan-lahan.
Mari kita review rokok ini dimulai dari harganya terlebih dahulu, harga rokok ini saya dapatkan dengan harga Rp. 9.000 hingga 10.000 tergantung toko (meskipun harga jual pasti dari rokok ini yakni 10.000 per 12 batang, cukai Golongan III Rp. 8.800 untuk 12 batang). Kalau kita lihat secara harga jual, harga rokok terhitung sangat-sangat terjangkau, dan bisa menjadi awal penilaian yang baik untuk sebuah produk baru.
Secara nilai, harga rokok ini mencapai 10 dari 10.
Kemudian kita coba review kemasan rokok ini secara saksama dan perlahan-lahan
Rokok ini memiliki warna dasar merah dan emas, dengan elemen utama pada bagian depan dan belakang kemasan menggunakan motif emboss menyerupai kain tenun yang sudah dimodernisasi. Aksen gabungan total dari kain tenun itu sendiri menggunakan motif emboss transparan yang menguatkan kesan solid dan membumi yang ingin dibawa oleh rokok ini. Terdapat tulisan SAROJA dengan font serif yang klasik, dengan penekanan gabungan dari dua elemen garis yang membentuk tulisan khas yang elegan, dengan penekanan utama pada huruf "O" yang di dalamnya terdapat lambang menyerupai bunga Teratai atau Seroja.
Tulisan SAROJA menggunakan emboss yang cukup halus dan terkesan solid saat diraba. Bagian tulisan SAROJA terdapat dalam kotak persegi panjang dengan model khas pita, dan dibawahnya terdapat tulisan 12 SIGARET KRETEK TANGAN dengan font khas Gotham yang modern. Bagian bawah tulisan terdapat penanda khas sebagai lanjutan dari pita pada tulisan SAROJA, dan di bagian bawah terdapat logo NOJORONO dan KUDUS sebagai penanda bahwa rokok ini dibuat oleh Nojorono Tobacco International.
Bagian samping kanan terdapat larangan jual, barcode dan kadar tar serta nikotin dari rokok ini (39mg Tar dan 2.3mg Nikotin, rokok ini memiliki kadar yang menyerupai dengan Dji Sam Soe 234). Bagian kiri kemasan terdapat penanda pelekatan pita cukai sepanjang bagian kiri kemasan hingga sedikit bagian atas dan bawah kemasan. Bagian atas kemasan terdapat tulisan SAROJA, dan panduan dari membuka kemasan rokok ini dengan bertuliskan "BUKA DI SINI" dan bagian bawah terdapat tulisan SAROJA dan produsen dari rokok ini (PT N.T.I. atau Nojorono Tobacco International, berlokasi di Kudus - Indonesia) serta kode produksi berupa tanggal produksi dari rokok ini.
Kemasan rokok ini sekilas memiliki daya tarik yang bagi saya pribadi cukup baik untuk sebuah rokok dengan harga dibawah 15.000. Terlebih dengan kemasan bawaan yang pada akhirnya bukan kemasan Soft-Pack, melainkan kemasan hard-pack dengan adanya motif khas emboss yang cukup baik. Sederhana namun cukup menjual.
Kemasan rokok ini saya beri nilai 9 dari 10.
Kemudian kita coba buka plastiknya secara saksama untuk mulai membuka bagian penutupnya
Penutup rokok ini tampaknya memiliki model yang hampir serupa dengan Sampoerna Kretek, dengan model pembuka segel berada di bagian kanan penutup. Terdapat tulisan BUKA DI SINI untuk membuka bagian dalam penutup dari rokok ini. Untuk mempermudah saja, maka kita bisa merobek bagian samping kanan kemasan sembari mendorongnya ke arah kiri layaknya gambar di bawah berikut
Ketika kita bisa membuka bagian dalam kemasan, ternyata model penutup kemasan rokok ini sangat menyerupai apa yang ditawarkan Sampoerna Kretek produksi diatas tahun 2020. Buka lalu selipkan bagian penutup kemasan. Dapat dilihat bahwa bagian penutup kemasan pada rokok ini memiliki mekanisme penutup menyerupai lidah, layaknya gambar dibawah berikut
Untuk membuka bagian dalam kemasan, maka kita bisa menarik bagian dalam lidah ke luar dengan menarik sembari mendorong ke luar dengan menggunakan jari telunjuk layaknya gambar di bawah ini
Maka tampak bahwa rokok ini memiliki model bukaan yang serupa dengan Sampoerna Kretek secara umum. Anda harus membuka bagian segel penutup lalu sembari menarik bagian dalam lidah kemasan layaknya gambar di bawah berikut
(Posisi bagian lidah kemasan terbuka ke arah luar)
Batang rokok ini memiliki susunan 6 di bagian depan dan 6 di bagian belakang, dengan kuantitas sebesar 12 batang. Tampak bahwa bagian dalam rokok memiliki model tembakau berwarna terang yang cukup baik dan warna tembakau gelap yang tidak begitu dominan. Untuk menarik bagian dalam agar bisa mengeluarkan batang tembakaunya, maka Anda bisa menarik secara langsung ataupun memutarbalik posisi bagian kemasan ke arah bawah.
Kemudian kita coba tarik batang rokok ini secara saksama untuk melihat bagian batangnya
Tampak bahwa rokok ini memiliki panjang 78mm dengan diameter batang bervariasi tergantung pelintingan, dengan diameter bakaran sekitar 8mm dan ujung hisapan sebesar 7.4mm. Rokok ini pada dasarnya memiliki panjang yang cukup pendek untuk kelas rokok SKT, mungkin dimaksudkan agar sensasi hisapan yang ditawarkan bisa lebih halus dan lebih intens. Bagian burning area menggunakan model linear horizontal, dengan bagian batasan bakaran berwarna merah bertuliskan SAROJA.
Kemudian kita coba rasakan rokok ini secara saksama dan perlahan-lahan
Ketika sebelum dibakar, sensasi rasa bawaan dari rokok ini merupakan gabungan dari rasa khas licorice, tangerine, dan honey yang berpadu baik dengan maple syrup, dalam intensitas rasa manis yang tampak tidak begitu kuat. Tampak juga rokok ini menggunakan Havana dan perisa Bourbon untuk menciptakan karakter rasa sweet-fermented yang tidak begitu kencang dan menimbulkan kesan rasa yang sangat khas dengan tipe natural type. Tampak pada saat pembakaran berlangsung, sensasi kuat dari mixture tembakau dengan saus natural type yang memiliki gabungan rasa vanilla, cocoa, dan juga licorice mulai tampak dengan intensitas rasa menengah. Adapun sensasi saus yang kemudian didominasi dari penambahan essens tangerine, licorice, dan sensasi manis khas syrup mulai memuncak dengan intensitas manis-gurih dalam kadar yang tidak begitu tinggi namun juga tidak begitu rendah. Rokok ini juga kental dengan unsur rasa vanilla yang pada akhirnya mengingatkan saya pada jenis rokok LTLN yang umum ditemukan di pasaran. Tidak seperti 234 ataupun saudara terdekatnya (Aroma SKT), rokok ini punya sensasi manis yang terbilang sangat halus dan terkesan tidak murahan. Hampir seperti apa yang bisa dirasakan pada spiced Pancake yang dipadukan dengan asam citrus tangy, namun dengan penekanan syrup yang terkesan sangat-sangat lembut untuk dirasakan.
Sensasi rasa yang sekilas mengingatkan saya pada gaya khas ramuan yang mengacu pada tipe rokok SKM LTLN ini, memiliki unsur sweet-fermented yang semakin dirasakan maka semakin nikmat untuk dihirup dengan saksama. Tampak jelas juga rokok ini mengandung perisa longan dan leci untuk menciptakan efek rasa netral yang mampu meningkatkan kadar bawaan saus sweet-fermented khas dari Bourbon dan Havana. Elemen spicy terdorong kuat dari penambahan dominan kayumanis, adas manis, pekak, dan beberapa rempah lain yang sekiranya membantu menciptakan karakter spicy yang sangat halus dan tidak mencolok. Tampak bahwa rokok ini menggunakan tipe cengkeh khas LTLN, yakni Cengkeh Manado dengan intensitas rasa yang terbilang sangat lembut untuk sebuah rokok kretek, tak tampak memiliki sensasi oily yang memang mencolok, dan memiliki kehangatan rasa yang cukup netral untuk sebuah tipe rokok natural type based. Tak tampak bahwa rokok ini punya sensasi panas yang dominan, cukup netral dari segi penekanan kehangatannya, dan tidak membuat tenggorokan terasa panas ataupun tak nyaman.
Elemen penggunaan tembakau yang terdapat pada rokok ini sekilas memiliki unsur yang sama dengan apa yang ditawarkan oleh rokok LTLN secara umum. Virginia yang ditanam dengan sangat baik, dengan kesan rasa manis alami yang mampu mendukung saus bawaan rokok ini, dengan elemen sedikit Burley ataupun analognya yang memiliki kesan smoky yang sangat lembut, dengan tembakau Madura gunung yang memiliki rasa nutty sangat halus dan tidak menusuk, serta beberapa penambahan tembakau semisal Temanggung dan Pakpie yang mampu menciptakan elemen rasa woody-nutty yang memiliki sensasi rasa yang tak nampak bahwa harga jual rokok ini yakni 10.000 untuk per bungkus. Mirip dengan apa yang disampaikan Clas Mild secara umum, namun dengan penekanan rasa nutty halus yang lebih kuat, dengan elemen earthy-spicy bawaan yang memanjakan lidah dan tenggorokan, dan tampak bahwa penekanan Virginia pada rokok ini menjadi dominan dalam menciptakan efek khas LTLN yang jarang ditemukan pada rokok Kretek Tangan.
Dikeluarkan lewat hidung, sensasi rasa bawaan rokok ini nampaknya mengeluarkan elemen nutty-smoky yang memiliki aroma sangat halus, bahkan terhituntg mungkin Kretek kelas menengah dengan aroma yang tidak begitu intens dan menarik untuk dinikmati. Tarikan rokok ini nampak tergambar dalam intensitas asap yang tidak begitu kencang, cukup solid dan mantap, namun dengan efek hembusan asap yang sekilas mudah untuk diuraikan. Tarikan halus khas LTLN yang bagi saya sendiri baru pertama kalinya menemukan dalam wujud kretek tangan, bahkan secara jujur saya harus mengakui meskipun rokok ini tidak memiliki filter, hembusan yang dikeluarkan sangatlah enteng untuk rokok yang memiliki kadar Tar sebesar 39mg. Efek hisapan tidak menimbulkan harsh yang kuat di tenggorokan dan rongga hidung, dengan sensasi throat hit yang terhitung hampir tiada untuk sebuah rokok murah. Impresi saya terkait rokok ini lebih tepatnya mirip dengan racikan khas LTLN yang dibuat dalam wujud Kretek Tangan. Apa yang membuatnya menjadi sangat halus, sampai saat ini sulit untuk dijelaskan secara penuh.
Durasi bakaran pada rokok ini terbilang cukup singkat, 15-17 menit dengan catatan saya mendapatkan durasi bakaran total sekitar 16 menit lebih. Hal tersebut mungkin berbeda untuk tiap individu, dengan catatan bahwa durasi bakar tersebut tergantung dari situasi dan kondisi kala Anda menghisapnya, faktor cuaca kala Anda menghisap rokok ini, dan faktor eksternal lain yang sekiranya mempengaruhi durasi pembakaran. Aftertaste dari rokok ini sangatlah mengesankan untuk sebuah rokok kelas menengah, dengan catatan bahwa aftertaste ini sering ditemukan pada rokok kelas LTLN, yakni sensasi rasa nutty-woody yang berpadu baik dengan elemen smoky natural, dengan kesan manis dan rasa gurih yang tidak berlebihan, dan juga sensasi rasa syrup-tangerine serta spicy yang sekiranya bertahan cukup lama di rongga mulut dan lidah, namun dalam intensitas menengah. Tidak tampak bahwa rokok ini memiliki aftertaste yang bertahan sangat lama di rongga mulut dan tenggorokan, terbilang cukup ideal untuk sebuah rokok kretek tangan dengan racikan yang bagi saya sangat impresif. Dan juga tak tampak bahwa mixture rokok ini memiliki intensitas rasa yang sangat kasar (layaknya 234 misalkan).
Rokok ini sebenarnya hampir tidak memiliki kelemahan secara berarti, kecuali sensasi panas di jari kala rokok ini mendekati batasan bakaran dan juga sensasi aroma yang cukup menempel baik khas Kretek Tangan. Terbilang bahwa rokok ini sudah dibuat dengan sedemikian baik, dengan sensasi rajangan yang juga sangat halus dan terkesan tidak murahan. Saya justru bingung kala harus memberi kelemahan yang secara umum harus saya ungkapkan untuk sebuah produk rokok yang memang harga berbanding jauh dengan kualitas yang bisa melampaui kompetitornya. Mengingat bahwa rasa yang disampaikan oleh rokok ini terbilang impresif dan bahkan melampaui produk serupa (semisal Wismilak Arja ataupun Sampoerna Kretek) ataupun produk yang harganya jauh diatasnya (semisal Dji Sam Soe 234). Apa yang saya sampaikan memang tak menjadi salah satu nilai jual utama yang disampaikan pada kesempatan kali ini, namun impresi saya pada rokok ini ada dalam satu kalimat: Sangat mengesankan namun dengan harga yang mengejutkan!
Untuk rasa sendiri, saya beri nilai 9.5 dari 10.
KESIMPULAN
Dari segi rasa yang kemudian ditawarkan oleh rokok ini, Saroja menawarkan pengalaman yang sangat impresif untuk sebuah rokok Kretek dengan harga yang sangat terjangkau. Mungkin bila dikomparasikan lebih dalam dengan kompetitornya (semisal Sampoerna Kretek atau Wismilak Arja), rokok ini memang memiliki tipe rasa yang jauh lebih kalem dan lebih bersahabat (terutama bagi konsumen LTLN ataupun Putihan yang ingin mencoba rokok Kretek). Sebagai rokok yang masuk kategori entry level, pada akhirnya Saroja menawarkan fitur rasa yang berkualitas dan terkesan "tidak murahan" dan bahkan melampaui kategori serupa (atau yang lebih mahal) dengan rasa yang jauh lebih halus dan bersahabat.
Anggapan ini tentu bisa saja berbeda dengan apa yang Anda rasakan, namun sejauh ini, bagi saya yang bahkan lebih menyukai tipe LTLN untuk pilihan rokok Kretek, maka Saroja bisa menjadi opsi kala Anda ingin mencoba sensasi rokok kretek, dengan rasa yang sangat familiar nan sangat halus. Kelemahan rokok ini mungkin pada bagian kemasan yang tampak sedikit merepotkan, dan sensasi panas yang tampak ketika bakaran mendekati batasan akhir. Namun selebihnya rokok ini hampir tidak memiliki kelemahan yang sangat berarti bagi saya, meskipun posisi saya saat ini sudah jarang merokok tipe konvensional (dalam artian, elektrik).
Distribusi rokok ini konon sudah beredar di beberapa wilayah pulau Jawa dan Sumatera, dengan fokus utama (dari apa yang saya ketahui) pada sebagian wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Rokok ini memang tidak masuk pada wilayah tempat tinggal saya, yakni Jakarta Timur. Dan rokok ini hanya beredar pada warung, toko kelontong dan toko sembako (grosir) yang memang lengkap dalam urusan menjual rokok. Semisal minimarket mungkin akan menyusul suatu saat (namun dalam waktu yang sampai saat ini saya tak ketahui), namun besar kemungkinan ke depan akan masuk ke Alfa Group sebagai partner utama distribusi Nojorono Group itu sendiri. Selain Alfa Group mungkin agak sulit untuk dijual.
Untuk nilai rokok secara keseluruhan, angkanya bagi saya secara subjektif dan objektif, memiliki rata-rata 9.5 dari 10. Angka yang sebetulnya jarang sekali saya memberikan rate rokok dengan total keseluruhan yang tinggi. Terlebih bahwa keunggulan utama pada rokok ini ada di rasa dan harga, meski kemasannya memang agak sedikit merepotkan bila disimak pada bagian atas.
Apa saya merekomendasikannya? Tentu, dengan catatan Anda memang bisa menghisap Kretek Tangan, atau Anda yang terbiasa merokok LTLN namun berusaha 'sedikit' naik tingkat ke arah rokok dengan tipe hisapan yang lebih berat, dan juga Anda yang penasaran dengan model SKT (bagi Anda yang belum pernah merokok SKT). Bila tidak? Ini tergantung Anda pribadi, tapi saya sendiri merekomendasikannya dengan penuh.
Review rokok ini bukanlah menjadi opsi utama kala Anda ingin membeli rokok. Anda yang berhak memutuskan apa Anda memang ingin mengambil sebuah rokok ataupun tidak. Pilihan ada di tangan Anda, dan bukan dari saya yang menuliskan review rokok ini.
Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, beri komentar di bagian bawah, atau hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas. Jadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.
0 Komentar