Djarum 76 Madu Hitam, Inovasi SKT Pertama Di Indonesia Dengan Sentuhan Rasa Madu Hitam Alami

Selamat dini hari,

Awal November ini bisajadi merupakan awal yang terhitung baik, mungkin ini juga sebuah pertanda bahwa review yang dibuat pada bulan ini, akan lebih banyak ketimbang beberapa bulan terakhir. Meskipun saya akui, ada beberapa rencana yang kemungkinan besar penulis hadapi namun dalam waktu yang belum ditentukan. Belajar untuk menjadi lebih baik lagi misalkan, dengan memutar otak untuk mencari literatur yang bisa mengasah ketajaman batin dan pikiran, saat ini saya lakukan demi menjadi pribadi yang pada akhirnya bisa lebih baik, bila dibandingkan dengan sebelumnya. Permulaan ini agak berat, namun apasalahnya bila tak mencoba?

Review kali ini sebenarnya review yang terhitung spesial (bahkan kesempatan ini terhitung mengejutkan buat saya dan beberapa perokok yang tak familiar dengan Djarum 76 di daerahnya). Produk ini seperti judul post, dinamakan Djarum 76 Madu Hitam (bisa disebut 76 Madu, 76 Madu Hitam, 76 Hitam, bahkan kalau mau sedikit bergaya dengan leksikal asing, 76 Black Honey).

Tentunya kabar terkait produk ini sebenarnya sudah saya dapatkan dari akhir Agustus lalu. Ada sekelumit kabar yang datang ke saya, bahwa akan ada sebuah pengembangan dari produk Sigaret Kretek Tangan (selanjutnya bisa dibilang sebagai Kretek Tangan), dengan menggunakan unsur alami yakni madu. Kabar ini sebenarnya sudah cukup spesifik, namun terus terang belum diketahui saat itu akan diposisi di segmen harga berapa.

Twit ini sudah saya post layaknya yang ada dibawah ini:



Sejujurnya, saya sempat ragu bahwa produk ini akan diluncurkan pada kuartal ketiga tahun 2021. Asumsi saya pada saat itu hanya bisa mengatakan produk ini masih lama untuk diluncurkan, dikarenakan beberapa kawan mengatakan industri rokok saat ini terhitung menurun (meski segmen High Tar dikabarkan memiliki kenaikan, dikarenakan switching dari low tar cukup besar). Dan untuk menjual produk di kisaran dua bulan sebelum berakhirnya 2021, merupakan satu hal yang dikatakan "tanggung waktu", karena seperti biasa, kenaikan cukai untuk 2022 baru bisa diketahui pada Desember. 

Untuk kategori SKT apakah akan dinaikan layaknya SKM atau SPM yang terjadi pada tahun ini? Tentu ini belum bisa terjawab pasti. 

Hal yang saya salut terkait PT Djarum, ditengah ketidakpastian cukai yang naik untuk tahun depan pada kategori SKT, terlebih sempat merugi karena Kudus sempat masuk Zona Hitam sehingga lini SKT sempat merugi untuk semua pabrikan sigaret golongan tangan, pada akhirnya berhasil membawa dimensi terbaru (dan tentunya, lebih murah) dari kategori yang memang sedang naik dan meroket (bahkan dibandingkan SKM sekalipun, Djarum masih bisa menyaingi HM Sampoerna sebagai market leader pada kategori SKT).

Dimensi yang dibawa terhitung unik (bahkan pendekatan yang sejauh ini hanya dilakukan oleh produsen SKT berembel-embel "herbal atau obat") pada akhirnya dicoba dengan modifikasi dari racikan legenda dari Djarum 76, dengan tetap mempertahankan keaslian Rajangan Krosok Tembakau dan Cengkeh asli Indonesia (dalam artian tidak menggunakan rempah padat pada racikan layaknya rokok "herbal atau obat"), dengan saus khusus yang dibuat dengan madu hitam alami.

Sekedar info, Madu Hitam secara umum memiliki harga yang mahal (bila mengacu kepada harga madu hitam asli dari hutan). Karakter yang dibawa cenderung manis namun pahit tak berlebih, mengarah kepada molasses yang baru diproses dan masih bersifat banyak residu (bisa disebut juga dengan karakter crude molasses, sering digunakan juga pada pembuatan SKT aliran natural), cukup sepat namun masih bisa dinikmati meski dalam kondisi dalam sendok.

Dikarenakan keberhasilan peternakan madu hitam sudah bisa ditemukan di beberapa wilayah khususnya pulau Jawa, PT Djarum pada akhirnya mencoba mengaplikasikan Madu Hitam (persentase ini belum bisa diketahui, namun saya pastikan tidak bisa digunakan secara murni, terkait biaya produksi) ke dalam saus legendaris dari Djarum 76. 

Tentunya ini tetap ada konsekuensi, baik jenis Tembakau maupun elemen saus harus ada yang diseimbangkan demi mencapai karakter yang bisa menyeimbangi Madu Hitam (sebagaimana yang dijual oleh Djarum 76 ini). 

Terlebih saat ini Republik Indonesia memasuki fase perayaan kemerdekaan pada 76 Tahun, maka tahun ini dikatakan tepat untuk meluncurkan inovasi dengan nilai "Kenikmatan Citarasa Asli Nusantara". Bila dipikir ulang, HUT R.I. Ke 76 Tahun sangat bertepatan dengan brand Djarum 76 itu sendiri, dan tak heran pada akhirnya, Djarum 76 Madu Hitam diluncurkan pada tahun 2021, tepatnya pada akhir Oktober 2021 lalu.

Baiklah, setelah lama bercerita panjang lebar terkait asumsi dasar mengapa produk ini bisa diluncurkan, mari kita mulai review rokok ini dari harga yang ditawarkan oleh rokok ini. Rokok ini bisa didapatkan dengan harga Rp. 13.000,- (ada kawan yang menyampaikan harga rokok ini bisa melambung jauh diatas Rp. 15.000 di beberapa tempat, cukai 2021 Golongan I sebesarRp. 12.600) untuk kuantitas SKT berisi 12 batang.

Terhitung lebih murah bila dibandingkan dengan Djarum 76 12 batang (di daerah saya, 76 12 batang dijual) atau Djarum Coklat, di tempat saya bisa ditawarkan sekitar Rp. 14.000-15.000 untuk satu bungkus. Bahkan harga ini memiliki kesamaan dengan Sampoerna Kretek Hijau 12 atau Sampoerna 234 Marun.

Untuk harga sendiri, saya bisa berikan nilai 9.8 dari 10

Kemudian kita coba review kemasan rokok ini secara seksama







Kemasan rokok ini secara umum bisa dikatakan elegan nan simpel, memiliki kesan premium, dengan warna dasar hitam, emas, dan merah marun. Bagian depan kemasan, pada bagian kiri atas terdapat semacam tulisan emboss bertuliskan DJARUM, hampir tak terlihat secara kasat mata, dalam latar garis dinamis yang kemudian memotong bagian honeycomb dari kemasan. Kemudian, latar kemasan hitam pekat tergambar dengan kesan glossy dipadukan dengan pattern "honeycomb" atau sarang lebah, dengan gabungan elemen heksagonal berwarna emas di bagian kiri dan kanan logo 76, selebihnya menggunakan warna abu-abu. Pattern "honeycomb" ini tidak dilengkapi fitur emboss, cenderung shiny namun elegan. 

Logo 76 yang digunakan menggunakan model yang berbeda dari lini Djarum 76 secara umum. Latar heksagonal yang terinspirasi dari sarang madu dengan model sudut yakni "rounded corner" untuk mencerminkan kesan dinamis, dipadukan dengan logo 76 yang legendaris. Warna outline lingkaran sejauh ini tak berbeda dengan logo Djarum 76 secara umum, merah marun gelap. Namun untuk lingkaran dalam menggunakan warna hitam pekat, dan tulisan 76 ini menyatu dengan heksagonal berlekuk dengan warna emas gelap pekat. Logo 76 ini cenderung menggunakan pendekatan emboss, tebal, tekstur halus nan solid. Berikut dengan tulisan MADU HITAM yang menggunakan warna emas gelap pekat, dan juga dilengkapi dengan emboss, dengan model style font yang sedikit mengingatkan pada Madu Hitam dalam botol. Di bagian bawah, terdapat kotak bertuliskan 12 SIGARET KRETEK, sama seperti kemasan Djarum 76 yang saat ini beredar.

Bagian belakang sebenarnya tak jauh berbeda dengan kemasan depan, hanya saja untuk pertama kalinya saya menemukan kembali deskripsi fitur dalam bentuk kata secara singkat pada produk PT Djarum (terhitung 2014, setelah diberlakukannya Pictorial Health Warning, hampir tidak bisa ditemukan produk yang di bagian belakang ada deskripsi penjelas fitur produk dengan kata-kata, mungkin karena mencari aman dengan regulasi). Deskripsi ini menjelaskan bahwa Djarum 76 Madu Hitam, dibuat dengan Madu Hitam Alami (Natural Black Honey), memberikan kenikmatan yang sesuai dengan citarasa khas Nusantara. 

Hal ini juga diperjelas dengan bagian samping kemasan depan, bertuliskan "Dengan Madu Hitam Alami (Natural Black Honey)" plus logo serpihan sarang madu, dengan satu heksagonal yang menandakan adanya sari madu. Kadar cenderung memiliki tar lebih tinggi (38mg pada versi biasa vs 40mg pada versi Madu Hitam), namun nikotin dibawah rata-rata SKT (2.4mg pada versi biasa vs 2.1mg). Saya menduga pengurangan Tembakau Srintil pada rokok ini sangat berpengaruh pada minimnya kadar nikotin, dan ini menurut saya konsekuensi untuk memperjelas karakter Madu Hitam yang ingin dijual. Bagian kiri hanya larangan jual dan barcode, bagian tutup atas hanya tempat pelekatan pita cukai, dan bagian bawah terdapat logo 76, dan PT DJARUM. 

Rokok ini saya dapatkan dalam kondisi produksi sangat baru "30 Oktober 2021", dan untuk membantu membaca kode produksi khas PT Djarum, 30102021, 30 bermakna tanggal, 10 bermakna bulan, 20 bermakna batch produksi, dan 21 bermakna tahun pembuatan.

Terhitung simpel sebenarnya, secara subjektif dan objektif yang memang menggemari geometri heksagonal, dan penggunaan warna dari rokok ini yang elegan, premium, terkesan mahal, bahkan saya berpikir rokok ini memiliki harga diatas Rp. 15.000. Untuk kemasan saya beri nilai 9.5 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya untuk membuka kemasannya


Seperti halnya Djarum 76 SKT yang menggunakan model kemasan hard-pack, model membuka bagian ini tentunya tak perlu dijelaskan. Layaknya membuka kemasan kotak sirup, dan ini mampu menjaga kondisi rokok tetap segar

Kita buka saja bagian penutupnya dengan seksama


Cukup terlihat kuantitas dan memang benar rokok ini berjenis SKT. Kuantitas isi sebesar 12, dengan susunan 6 di depan dan 6 di belakang. Layaknya SKT buatan Djarum umumnya, pelindung kesegaran masih menggunakan plastik, dikarenakan pengemasan SKT Djarum masih menggunakan mekanisasi tangan

Untuk melihat isinya, plastik ini bisa ditarik, dan tampak batang rokoknya layaknya gambar dibawah


Tampak batasan bakaran menggunakan model yang berbeda dengan Djarum 76 umumnya (lebih mirip Djarum Coklat atau Istimewa yang belum pernah saya ulas karena satu dan dua hal), dan baik batasan bakaran generasi baru atau lama dari 76, tidak ditemukan pada rokok ini. Buka plastik atas untuk menikmatinya, cukup sobek bagian samping atas (kanan atau kiri terserah).

Kemudian kita coba kaji batang rokok ini secara seksama



Batang rokok tampak menggunakan model King Size, ukuran SKT secara umum di Indonesia, panjang 84mm, diameter tergantung hasil pelintingan yang didapatkan. Batasan bakaran cukup simpel, terdapat elemen kuning pekat bertuliskan Djarum dan 76. Namun bila dilihat sekilas (dan saya baru menyadari, saat saya menuliskan review ini sembari mengecek batang dalam kemasan), elemen Madu Hitam ini juga ditemukan pada bagian hisapan (bisa dilihat ada sesuatu yang kuning terang namun samar), dan ini bisa juga dimaksudkan untuk memperkuat elemen manis karamel khas madu, yang juga dicampur pada bagian racikan.

Penggunaan madu di bagian hisapan, menurut saya banyak terinspirasi dari bagaimana pemanis SKM ini diaplikasikan pada kertas tipping. Namun pada kasus ini, Madu Hitam sepertinya dicelupkan langsung ke bagian hisapan, dan dibiarkan kering terlebih dahulu sebelum masuk proses QC dan pengemasan manual.

Sangat disarankan untuk memijat bagian batang, perlahan namun jangan terlalu keras, karena rajangan pada rokok ini sama padatnya secara umum dengan Djarum 76 umumnya

Kemudian, kita coba rasakan rokok ini secara seksama dan hikmat


Ketika sebelum dibakar, sensasi madu sebenarnya sudah cukup terasa. Terkesan lengket, namun tidak begitu semanis madu terkaramelisasi. Namun saat dibakar, rokok ini seakan mengeluarkan sensasi khas 76, dengan tingkat kepekatan yang tak begitu kuat, dan bisa dikatakan sisi lain yang saya temukan, tergambar lebih kalem. Sisi fruity masih bisa ditemukan, gabungan nanas, salak, leci, nangka, dan ceri khas 76 masih bisa tergambar, akan tetapi kesan ini cukup tertutupi pada sesi hisapan. Mungkin ini dimaksudkan untuk membantu bagaimana karakter madu bisa terbangun dengan baik. Sensasi spicy pada rokok ini terkesan berbeda, tidak tergambar dengan hentakan yang kuat, cenderung halus, kaya akan hangat khas kayumanis, kapulaga, pekak, jintan, dan elemen spicy lain yang terbangun halus dan tidak begitu kuat.

Sensasi madu hitam tergambar berbeda di tiap batangnya, hal ini dikarenakan penggunaan madu pada bagian hisapan dilakukan secara manual pada pelintingan (meskipun pada bagian ramuan sudah bisa ditemukan). Licorice terkesan terpendam, di tengah bakaran elemen madu hitam yang digunakan terhantar dengan baik, tampak tak pahit (mungkin karena efek sepat tembakau), manis yang mirip dengan karamel namun terkesan alami, tak berlebih ataupun membuat mual, bahkan bila dibandingkan dengan Esse Honey Pop, elemen madu ini cenderung bisa mengimbangi elemen khas 76 yang hangat nan istimewa. Kesan madu yang dibawa tidak begitu kuat, cenderung samar, dan kenikmatan ini mungkin bisa dijelaskan dengan elemen manis alami yang tak berlebih, disertai hentakan ramuan yang seimbang. Cenderung warming, dan tak panas di tenggorokan.

Sensasi ramuan yang ditawarkan cenderung merupakan hasil modifikasi. Didominasi dengan penggunaan Madura dan Temanggung, Kesturi, Paiton dan Boyolali sebagai pelengkap, Srintil tidak ditambahkan dalam jumlah banyak dan berakibat minimnya kadar nikotin pada rokok ini. Tergambar nutty kuat, smoky yang tak berlebih, cenderung memiliki sensasi dedaunan kering kuat, dan tergambar bahwa proses curing dan aging pada rokok ini. Tergambar secara balance, dominan dengan Oriental Krosok, earthy kuat dengan sensasi tanah yang tebal. Dikeluarkan lewat hidung, memiliki aroma smoky dengan dedaunan kuat dan nutty tebal. Tarikan terkesan solid tak menghentak, cenderung halus untuk hitungan SKT buatan Djarum, hisapan memiliki flow yang tergambar lembut namun tetap berani dalam sensasi ketebalan asap dan rasa. Harshness anehnya tidak begitu kental, sangat halus dan nyaman, meski ada sedikit tergambar karakter gatal yang sangat minim. Throat hit tidak begitu kuat, tak menghentak secara tebal, cenderung tak menusuk di tenggorokan, dan tidak membuat iritasi tenggorokan. 

Durasi bakaran rokok ini sekitar 15-18 menit (bila kondisi dalam pemijatan seperti saya, maka angka 16 menit bisa tercapai), dan durasi ini bisa berbeda-beda tergantung batang rokok yang didapatkan, situasi dan kondisi ketika menghisap, cuaca yang dihadapi, dan juga faktor lain yang mendukung. Aftertaste secara umum pada rokok ini, tergambar manis madu halus namun tak lengket, aroma sepat yang mungkin terjadi karena gabungan madu pahit dan ramuan tembakau, elemen smoky yang tebal dengan nutty kuat yang menempel secara jelas di rongga mulut dan tenggorokan, dan elemen aroma fruity halus yang sebenarnya banyak tertutupi dengan penggunaan madu hitam ini.

Kelemahan secara umum, sensasi madu hitam dari tiap batang dalam kemasan cenderung berbeda, kurang begitu konsisten dalam sensasi manis madu hitam yang dijual (perbandingan singkat, yang ada di foto Twitter berbeda dengan yang saya review kali ini, pada akhirnya saya menggunakan batang dari kemasan yang sudah saya post di Twitter). Gambaran lain, bila tak dipijat, cenderung sulit dihisap dan sulit untuk dinikmati (dan ini kelemahan SKT Djarum yang padat secara umum). Bila bakaran sempurna, pada akhir bakaran cenderung panas di mulut dan jari, terutama pada mendekati batasan bakaran.

Tanpa perlu diragukan, modifikasi dari ramuan Djarum 76 yang khas dan bercitarasa istimewa ini, dan dibantu dengan Madu Hitam yang dicelupkan langsung pada bagian hisapan, membuat rokok ini seakan memberikan sesuatu hal yang istimewa, berkelas, namun dengan harga yang pantas, dan bisa dinikmati dengan baik.

Untuk rasa sendiri saya beri nilai 9.45 dari 10.

KESIMPULAN

Djarum 76 Madu Hitam sebenarnya bukanlah Djarum 76 yang memiliki sisi yang murni, namun modifikasi yang cukup siginifikan ini, pada akhirnya membuat saya cukup bisa berpikir bahwa pada akhirnya semua akan berubah meski dengan satu hakikat yang sama. Kemasan yang elegan, harga yang bersahabat, dan tak perlu diragukan juga dari segi rasa, membuat rokok ini memiliki kelas tersendiri, bila berhadapan dengan kompetitor terdekatnya, Sampoerna Kretek Hijau 12. Kelemahan secara umum cukup sama dengan produk SKT Djarum umumnya, akan tetapi pada sensasi Madu Hitam yang ditawarkan ternyata tidak begitu konsisten dari tiap batang pada kemasan. Ini yang membuat saya agak bingung, karena tiap kemasan kadang memiliki rasa yang berbeda.

Distribusi produk ini cenderung jauh lebih luas bila dibandingkan Djarum 76 secara umum ataupun 76 Filter Gold. Bisa ditemukan di warung atau toko kelontong, dan umumnya hampir semua daerah di Pulau Jawa sudah tersedia terhitung bulan ini. Untuk pulau lain, saya kurang mengerti jujur. Karena persebaran produk ini belum terlalu banyak, maka kita asumsikan saja produk ini ialah produk nasional, bukan regional secara umumnya Djarum 76.

Secara umum, pada akhirnya saya harus memberikan nilai keseluruhan dari rokok ini, 9.58 dari 10. Keunggulan secara umum sudah bisa didapatkan di hampir tiga aspek, meski pada akhirnya pada aspek rasa saya terpaksa mengurangi sedikit nilai yang seharusnya didapatkan. Rokok ini pada akhirnya bisa menjadi jawaban atas mahalnya rokok di Indonesia. 

Bila saya merekomendasikannya? Tentu iya, dengan catatan Anda mencari SKT yang memiliki asap tebal dan sensasi halus, dan mencari sensasi manis yang tentunya tak berlebih. Bila tidak? Sebaiknya jangan. Pada akhirnya, semua pilihan kembali kepada Anda. 

Karena Anda yang berhak memutuskan, bukan saya.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatasJadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Posting Komentar

0 Komentar