Selamat malam,
Akhir dari sebuah hal terkadang merupakan satu hal yang tak bisa diduga. Apapun itu, kita tidak bisa menyangkal bahkan mencegahnya. Ini sekilas merupakan pengantar awal terkait bagaimana saya harus melakukannya kedepan. Tanpa disadari juga, banyak juga sebenarnya bila disadari, terkait bagaimana cara menyangkal dan mencegahnya. Entah suatu saat, jawaban itu akan terhantar kepada kalian semua, apapun caranya dan siapapun yang menyampaikannya.
Sembari menunggu jawaban itu tersampaikan, sementara ini saya hanya bisa menuliskan beberapa review yang saya akan hadirkan pada waktu yang rentangnya bisa jadi dekat, bisa jadi jauh. Apapun caranya, kembali lagi saya mencoba untuk menghadirkan apa yang saya bisa lakukan saat ini. Harap maklum.
Review yang kali ini saya hadirkan, saya akan menyampaikannya dengan cara semudah mungkin. Kali ini, barang yang akan diulas ialah Table 12 Roasted Filter (atau cukup simpel saja sebagai Table 12 Roasted Tea). Produk ini diluncurkan sekitar bulan Agustus lalu, beriringan dengan produk lain semisal Juara Teh Manis Filter yang lalu saya review, dan The Gold 8, Juara Ginseng Kretek, sampai yang akan menjadi produk terheboh, Esse Change Mix.
KT&G memang terhitung kuartal ketiga ini sangat banyak melakukan penambahan portofolio, dan didominasi oleh kategori SKM (ada satu SPM bernama French Mix, nanti saya coba ulas). Dan ini menurut saya cukup menandakan bahwa KT&G sangat serius dengan pasar Indonesia ini. Serta pada akhirnya, ia berusaha membuat perokok dewasa Indonesia familiar dengan keberagaman rasa khas dari KT&G itu sendiri.
Baiklah, mari kita review rokok ini dari harganya terlebih dahulu. Saya mendapatkan barang ini secara kiriman oleh salah satu saudara dekat saya. Ia mengatakan, harga rokok ini dijual sekitar Rp. 14.000,- (ada kabar juga harga rokok ini dijual sekitar Rp. 15.000,-, cukai golongan IIA sebesar Rp. 20.400) untuk kuantitas isi 12 batang.
Karena harga yang ditawarkan tidak berbeda dengan Juara Teh Manis Filter, maka saya rasa produk ini diciptakan tak lebih sebagai diferensiasi wilayah pasar belaka. Untuk harga, sama seperti Juara Filter, saya memberikan nilai 8.9 dari 10.
Kemudian kita coba review kemasan rokok ini secara seksama
Kemasan rokok ini memiliki sekumpulan warna dasar yang simpel. Diantaranya hitam, merah, putih, oranye, dan emas. Tampak kemasan depan terlihat ada semacam lukisan seorang chef asal Eropa, dengan warna merah, memiliki karakter persona yang tegas akan pendirian dan memiliki bakat dalam membuat citarasa terbaik. Lukisan chef itu dilengkapi warna merah, dan adanya bantuan outline berwarna hitam, dan dilengkapi oleh efek emboss tegas. Di bagian kiri dan kanan dari chef, terdapat tulisan ROASTED dan FILTER berwarna oranye, dan dibawahnya terdapat tulisan Table 12. Tulisan Table 12 seakan terinspirasi banyak dari Ristorante, dengan font berwarna putih sambung, dan tulisan 12, yang semuanya dilengkapi outline hitam serta efek emboss tegas yang kental. Dibawahnya, terdapat tulisan SKM dalam total bintang sebanyak 4 buah.
Adapun di bagian elemen utama Table 12, terdapat dua buah braces, yang saya kira hanya ornamen saja. Di bagian bawah tulisan SKM, terdapat logo yakni bunga cengkeh dengan disampingnya masing-masing terdapat 4 garis. Dan dibagian bawahnya terdapat tulisan 12 FILTER KRETEK. Di bagian kanan bawah, ada semacam wax stamp berwarna merah lilin, bertuliskan "MASTER CHEF". Tulisan MASTER CHEF itu dilengkapi beberapa garis penegas, untuk menegaskan kualitas dari rokok ini.
Di bagian belakang, ada tulisan 12 GOURMET STICKS, dengan adanya THE FINEST BLEND ON YOUR HANDS. Semacam penegas bahwa racikan yang digunakan ialah racikan terbaik untuk dihisap. Bagian bawah semacam ada ingredients flavor utama : Black Tea, dengan karakter RICH in taste. Di bagian bawah tertulis Master Chef's Choice. Langsung ke kanan kemasan, terdapat 12 SKM layaknya yang ditemui pada rokok Esse, penegasan MADE UNDER AUTHORITY OF KT&G, KOREA di bawah larangan jual, bagian kiri kemasan terdapat tulisan KT&G dan logo Table 12. Bagian atas kemasan terdapat tulisan Table 12, dan di bagian bawah terdapat nama produsen yakni PT Tri Sakti Purwosari Makmur (TSPM), afiliasi dari KT&G.
Kemasan rokok ini memang sebenarnya termasuk mewah untuk harga 14.000, namun rokok ini seakan menjual hal aneh di bagian kemasan ini. Relasi antara Master Chef dengan Gourmet Sticks, seakan menandakan bahwa rokok ini bukan rokok dengan rasa umum (ada pasti yang berkomentar dalam benaknya, dan berkata bahwa rokok ini tak lebih sebagai rokok rasa daging). Berikut dengan Master Chef's Choice, sebuah hal konyol untuk menegaskan kualitas yang ingin dijual oleh rokok ini. Inkonsistensi antara Finest Blend dan Master Chef, sudah sangat konyol.
Konyol, bahkan banyak yang menyangka rokok ini merupakan rokok buatan peserta MasterChef Indonesia yang gagal. Tak lebih daripada rokok buatan komedian kalau kita lihat dari kemasannya.
Secara komentar subjektif, akan menghasilkan pendapat yang memang membuat rokok ini sangat "absurd, ridiculous, bad quality". Namun bila melihat sekali lagi, kemasan rokok ini sebenarnya cukup menjual, ini terlebih rokok ini secara jauh akan membuat penasaran dari calon pembeli, sampai ia mencicipinya. Karena kembali lagi, ada satu hal yang terkesan beda pada kemasan rokok ini, dengan adanya figur chef yang mungkin bisa saja menjual.
Untuk kemasan saya memberi nilai 8.65 dari 10.
Kemudian kita coba review kemasan rokok secara seksama
Bagian inner hinge lid yang tak terlihat karena posisi, terdapat tulisan 12 Gourmet Sticks, dan penegasan tulisan The Finest Blend On Your Hands. Mungkin itu semacam penanda bahwa rokok ini memiliki kualitas terbaik. Bagian inner frame berwarna merah, dan bagian foil menggunakan warna emas.
Kemudian kita coba tarik bagian foil rokok ini secara seksama
Tampak batang rokok ini menggunakan model kertas tipping yang familiar, namun ada penanda yang besar kemungkinan merupakan penanda label Table 12. Susunan batang rokok ini ialah 6 di depan dan 6 di belakang, total kuantitas 12 batang.
Kemudian kita coba tarik batang rokok yang ada secara seksama
Bagian batang rokok ini menggunakan diameter 7.8mm, dengan panjang sekitar 89mm atau lebih. Bagian burning area tak ada yang mengesankan, dan bagian tipping terdapat logo oval bertuliskan Table 12 dengan bintang sebanyak 4 buah. Tak ada hal mengesankan lain pada bagian tipping paper, selain model tipping paper ialah cork khas Full Flavor.
Kemudian kita coba rasakan rokok ini secara seksama
Ketika sebelum dibakar, rokok ini memiliki sensasi teh manis yang tidak terlalu kental, namun terkesan legit. Ada satu aroma familiar dari Juara Teh Manis, namun dalam tingkat kepekatan teh yang terkesan lebih kuat dan seakan menggunakan jenis teh yang berbeda. Namun ketika dibakar, sensasi aroma yang pertama keluar justru bukan sensasi teh, tak lebih dari aroma mazhab Kediri yang digunakan oleh Pensil Mas. Sensasi teh manis justru sangat melebur dengan baik pada hisapan rokok ini, dengan rincian aroma khas rum raisin, butter, spicy, fruity, dan sensasi cengkeh yang baik. Sensasi Teh Manis yang digunakan memang benar sesuai deskripsi, Roasted Tea atau Teh Hitam yang bisa mengacu pada Lipton, namun satu hal yang aneh ialah sentuhan Jasmine, tak lazim ditemukan pada Roasted Tea yang tulen.
Sensasi gourmet sticks yang dijual tak lebih mengacu pada gabungan butter, rum essence, dried fruit yang dalam konteks ini ialah raisins, dan ada sedikit milky. Cukup gampang untuk menjabarkannya, terutama pada fruity disini tergambar dengan baik unsur raspberry dan nangka, namun elemen lain pada rokok ini yang sering ditemukan pada mazhab kediri, banyak terpendam oleh sensasi Teh Hitam Manis ini. Spiciness sudah tergambar secara jelas, unsur kayumanis, pekak, kapulaga, jintan, lada, dan beberapa elemen spicy lain sangat tergambar secara halus, bahkan sangat nyaman. Cengkeh yang ditawarkan tak jauh berbeda dengan Pensil Mas, pedas namun tak berlebihan. Sangat nyaman, dan cenderung terkesan matang pohon. Tidak begitu warming di tenggorokan, meskipun ada sedikit sensasi hangat khas yang sangat nyaman.
Blend dari rokok ini sangat bisa dipastikan murni Krosok Oriental. Tergambar jelas karakter penggunaan Madura, Temanggung, Paiton, dan beberapa jenis tembakau Oriental lain, dengan karakter nutty halus yang tidak berlebihan, dan tak meninggalkan kesan lengket. Balance secara blend, sangat earthy, dalam artian unsur hara tergambar baik pada penanaman tembakau untuk rokok ini. Dikeluarkan dari hidung, aroma nutty yang terkesan tergambar halus, tak begitu intens, dengan kesan aroma spicy yang cukup dominan. Tarikan tergambar halus, tidak begitu solid, namun terkesan kuat secara sensasi, dan tidak berlebihan. Harshness sedikit ada, cukup tergambar dengan halus, dan tak berlebihan. Throat hit halus, tak menusuk, meskipun agak sedikit meninggalkan kesan kering setelah mengeluarkan asap dari rokok ini.
Durasi sepertinya tak jauh berbeda dengan Juara Teh Manis Filter, sekitar 13-14 menit. Angka ini hanya hitungan sementara, ini kembali lagi ke kondisi ketika menghisap, situasi dan lingkungan ketika menghisap, dan bagaimana cara Anda menghisap rokok itu sendiri. Aftertaste cukup gamblang, gabungan dari Teh Manis Hitam (dengan sentuhan melati), rasa nutty yang justru lengket setelah menghisap rokok ini, sensasi rasa gurih khas yang mungkin ditimbulkan oleh gabungan butter dan milk, dan sensasi smoky khas yang meninggalkan kesan di mulut dan rongga secara halus dan nyaman.
Kelemahan rokok ini, secara singkat terletak ketika hisapan rokok mulai mendekati batasan akhir mulai menurun intensitas teh dari rokok ini, sensasi teh yang terkesan artifisial, dan di akhir bakaran, terkesan pahit dan panas. Anggap saja ini kelemahan yang umum ditemukan pada rokok dengan harga serupa.
Secara singkat, rokok ini sebenarnya memiliki nilai jual yang lebih baik (sedikit) bila dibandingkan dengan Juara Teh Manis Filter. Peleburan dari unsur Teh Manis Hitam ke dalam blend seakan lebih baik, meskipun pada akhirnya kita bisa menilai rokok ini tak lebih dari Pensil Mas. Sama mungkin seperti Juara Teh Manis Filter, namun (sedikit) lebih baik.
Untuk rasa rokok ini, saya beri nilai 8.97 dari 10.
KESIMPULAN
Rasa rokok ini sebenarnya termasuk (sedikit) lebih baik dibandingkan Juara Filter, namun kelemahan rokok ini bila secara subjektif, terletak pada kemasannya yang terkesan merupakan rokok buatan peserta MasterChef Indonesia yang gagal. Kelemahan lain terletak pada sensasi ketika hisapan yang mulai berakhir, mulai dari panas sampai rasa yang tak intens. Untuk distribusi, rokok ini berfokus pada wilayah Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur (semoga tidak salah), dengan sasaran penjualan berada pada channel traditional market (warung, toko kelontong, grosir). Ada kemungkinan informasi lain yang tak saya dapatkan untuk rokok ini, mengingat info ini terkesan terbatas pada akhirnya.
Secara keseluruhan, rokok ini memiliki nilai akhir 8.84 dari 10. Artinya, keunggulan rokok ini justru pada rasa dan harga, dan kelemahan utama rokok ini terletak pada bagian kemasan. Mungkin dengan dibuatnya review ini, bisa menjawab mengapa ada embel-embel siluet koki dan adanya tulisan Master Chef.
Sekali lagi, review ini kembali lagi kepada Anda, karena Anda yang memutuskan dan membeli produk. Review ini hanya sekedar acuan, jangan jadikan acuan ini sebagai acuan utama. Karena saya menulis ini, belum tentu sama responnya dengan Anda.
Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas. Jadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.
0 Komentar