Selamat malam,
Pernahkah terbenak bahwa review yang dahulu saya janjikan ternyata sempat kandas karena produknya tidak berjalan dengan lancar? Pertanyaan ini menurut saya bisa menjawab kenapa pada akhirnya saya bisa membuat review dari rokok ini. Sempat terbenak dalam diri saya bahwa harapan saya mendapatkan stok segar untuk bisa diulas, dalam situasi yang seakan-akan pupus dan tanpa harapan. Mungkin paragraf selanjutnya bisa menjawab kenapa saya bisa berlaku sebagaimana demikian.
Dapur pacu untuk mengulas satu rokok, sangat diutamakan ialah stok dibawah 3-4 bulan, dalam artian semakin dekat dengan tanggal penulisan, berarti rokok tersebut memiliki intisari rasa yang sesuai dengan ekspektasi utama yang diharapkan oleh konsumen. Tugas saya hanya mengulas dan membagikan informasi, kalau saya dibilang memihak ke satu pabrik tentunya tak benar. Bahkan secara tegas saya terkadang melawan pihak yang terlalu membela satu pihak tanpa mempertimbangkan asas logika dan pemikiran rasional terkait satu rokok. Saya pada dasarnya tidak akan membela satu pihak ataupun lainnya. Harap maklum sebesar-besarnya.
Review rokok yang saya akan coba bahas pada kesempatan kali ini ialah Philip Morris Magnum. Pernahkah terbenak kenapa sampai waktu ini saya tidak berani mengulas rokok ini sama sekali? Kalau jawabannya tidak mau, tentunya benar. Namun dengan catatan yang sangat banyak. Bahkan beberapa hari yang lalu, saya tidak menemukan produk ini sama sekali, dengan asumsi terjadi penarikan besar-besaran. Lagi-lagi asumsi itu berakhir dengan kesimpulan bahwa produk ini tidak mungkin diproduksi. Hanya mukjizat yang menjawab doa saya, bahwa terhitung tadi pagi, produk ini sudah bisa ditemukan kembali dengan cukai terbaru 2021. Aneh? Iya dan saya bertanya terus menerus.
Produk ini saya ingat sekali saya dapatkan sekitar akhir Agustus 2020 lalu, dengan catatan stok yang dilempar tak jauh dari rentang 29 Juni 2020 sampai 1 Juli 2020. Ini menurut saya rentang yang tak layak untuk rokok ini diulas, mengingat saya hanya mengambil stok maksimal ialah 3 bulan untuk sekelas rokok SKM Full Flavor yang banyak sausnya. Saya jujur tidak berani membuat ulasannya disini, dan hal yang saya ingin sampaikan ialah permohonan maaf sebesar-besarnya bila rokok ini terkesan gagal diulas sebelumnya.
Cukup menarik bila kita kembali ke produk rokok ini. 12 batang, dengan diameter besar dan panjang yang lumrah ditemukan pada SKM Full Flavor. Dan cukup bisa dikatakan bahwa rokok ini tercipta dengan asumsi untuk mengisi relung celah perokok Sampoerna U Bold yang sepertinya banyak yang terpaksa pergi ke Gudang Garam International atau Surya. Banyak yang mengatakan bahwa merek Philip Morris sendiri merupakan nama pengganti dari Sampoerna U, dengan asumsi awal U Bold diubah ke Philip Morris Bold.
Mungkin kita juga pernah tahu bahwa Sampoerna A Filter diciptakan untuk mengisi celah perokok U Bold lama, namun ternyata gagal pada akhirnya. Keputusan untuk mengembalikan size Magnum dari Sampoerna (ini tidak ada kaitan secara langsung dengan 234 Magnum Filter, Magnum sendiri merupakan diameter terbesar dalam jenis sigaret dan dapat berarti jumbo) pada akhirnya dilakukan dengan tujuan untuk mengisi aspirasi dari perokok Dewasa U Bold (SES C-D, 18-35 tahun) yang sempat tidak bisa terisi karena tidak adanya produk pengganti. Anggapan ini cukup saya anggap sebagai penebus dosa terkait hilangnya Sampoerna U Bold. Harap maklum
Baiklah, daripada saya panjang lebar bercerita tanpa akhir, mari kita review rokok ini terlebih dahulu dari harga. Untuk rokok ini, tadi pagi saya membelinya dengan harga Rp. 15.000,- (cukai 2021 Rp. 20. 400 untuk kuantitas 12 batang). Harga ini menurut saya sangat aneh, terkesan tidak ada kenaikan dari harga awal rokok ini diperkenalkan pada Agustus 2020 lalu. Saya justru curiga bahwa harga ini sengaja dipasang sampai market share rokok ini mulai menyentuh angka diatas 0.1% dari volume rokok keseluruhan di Indonesia. Menurut saya, harga ini sangat murah ditengah produk SKM Full Flavor dari Sampoerna paling minim menyentuh harga 16.500 per 12 batang. Apakah ini rokok entry level? Saya berkata demikian. Untuk harga sendiri saya beri nilai 9.5 dari 10.
Kemudian kita coba review kemasan rokok ini dengan seksama
Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention atau DM saya via Twitter di @ReviewRokok, dan hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas. Jadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.
0 Komentar