Juara Master Kretek 12, SKT Pertama Dengan Mouth Tip Double Wrapping Untuk Sensasi Hisapan Yang Nyaman

Selamat malam,

Membuat review kedua di hari yang bersamaan merupakan salah satu jalan dalam mengejar ketertinggalan yang pada dasarnya merupakan dampak dari istirahat yang cukup panjang. Terlebih bahwa apa yang saya sampaikan pada kesempatan di waktu yang akan datang mungkin akan mengejutkan pada akhirnya. Namun kata pengantar singkat yang tak berarti sedikit menyiratkan bahwa keputusan ke depan mungkin saja akan lebih bulat bila dibandingkan dengan sebelumnya.

Review kedua pada hari ini akan membahas mengenai satu produk yang sebenarnya nanti secara rasa tidak begitu unik (bahkan mungkin di awal saya berikan clue, dengan citarasa yang natural type), namun di satu sisi ada hal yang unik dan menjadi nilai jual utama dari rokok yang akan saya ulas kali ini. Rokok ini dinamakan sebagai Juara Master Kretek, atau singkat kata bisa disebut sebagai Juara Master (bahkan Juara Coklat untuk mempermudah dalam proses pembelian). Rokok ini pada dasarnya sudah diluncurkan sekitar bulan Januari 2023 lalu, di beberapa wilayah Jawa Barat. 

Namun, terhitung April 2023 lalu, produk ini kemudian memasuki wilayah Jabodetabek; dengan sasaran utama produk ini untuk melawan dinasti SKT HM Sampoerna (terutama Sampoerna Kretek 12) yang secara hitungan konsumennya sangat dominan untuk kawasan Jabodetabek. Rokok yang mengusung jargon "Kenyamanan Pada Ujung Hisapan" ini, pada akhirnya bisa dianggap sebagai alternatif yang cukup seksi bagi penantang baru di kategori Natural Type SKT ini. Dan hal yang mengejutkan, pada dasarnya racikan Juara yang kita kenal dengan berbagai flavor menarik, bila tidak diaplikasikan dengan saus flavoring, maka hasilnya dapat kita rasakan pada produk ini.

Rasa yang ditawarkan oleh Juara Master, pada dasarnya diturunkan dari racikan Lintang 6 ataupun Bheta (salah satu merek SKT buatan TSPM/KT&G Indonesia) yang secara umum memiliki patokan dasar dari racikan HM Sampoerna (misalkan Dji Sam Soe ataupun Sampoerna Kretek). Tentu racikan natural-sweet type SKT ini sudah teruji memiliki loyalis yang tidak bisa dianggap remeh, bahkan Lintang 6 sendiri menjadi salah satu brand regional khusus yang dimiliki oleh TSPM pada wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya. Alhasil, KT&G Indonesia kemudian ingin mengenalkan racikan dasar yang menjadi basis utama lini Juara kepada khalayak luas, dengan penambahan fitur Mouth-Tip Double Wrapping.

Lalu apa itu mouth-tip double wrapping? Singkat kata bahwa pada bagian hisapan (mouth tip) pada rokok ini memiliki dua lapisan papir (double wrapping paper) yang berfungsi untuk meningkatkan kenyamanan dalam menghisap rokok ini, sekaligus untuk menjaga karakteristik produk agar efek hisapan yang dihasilkan stabil dan tidak berkurang dari awal hisapan hingga akhir hisapan. Selain berfungsi memberi efek hisapan yang nyaman dan lebih stabil serta konstan, penambahan wrap tambahan pada bagian dalam papir juga berfungsi menyerap air ludah yang seringkali membuat bagian hisapan menjadi basah dan mengurangi kenikmatan bagian hisapan dalam merokok. 

Alhasil sensasi hisapan yang ditawarkan cenderung terkesan lebih solid dan tak terganggu dengan efek basah secara signifikan (karena air ludah) yang sering ditemukan manakala perokok tidak biasa menghisap rokok dengan kadar Tar yang tinggi (entah adanya sensasi hisapan yang tersumbat, atau bahkan tidak terbakar sama sekali). Model mouth-tip double wrapping memiliki mekanisme menahan rajangan agar tetap stabil saat dihisap dan menyerap efek ludah yang berlebihan, sekaligus juga memberikan sensasi hisapan yang lebih kokoh dan tidak gampang lunak oleh faktor eksternal. Bisa disebut sebagai holder mekanis, namun tidak se-mekanis yang dikira. 

Model lapisan pada double wrapping pada rokok ini pada dasarnya mirip dengan apa yang ditawarkan oleh lini Sampoerna Twin Wrap yang dahulu bisa kita temukan. Hanya saja bahwa pengaplikasian double wrapping pada rokok ini kemudian diterapkan pada lini SKT dan punya fungsi yang berbeda, mengingat pada Sampoerna Twin Wtap dimaksudkan dengan alasan menjaga batang rokok tetap bersih, kalau pada Juara Master, double wrap berfungsi agar sensasi hisapan tetap nyaman dan solid, meski kondisi pada beberapa perokok memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan air ludah yang berlebihan.

Baiklah itu sedikit informasi terkait fitur utama yang ingin dijual oleh rokok ini, dengan mengusung sensasi rasa hisapan yang lebih nyaman. Mari kita review produk ini dimulai dari harganya terlebih dahulu. Untuk produk ini saya dapatkan pada salah satu agen grosir di kawasan Jakarta Timur, dengan harga Rp. 14.000,- per bungkus (harga ini kemungkinan harga modal, cukai golongan II sebesar Rp. 9.000,-) dengan kemungkinan harga jual di pasaran sekitar 15.000 hingga 17.000 untuk kuantitas sebesar 12 Batang. Adapun produk ini masih sulit untuk ditemukan di pasaran, meskipun rokok ini sudah dipromosikan secara besar-besaran di kawasan Jabodetabek. 

Rokok ini memang secara harga masih dalam kategori harga yang cukup terjangkau, meskipun nyatanya bahwa untuk harga pemain baru, rokok ini terhitung tidak semurah dengan apa yang dibayangkan manakala Anda membandingkannya dengan harga lini Juara ketika awal launching. 

Untuk harga sendiri saya beri nilai 9 dari 10. 

Kemudian kita coba kaji kemasan rokok ini secara saksama dan perlahan-lahan







Kemasan rokok ini menggunakan warna dasar coklat dan rose gold sebagai warna dasar utama yang menjadi warna basis (dan sekilas menyiratkan dengan gaya komunikasi yang ditawarkan oleh Dji Sam Soe). Bagian latar kemasan menggunakan paduan dari unsur kulit di bagian atas kemasan dan elemen batik kawung di bagian bawah kemasan, dengan warna dasar yakni coklat tua. Bagian logo utama kali ini, terutama pada lambang sabuk khas Juara, memiliki outline berwarna coklat dan pada bagian dalamnya, menggunakan warna rose gold yang dilengkapi dengan 8 lingkaran berbentuk paku, yang menandakan bahwa angka keramat dari TSPM yakni angka 8. 

Terdapat penanda tulisan SIGARET KRETEK, logo Juara yang merupakan gabungan dari dua selendang yang dilengkapi batik khas, dan tulisan varian yakni MASTER. Bagian sabuk pada logo Juara memiliki model hologram yang shiny, sehingga di foto terlihat bahwa ada efek silau yang khas, mencerminkan rokok ini berkualitas dan berkelas. Bagian bawah terdapat penanda fitur utama yakni "MOUTH-TIP DOUBLE WRAPPING" dan penanda lingkaran bertuliskan 12 dalam dua lingkaran (yang melambangkan bahwa rokok ini punya fitur dua lapis kertas pada bagian hisapannya).

Bagian belakang memiliki model serupa dengan bagian depan, hanya saja terdapat penanda khas lini Juara yakni "TRADISI KHAS JUARA" dan pita bertuliskan "FINEST CUT MASTERPIECE" dan lukisan siluet petani yang bangga dengan hasil panen tembakau sembari memeluknya. Bagian samping kanan kemudian bertuliskan SKT, larangan jual, barcode, dan kadar dari rokok ini (43mg Tar dan 2.6 Nikotin, terhitung memiliki angka nikotin yang tinggi untuk sebuah rokok SKT). Bagian samping kiri terdapat tempat pelekatan pita cukai, yang untuk lini Juara sendiri pertama kalinya terlekat pita cukai pada bagian samping. Bagian atas terdapat penanda varian (JUARA MASTER), dan bagian bawah terdapat kode produksi dan produsen yakni PT TRI SAKTI PURWOSARI MAKMUR. 

Tampak bahwa apa yang ditawarkan oleh kemasan rokok ini mencerminkan bahwa rokok ini punya kelasnya tersendiri dan terkesan eksklusif bagi sebuah rokok SKT, bahkan mengingatkan saya dengan gaya komunikasi "craftmanship" khas Dji Sam Soe.

Untuk kemasan sendiri saya beri nilai 9 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya dan kemasan rokok ini secara saksama


Tampak bahwa kemasan dalam rokok ini menggunakan frame berwarna coklat, dengan model kemasan secara umum merupakan model flip-top yang dirakit manual. Kuantitas yang ingin dijual oleh rokok ini yakni 12 batang rokok, dengan susunan 6 di depan dan 6 di belakang.

Kemudian kita coba kaji bagian batang rokok ini secara saksama dan perlahan-lahan



Batang rokok ini memiliki panjang sebesar 83mm dengan diameter bakaran sekitar 8mm dan hisapan sebesar 7.8mm, umumnya bervariasi dari tiap lintingan. Model burning area yang digunakan oleh rokok ini yakni model burning area vertikal khas lini Juara secara umum. Bagian batasan bakaran rokok ini menggunakan model batasan khas Juara, namun dengan warna emas dan coklat, dan terdapat penanda di bagian batasan bakaran secara vertikal bertuliskan MASTER. Bagian hisapan bila dilihat secara rinci, maka terlihat lebih putih, dan dapat dianggap sebagai penanda fitur "Mouth-Tip Double Wrapping" yang akan saya tunjukan pada bagian bawah berikut


Bila Anda mencoba untuk zoom foto di atas, maka tampak bahwa bagian hisapan rokok ini memiliki dua lapis yang mencerminkan fitur Double Wrapping Paper pada bagian Mouth Tip atau ujung hisapan pada rokok ini. Fungsinya, selain menyerap air ludah berlebihan, wrapping dimaksudkan untuk menciptakan sensasi hisapan yang lebih solid dan tidak mudah lembek.

Kemudian kita coba rasakan rokok ini secara saksama


Ketika sebelum dibakar, rokok ini mengeluarkan sensasi manis yang terkesan baik, dengan kombinasi dari maple syrup, tangerine, longan, dan sentuhan vanila-cocoa yang tidak begitu intens. Untuk sebuah tipe natural type, tampak sebelum dibakar memiliki aroma yang cukup segar kala dirasakan pada saat sebelum dibakar. Namun ketika dibakar, rokok ini kemudian mengeluarkan sensasi khas natural type yang secara umum kuat akan sensasi mixture cocoa dan vanilla, dengan penambahan sensasi havana yang dominan, selain adanya penambahan dari mixture perisa maple syrup dan honey, serta hal yang unik pada rokok ini terdapat sedikit sensasi minyak atsiri (dari basil oil) dan rasa leafy khas yang menyegarkan. Tampak bahwa mixture yang digunakan memiliki tipe natural type yang dimodifikasi dengan baik, dengan citarasa yang cukup kompleks bagi sebuah rokok harga menengah. 

Beberapa unsur fruity yang saya sebutkian di awal, selain tangerine dan longan, pada rokok ini juga bisa dirasakan sensasi sweet-fermented dari penambahan pisang dan nangka, meskipun tidak begitu signifikan. Elemen ini mungkin pada akhirnya ditutup dengan sensasi molasses yang dominan, mengingat bahwa racikan natural type di Indonesia seringkali diimbangi dengan molasses sebagai pemanis dan inverted sugar yang umum ditemukan pada karakter rokok natural type. Rempah yang digunakan oleh rokok ini dominan dengan penambahan kayumanis, selain itu adanya unsur adas manis, pekak, kapulaga, jintan, dan rempah lainnya cukup terasa; dengan intensitas rempah yang tidak begitu kuat namun punya elemen pedas yang konstan. Rokok ini kemudian memiliki sensasi hisapan yang sangat nyaman, berikut saya gambarkan di bawah ini bagian hisapan rokok yang sudah dihisap


Tak tampak ludah yang berlebihan manakala Anda menghisap rokok ini dengan mode santai. Dapat diluhat juga pada bagian bawah tampak bahwa fungsi holdering pada double wrapping rokok ini berhasil menahan rajangan pada bagian hisapan tidak melemah pada saat hisapan dilakukan secara intens


Racikan tembakau pada rokok ini menggunakan mixture khas dari perpaduan Virginia untuk menciptakan rasa ringan khas nan spicy alamiah, Burley untuk menciptakan efek smoky yang pas, Madura (sebagai tipe Oriental) untuk menciptakan elemen nutty yang kuat, dan elemen woody serta spicy alamiah dari penambahan tembakau lauk semisal Temanggung, Pakpie, Boyolali, dan Kesturi. Cengkeh yang digunakan  pada rokok ini tampak menggunakan tipe Cengkeh Manado, untuk menciptakan elemen rasa lembut khas dan intensitas pedas yang halus. Elemen khas tersebut terangkum dengan sensasi nutty yang dominan, dengan elemen smoky kuat dan sensasi rasa hisapan yang sangat intens (mengingat sensasi hit nikotin pada rokok ini juga terkesan kuat). Citarasa tembakau pada rokok ini sangat kuat nan tebal, balance, dengan sensasi earthy yang dominan dan memiliki rasa tanah yang tebal. 

Efek tarikan yang dihasilkan pada rokok ini memiliki kepulan asap yang full body, dengan efek hembusan yang halus, namun tetap memiliki karakteristik rasa yang intens dan solid secara alamiah. Termasuk kala dihembuskan lewat hidung, rokok ini kemudian punya aroma yang kuat dengan sensasi nutty, dilengkapi dengan sensasi aroma tangerine yang dominan dan sensasi spicy tebal dari tembakau serta saus bawaan rokok ini. Efek harshness tampak tebal namun terkesan mudah hilang, dengan sensasi throat hit yang terkesan dominan namun pada dasarnya tidak begitu intens. Cocok bagi Anda yang ingin merasakan rokok ala 234 dengan sensasi yang lebih halus. Durasi bakar sekitar 17-19 menit (dengan angka durasi bakar yang saya dapatkan sekitar 18 menit lebih) dengan catatan hal ini tergantung situasi dan kondisi kala Anda menghisapnya, bagaimana teknik yang Anda gunakan, dan sebagainya yang berkaitan dengan faktor eksternal.

Aftertaste yang ditawarkan oleh rokok ini merupakan gabungan dari sensasi tangerine dan longan, yang berpadu kuat dengan sensasi mixture cocoa-vanilla yang intens, dengan sensasi nutty-smoky yang intens, dan sensasi mixture khas natural type yang meninggalkan kesan kuat di mulut. Namun kelemahan pada rokok ini terletak pada sensasi hisapan yang cukup berat untuk dinikmati bagi sebuah rokok SKT, dan juga sensasi rasa yang ditawarkan pada dasarnya generik untuk sebuah varian rokok modern. Namun hal tersebut bagi saya bukanlah kelemahan yang berarti, mengingat bahwa apa yang ditawarkan oleh rokok ini memang ditujukan untuk melawan Sampoerna Kretek 12, namun dengan gaya yang (bahkan) lebih baik.

Untuk rasa sendiri, saya beri nilai 9 dari 10.

KESIMPULAN

Rokok ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari natural type yang dijual oleh Lintang 6 ataupun Bheta, yang kemudian kita bisa sebut sebagai Natural Type (atau Tobacco Based). Tipe ini secara umum merupakan tipe yang memang disukai oleh banyak perokok di Indonesia, mengingat nilai jual utama pada rokok ini ada pada tembakaunya yang kuat, dan bukan  saus yang kuat. Rokok ini pada dasarnya cocok di segala kondisi dan situasi, namun tentu saja kelemahan rokok ini yang terkesan sangat berat bagi pemula, mungkin menjadi kendala yang berarti manakala Anda menghisap rokok ini. Selain itu juga sensasi rokok ini pada dasarnya merupakan tipe rokok yang generik, artinya memang sensasi yang dijual merupakan sensasi regular yang familiar, dan bukanlah sebuah produk dengan keunggulan rasa yang baru. Namun hal tersebut bagi saya justru menjadi nilai plus pada rokok ini.

Distribusi rokok ini secara umum seharusnya sudah bisa ditemukan di berbagai warung, toko kelontong, dan minimarket rakyat. Namun pada saat tulisan ini dibuat, rokok ini hanya dijual di toko grosir saja, dengan jumlah slop yang ditawarkan hanyalah satu slop (meskipun di tempat grosir dekat rumah bisa ambil per bungkus). Mungkin rokok ini akan terdistribusi efektif pada akhir bulan Mei ini ataupun awal Juni. Meskipun rokok ini kemudian secara promosi terkesan sudah tersebar luas, akan tetapi stok di pasaran terkesan nihil. Bagi saya ini kendala dalam distribusi KT&G secara umum, yakni promosi tersebar luas namun barang tidak ada. Harap menjadi catatan penting bagi Anda team KT&G dalam menangani masalah distribusi tersebut.

Untuk nilai rerata dari rokok ini sekitar 9 dari 10, artinya rokok ini memiliki angka yang rata dari segi rasa yang baik (di kelasnya), kemasan yang baik, dan harga yang baik (di kelasnya). Simpelnya bahwa rokok ini bukanlah tipe rokok yang menjual rasa-rasa layaknya produk lini Juara secara umum, melainkan produk ini menawarkan sensasi rasa yang familiar.

Apa saya merekomendasikannya? Tentu, dengan catatan Anda mencari rokok kretek tangan yang memiliki rasa familiar dan mencari sensasi hisapan yang lebih nyaman. Bila tidak? Menurut saya tak ada salahnya untuk mencoba.

Review rokok ini tidak bisa menjadi acuan pasti dalam menilai sebuah rokok. Tentu apa yang saya rasakan, bisa jadi berbeda dengan apa yang Anda rasakan. Pilihan ada di tangan Anda.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, beri komentar di bagian bawah, atau hubungi saya via WhatsApp di tombol diatas. Jadilah perokok yang bertanggungjawab dan tercerahkan. Sekian dan terima kasih.

Posting Komentar

0 Komentar