Sampoerna Kretek (Hijau), SKT Value For Money dari Sampoerna

Selamat malam,

Berhubung admin baru saja mendapatkan stok terbaru (yakni stok cukai tahun 2017) maka alangkah baiknya admin memulai kembali istirahat sejenak admin yang admin lakukan beberapa saat ini. Dalam rangka postingan ke 76 dari keseluruhan isi (sebenarnya ada 74 posting yang berisi review mengenai rokok yang ada di Indonesia dan 1 review mengenai rokok asal Luar Negeri), maka alangkah baiknya kita memulai kembali postingan admin yang bisa saja membuat banyak orang memiliki preferensi mengenai rokok apa saja yang ada di Indonesia. Kali ini admin akan mereview mengenai rokok yang pita cukai-nya baru saja admin terima pada tahun 2017 dimana admin pada akhirnya kembali bersemangat membuat review rokok yang ada di Indonesia.

Admin sedikit ingin bercerita bagaimana admin bisa mendapatkan barang yang kebetulan baru saja datang dari pabrik. Dimana admin seperti biasa pulang dari tempat admin mengenyam pendidikan dan seketika admin iseng dimana stok rokok admin pada saat itu sudah habis. Dikarenakan rokok admin sudah habis, admin pada dasarnya ingin mencoba kembali Marlboro Filter Black yang sebenarnya admin kurang begitu cocok dikarenakan rasanya yang cukup kering di tenggorokan admin. Sesampainya di warung, admin akhirnya melihat ada satu rokok yang berpita cukai 2017. Admin memang kebetulan belum pernah mencoba rokok ini, dan seketika admin akhirnya bertanya apakah benar produk yang dimaksud merupakan Sampoerna Kretek atau bukan. Dikarenakan penutup foil-nya menggunakan warna silver, maka setelah bertanya, admin akhirnya bisa membeli produk ini dengan seksama dengan harga yang akan saya paparkan di bawah ini.

Postingan ini pada dasarnya merupakan postingan yang cukup singkat dan dalam rangka ini admin sedikit menganalisis mengapa Sampoerna Kretek atau lazim disebut dengan Sampoerna Hijau bisa tetap bertahan hingga saat ini diantaranya sebagai berikut:
  1. Sampoerna Kretek (atau lazim disebut sebagai Sampoerna Hijau mengacu kepada bungkusnya yang berwarna hijau) merupakan flagship SKT yang dimiliki Sampoerna pada kawasan Jawa dan Sekitarnya (Untuk Sumatera sudah difokuskan kepada Panamas Satu dengan harga yang lebih murah namun memiliki kualitas yang sama dengan Sampoerna Kretek). Pertama kali diluncurkan pada tahun 1959 di Bali, produk ini seakan menjadi salah satu tumpuan Sampoerna dalam segmen SKT dimana Dji Sam Soe merupakan flagship Sampoerna dalam segmen premium, sedang Sampoerna Kretek menyasar kepada target menengah ke bawah. Dalam hal ini, Sampoerna Kretek mulai kembali dijual pada tahun 2000 dengan bentuk komunikasi-nya yakni Geng Hijau yakni sekelompok orang yang memang dicirikan sebagai kalangan menengah ke bawah yang hidup secara berkelompok dan memiliki kedekatan antar anggota yang sangat tinggi. Pada tahun 2015, Sampoerna mencoba kembali menghidupkan Geng Hijau dengan anggotanya sebanyak 3 orang, hal ini berbeda dengan awal rejuvenasi komunikasinya dimana kelompok dari Geng Hijau cenderung lebih banyak dibandingkan dengan sebelumnya. Ketiga orang tersebut mencerminkan semangat "Nikmatnya Rame-Rame" dimana target rokok ini memang ditujukan kepada segmen menengah kebawah berusia 30 tahun keatas dengan pribadi yang bekerja keras serta menginginkan penghiburan yang cenderung lebih murah. Kebanyakan konsumen Sampoerna Kretek cenderung kurang mampu untuk membeli Dji Sam Soe yang kini berharga sekitar 16.000 (saya lupa angka pastinya) dan menginginkan kualitas dari Sampoerna namun dengan harga yang sangat terjangkau.
  2. Alasan ini bisa diterima, mengingat penjualan dari Sampoerna Kretek berdasarkan Annual Report Sampoerna pada tahun 2015 berkisar 23,1 miliar batang untuk keseluruhan penjualan, dimana Sampoerna Kretek sendiri menguasai sekitar 3% dari pangsa pasar SKT di Indonesia. Angka ini berbeda dengan Dji Sam Soe yang menguasai tiga perempat penjualan SKT yang dimiliki oleh Sampoerna, dalam hal ini total keseluruhan penjualan Sampoerna dalam SKT di tahun 2015 sebanyak 18,7% sudah termasuk diantaranya Sampoerna Kretek. Dengan adanya penurunan yang dimiliki oleh Sampoerna Kretek yakni dari 24,6 miliar batang menjadi 23,1 miliar batang pada tahun 2015, sepertinya penjualan rokok ini walaupun turun tetap saja ada yang mengonsumsi rokok ini. Dan dapat dikatakan bahwa meskipun penurunan terus terjadi, namun masih banyak konsumen SKT yang berada kepada segmen menengah ke bawah, Sampoerna Kretek cenderung tetap bertahan walaupun angka yang ada menunjukan penurunan walaupun tidak begitu drastis.
  3. Secara kesimpulan, pengaktifan kembali Geng Hijau pada bentuk komunikasi-nya diharapkan mampu mendongkrak kembali penjualan Sampoerna Kretek yang terus menurun dari tahun ke tahun. Karakter Sampoerna Kretek yang cenderung merakyat dan membumi membuat rokok ini menjadi pilihan bagi kelas menengah ke bawah yang menginginkan kualitas terbaik Sampoerna namun dengan harga yang cenderung terjangkau di masyarakat. Paduan tembakau bergrade menengah dengan cengkeh pilihan serta saus khas Sampoerna yang sudah menjadi sebuah hal yang klasik membuat rokok ini seakan menjadi pilihan terbaik dikala kantong sempit. Kita tidak bisa pungkiri, segmen dibawah umur 30 tahun juga menjadi konsumen dari produk ini, dikarenakan pada segmen dibawah umur 30 tahun juga ada yang menginginkan rokok yang bersifat awet dan habisnya lama.
Baiklah, itu merupakan sedikit analisis mengapa produk ini bisa bertahan dan bentuk komunikasi-nya cenderung dinamis dari tahun ke tahun. Kita mulai review rokok ini mulai dari harganya terlebih dahulu. Untuk harga rokok ini ialah Rp. 12.000 (cukai 10.650, naik 300 Rupiah bila dibandingkan tarif cukai per Oktober 2016) dengan kuantitas isi 12 batang. Untuk harga sendiri saya memberi nilai 10 dari 10.

Kemudian kita coba review kemasannya dengan seksama







Kemasan rokok ini menggunakan basis warna hijau kekuningan, putih dengan elemen garis hitam, dan merah. Pada bagian depan kemasan terdapat tulisan SAMPOERNA dengan font sans serif dengan total jumlah angka dari huruf tersebut berjumlah sembilan berwarna hitam, terdapat ornamen sembilan bintang dengan adanya bentuk bintang yakni segi sembilan dengan bagian strokes bintang berwarna merah dan di dalamnya berwarna putih, adanya logo A yang sudah melegenda (A disini merujuk kepada Aga Sampoerna sebagai founder merek ini) dimana tulisan A disini berwarna putih yang terletak pada kotak merah dengan adanya kotak luar berwarna putih disertai warna hitam. Hal yang membedakan produk ini dengan Brand A (Atau lazim disebut dengan A Mild) yakni letak tulisan A yang cenderung pada bagian kiri dengan ukuran yang sanngat besar Terdapat ornamen seperempat persegi berbentuk garis dimana secara total ada lima garis putih yang dilengkapi dengan warna hitam pada bagian luarnya. Adanya tulisan 12 SIGARET KRETEK dalam kotak yang terletak dibagian bawah kemasan menandakan rokok ini masuk kedalam segmen SKT. Bagian belakang sama saja dengan bagian depan, namun hanya dibedakan dengan tidak adanya tulisan 12 SIGARET KRETEK. Bagian samping kanan terdapat tulisan SKT dengan adanya larangan jual, dan bagian samping kiri terdapat barcode serta kadar tar dan nikotin. Hal yang membedakan dengan Dji Sam Soe ialah pada pembungkus luarnya yakni menggunakan plastik, serta terdapat pembungkus berupa foil silver di dalam kemasan Sampoerna Kretek. Cukup klasik dan menurut saya sangat cukup menjual. Untuk kemasan sendiri saya memberi nilai 7.3 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya dengan seksama


Hal yang membedakan dengan Dji Sam Soe yakni terdapat pembungkus berupa foil yang mampu menjaga kemasan tetap nikmat. Hal yang berbeda dengan versi sebelum PHW ialah tidak ada factory mark khas rokok soft pack berupa logo Sampoerna dengan adanya sembilan bintang. Factory mark ini tergantikan dengan adanya penempatan pita cukai diatas kemasan. Sebenarnya kemasan ini bisa dibuka pada bagian samping-nya ala softpack luar negeri, namun entah admin susah merobek dengan gaya layaknya softpack di luar negeri. Dalam hal ini kita bisa melihat adanya lipatan foil yang khas dimana kita bisa membuka bagian atasnya sebagai berikut


Terdapat lapisan kedua yang kita bisa buka layaknya berikut


Terdapat lipatan kanan dan kiri yang bisa dibuka dengan seksama. Namun dikarenakan keterbatasan waktu maka admin tidak sempat membuka bagian samping-nya. Rokok ini memiliki kuantitas isi 12 batang, dengan susunan 6 di depan dan 6 di belakang.

Kemudian kita coba tarik batang rokok-nya dengan seksama


Bagian batang ini memiliki panjang dan diameter yang sama dengan rokok SKT pada umumnya yakni King Size dengan ukuran bakaran lebih besar diameternya bila dibandingkan pada bagian hisapannya. Batasan bakaran rokok ini memiliki warna dasar kuning terang dengan adanya batasan berupa garis putih dengan logo A yang melegenda berwarna putih disertai tulisan SAMPOERNA dengan adanya sembilan bintang di bagian bawahnya dengan warna putih. Lintingan rokok ini cenderung lebih padat bila dibandingkan dengan Dji Sam Soe, sehingga mencegah masuknya tembakau masuk ke mulut.

Kemudian kita coba rasakan rokoknya dengan seksama


Pada saat sebelum dibakar, rokok ini cenderung memiliki karakter natural dan tidak terasa apa-apa terkecuali ada sedikit a hint of sweetness-nya. Namun ketika dibakar, rokok ini kental akan rasa spicy yang sangat kuat dengan blend Sampoerna yakni merupakan campuran dari Tembakau Virginia dan Madura, namun dengan grade yang lebih rendah bila dibandingkan dengan Dji Sam Soe. Memiliki saus berbahan dasar liquorice khas Sampoerna, disertai sensasi spicy yang cenderung kuat dan unsur spicy disini diantaranya kemungkinan besar menggunakan adas manis, sedikit kayumanis dan kapulaga yang menjadi penyedap pada rokok ini. Cenderung memiliki karakter yang natural, dalam artian dengan harga 12.000 sudah bisa menikmati SKT dengan blend Sampoerna yang sangat melegenda. Memiliki a hint of sweetness yang cenderung minim namun bisa dirasakan dengan seksama bila dibandingkan dengan rasa spicy kuat yang ditawarkan oleh rokok ini. Cengkeh pada rokok ini termasuk kuat, memiliki sensasi warming yang sangat terasa terutama ketika menarik dalam rokok ini. Secara rasa, rokok ini memiliki karakter gurih yang kuat, dalam artian berkat penambahan rempah khas Sampoerna mampu menciptakan kesan gurih yang sudah menjadi karakter dari rokok ini. Memiliki karakter blend yang sangat earthy, dalam hal ini saya merasa rokok ini merupakan Dji Sam Soe namun dengan karakter yang cenderung lebih rendah mengingat grade rokok ini lebih rendah bila dibandingkan dengan Dji Sam Soe. Rasa rokok ini sangat nutty, terutama dikarenakan salah satu jenis tembakau yang digunakan pada rokok ini merupakan Tembakau berjenis oriental. Memiliki harshness yang sangat terasa dan dalam intensitas yang sangat tinggi, dalam hal ini sensasi harsh yang ditawarkan rokok ini sangat terasa, namun cenderung bisa dinikmati dengan seksama. Ketika dikeluarkan dari hidung, rokok ini cenderung kuat dengan aroma spicy yang sangat tajam disertai sedikit sensasi nutty yang memang menjadi daya tarik rokok ini. Throat hit cukup terasa pada rokok ini, dalam artian rokok ini menawarkan sensasi sedikit menusuk namun tetap dengan karakter smooth khas rokok kretek pada umumnya. Memiliki aftertaste yang sangat kuat akan unsur nutty walau dalam intensitas yang cukup baik serta sensasi spicy khas yang ditawarkan oleh rokok ini. Cenderung sedikit meninggalkan kesan chemical pada akhir-akhir bakaran, namun intensitasnya sangat-sangat rendah, bahkan untuk beberapa orang rokok ini sangat natural secara rasa. Berkat lintingan-nya yang sangat padat, rokok ini memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan Dji Sam Soe yakni tembakau yang masuk ke mulut cenderung lebih rendah. Namun konsekuensinya rasa asam tembakau akan sangat terasa berserta sensasi gurih yang memang menjadi daya tarik rokok ini. Durasi rokok ini berkisar antara 15-16 menit, dan berkat lintingan-nya yang padat membuat rokok ini seakan memiliki daya tarik tersendiri, yakni kesan awet berkualitas yang memang menjadi keunikan dari rokok ini. Namun admin sedikit mengeluhkan adanya batuk dikarenakan harsh dari rokok ini sangat kuat berserta rasa spicy yang sangat kuat. Sehingga pada beberapa hisapan rokok ini menawarkan karakter yang sangat kuat. Overall admin cenderung bisa menikmatinya, dikarenakan rokok ini merupakan produk dari Sampoerna dengan kualitas blend serta rasa Sampoerna, saya memberi nilai rokok ini 8.9 dari 10.

KESIMPULAN

Dengan harga yang terjangkau, kemasan softpack yang terlindungi dengan adanya foil, rasa rokok ini yang sangat balance akan spicy berserta sensasi gurih khas kretek yang sangat terasa, dan kualitas Sampoerna yang sangat tergambar pada rokok ini membuat rokok ini seakan menjadi rekomendasi ketika Anda yang menginginkan kualitas khas Sampoerna namun secara kantong sangat sedikit. Terlebih rasa ini agak sedikit mirip dengan Dji Sam Soe namun dengan intensitas yang tentunya berbeda. Berkat komunikasinya yang kreatif berserta rasa yang cenderung bisa diterima oleh khalayak luas, rokok ini seakan tetap akan dijual oleh Sampoerna sampai perokok SKT dikatakan nol persen. Namun saya sedikit mengeluhkan adanya sedikit chemical taste pada akhir hisapan, chemical taste disini agak sedikit mirip dengan rasa besi namun bagi beberapa orang bisa saja berbeda, dan juga rasa harsh yang cenderung kuat sehingga mampu membuat batuk bagi orang yang tidak kuat atau tidak biasa merokok jenis SKT. Untuk distribusi rokok ini cenderung sangat mudah didapatkan, di minimarket, toko besar, serta warung kecil pada umumnya menjual rokok ini dengan harga yang beragam namun perbedaannya tidak begitu jauh. Overall saya memberi nilai rokok ini 8.73 dari 10. Artinya rokok ini menang pada harganya yang terjangkau serta rasanya yang menurut saya sangat baik. Terlebih untuk ukuran value for money, rokok ini saya bisa rekomendasikan bagi Anda pencinta rokok yang menginginkan kualitas yang baik dan rasa yang cenderung natural spicy namun dengan harga yang sangat terjangkau.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention saya di @ReviewRokok, like Page Facebook blog ini di fb.me/ReviewRokok, dan ask saya di ask.fm/reviewrokok, serta add ID Line saya yakni reviewrokok. Sekian dan terima kasih.

Posting Komentar

10 Komentar

  1. Gw ud cb ini min bbrp bln lalu. Rasany emang cndrung mrip sm "sam soe". Tp gw koq kurng sk sm SKT yg cndrung lmbut ky Sampoerna kretek&DjiSamSoe. SamSoe emank tmbakauny mnrut gw pling bgs min,tp entah knp yg lmbut bgtu mlh gw kurng cocok. SKT favorit gw prtma "Djinggo" kdua "Sejati". Aneh ga mnrut lo rokok favorit gw min ???

    BalasHapus
  2. ngga ada yg aneh, setiap manusia diciptakan "unik".
    salam SKT lovers

    BalasHapus
  3. Berarti mas eddy org nya konsisten,nggak kyk anak muda trend rokok ini itu,merokok cm buat gaya doank,merokok tuh beli rasa bkn beli merk

    BalasHapus
  4. Sebagai pengonsumsi Rokok ini sejak 2010an sampai sekarang belum menemukan yang taste nya sekuat ini. lejat.

    BalasHapus
  5. Tolong dong bang di perbaiki dikit masalah padatnya bako, terkadang saking padatnya ngk bisa di hisap bang, sampek sakit pipi saya

    BalasHapus
  6. Bolehlah hijau,aku sudah setahun lebih kurang isap rokok ini,biasanya aku merokok malboro ligh atau djisamsoe. Hancurkan hijau rasa mantap value for money 😉😊👍👉👉

    BalasHapus
  7. Mnrut sya ni rokok skt mntep bnget gurih lembut favorit lah klo ada budget lbih biasanya nyebat sam sue premium

    BalasHapus