Selamat pagi,
Admin belakangan cukup sibuk dengan kegiatan yang ada. Dalam hal ini admin menyempatkan untuk mereview rokok yang baru saja masuk di Indonesia dan juga rokok lama yang sudah beredar sebelumnya di Indonesia (Untuk saat ini admin fokus dengan produk baru dulu mengingat demandnya cukup tinggi terhadap postingan ini. Dalam hal ini admin baru saja mendapat produk yang kebetulan mulai hari Rabu lalu masuk ke wilayah Depok dan sekitarnya yakni Maxus.
Produk ini sebenarnya admin sudah ketahui sejak seminggu yang lalu dimana admin menyempatkan diri pulang ke Jakarta untuk menengok orang tua. Namun apa daya, saat admin tanya ke berbagai warung yang memasang poster Maxus dan saat admin bertanya mereka semua menjawab
"Belum masuk barangnya, itu baru poster doangan."
Sejujurnya admin agak kecewa pada minggu-minggu lalu dimana dalam hal ini admin sengaja ingin membeli produk ini untuk admin review dan kalau cocok bakal menjadi rokok harian admin. Maklum, saya ini sebenarnya orangnya cepet bosenan, apalagi kalau soal rokok. Masalah ini jangan ditanya, makanya tiap ada rokok baru admin coba. Saya jujur semua rokok bisa masuk, kecuali Mevius dan Djinggo. Kenapa? Karena dua rokok ini terlalu nusuk di tenggorokan dan ngebuat nggak nyaman, apalagi Mevius Original h e h e h e.
Kembali ke soal Maxus, pada akhirnya saat admin ingin makan di salah satu wilayah di Kelurahan Pondok Cina, admin melihat spanduk besar yang ada di warung yang admin percaya untuk membeli rokok. Kebetulan dulu Cigarillos admin dapat di warung tersebut, mengingat harganya tidak begitu mukul dan juga koleksi rokoknya lengkap dan fresh dari pabrikan. Saya jujur kurang tau nama warungnya apa, mengingat dia juga menjual buku dan alat tulis. Bisa dibilang warung tersebut lebih ke toko, toko serba ada. Posisinya ada di dekat Margonda namun masuk ke dalam gang dan kebetulan yang punya warung tersebut sangatlah ramah terhadap admin.
Admin kemudian mencoba bertanya kepada salah satu pemilik warung tersebut, dan kemudian admin menanyakan apakah Maxus sudah tersedia atau belum. Dan sang pemilik warung tersebut kemudian menjawab
"Oh ada, stoknya lagi banyak. Dalemannya Clas Mild karena pabrikannya sama. Ini buat gantiin Jazy Mild yang dulu sempet dijual. Nggak laku soalnya (Jazy Mild)."
Sedikit ucapan dari sang pemilik warung tersebut akhirnya membuat admin bisa membuat analisis yang cukup panjang ala admin yang biasa buat. Dalam hal ini saya akan mengepos iklan Maxus yang sudah diputar di berbagai televisi Nasional mulai Rabu lalu. Silahkan ditonton
Setelah menonton iklannya, alangkah baiknya admin memberi analisis singkat mengapa Maxus mulai diluncurkan di beberapa kota di Indonesia pada bulan Agustus dan baru menjadi produk yang dikatakan sudah berskala nasional pada bulan Oktober ini diantaranya sebagai berikut:
- Nojorono, dalam hal ini PT N.T.I (Nojorono Tobacco International) bisa dibilang hampir tidak punya portofolio SKM LTLN untuk kelas menengah hingga menengah kebawah yang sangat banyak ditemui di Indonesia. Dalam hal ini, Jazy Mild sebagai produk dari PT Nikki Super Tobacco Indonesia (atau disingkat dengan N.S.T.I) dirasa kurang begitu cocok bagi banyak konsumen dikarenakan rasanya yang mengecewakan serta mutunya yang dirasa sangat rendah. Maxus diciptakan untuk mengisi celah yang Jazy Mild tidak bisa ambil, dalam hal ini Maxus menawarkan teknologi Maxitechno Filter berupa filter tunggal dengan desain khusus yang dimaksudkan untuk menciptakan rasa mild yang lebih mantap walau secara grade tembakau lebih rendah dibandingkan Clas Mild. Blend yang digunakan sebenarnya pada rokok ini sama saja dengan Clas Mild, bahkan saya rasa ini merupakan Clas Mild KW-II dimana bahan tembakau yang digunakan sama saja, yakni basis Tembakau Virginia impor dan campuran tembakau lain namun dengan grade yang lebih rendah dibandingkan Clas Mild. Dikarenakan rokok ini masuk kedalam segmen Value For Money, maka Maxus diharapkan mampu menggenjot penjualan Nojorono yang sejauh ini hanya mengandalkan Clas Mild sebagai tumpuan utamanya.
- Test market dari Maxus sebenarnya sudah dilakukan di beberapa kota di Indonesia pada Agustus 2016 lalu, dimana dalam hal ini Maxus dilempar kepada kota dengan penduduk kelas menengah yang banyak dan merata. Maxus, dengan harganya yang murah serta rasa yang lebih mantap dibandingkan Jazy Mild membuat Maxus patut diperhitungkan dalam segmen rokok SKM LTLN Value For Money yang saat ini hanya dikuasai oleh beberapa pabrikan besar Golongan I dan banyak pabrikan Golongan II yang membuat rokok ini. Setidaknya, Nojorono berusaha memaksimalkan fasilitas SKM LTLN yang mereka punya untuk menghadang pabrikan rokok Golongan II yang produknya sangat mudah untuk ditemui dikarenakan secara cukai lebih murah namun secara harga jual biasanya lebih mahal.
- Dengan dua alasan yang admin paparkan, Maxus bisa diperhitungkan dalam segmen Value For Money dimana pada umumnya jenis rokok ini menawarkan rasa yang lebih powerful namun tidak sesmooth rokok SKM LTLN kelas premium yang harganya diatas 15.000. Maxus menawarkan sensasi smooth khas Clas Mild namun dengan adanya efisiensi dalam pemilihan tembakau dan cengkeh membuat rokok ini menawarkan sensasi mild premium namun dengan harga yang lebih murah dibandingkan kompetitor yang bermain pada angka diatas 14.000. Nojorono memang sedikit memiliki portofolio rokok SKM, namun sekalinya mereka membuat rokok jenis ini, umumnya konsumen lebih bisa menerima dikarenakan arsitek dari jenis rokok SKM LTLN yakni Muhammad Warsianto bekerja di perusahaan rokok ini sebagai Senior Advisor.
Nah itu dia merupakan sedikit analisis yang dibuat admin untuk rokok Maxus. Selanjutnya kita review rokok ini mulai dari harga terlebih dahulu. Untuk harga rokok ini ialah Rp. 13.000 (cukai 16.000) dengan kuantitas isi 16 batang. Dalam hal ini Maxus menawarkan harga yang tidak jauh beda dengan Clas Mild isi 12 batang namun dengan kuantitas isi yang lebih banyak. Untuk harga sendiri saya beri nilai 9.3 dari 10.
Kemudian kita coba review kemasannya dengan seksama
Kemasan rokok ini menggunakan warna dasar abu-abu, putih, hitam, dan merah. Pada bagian depan kemasan terdapat empat objek persegi panjang yang menghadap vertikal dengan adanya emboss yang mengingatkan saya terhadap kemasan Dunhill Mild. Dalam hal ini objek persegi panjang tersebut diletakan di bagian kiri. Latar pada tulisan MAXUS terdapat pattern segitiga yang membentuk hexagonal dimana dalam hal ini tulisan MAXUS berada pada latar abu-abu gelap dimana pattern tersebut dapat dirasakan berkat adanya stroke dan emboss yang bisa dirasakan dengan seksama ketika dipegang dengan menggunakan jari. Logo Maxus sendiri berlatar abu-abu muda dengan adanya gabungan dari isian segitiga yang ada di pattern dan terdapat objek gabungan segitiga berbentuk trapesium berwarna merah. Dibawah tulisan MAXUS terdapat objek garis dengan adanya segitiga kearah bawah dimana objek tersebut tepat menunjukan tulisan 16. Adanya tulisan 16 MAXITECHNO FILTER menjelaskan rokok ini memiliki teknologi Maxitechno yang mampu menciptakan kesan mild dengan kadar tar yang lebih besar dan rasa yang lebih terpusat, dalam hal ini Maxitechno lebih kepada bahasa marketing untuk menjual rokok ini. Bagian belakang dari rokok ini terdapat deskripsi yang ada dengan model tulisan rata kiri dimana penjelasan singkat rokok ini ialah terbuat dari tembakau impor serta cengkeh dan dilengkapi dengan Maxitechno untuk menciptakan rasa yang memuaskan dari rokok kretek filter. Di bagian belakang juga terdapat tulisan 16 MAXITECHNO FILTER. Bagian samping kiri kemasan terdapat logo MAXUS dan penegasan tulisan 16 MAXITECHNO FILTER yang disertai dengan logo MAXITECHNO. Bagian atas kemasan terdapat tulisan MAXUS dengan logo dan dibawahnya juga sama. Produk ini kebetulan dibuat oleh PT N.T.I (Nojorono Tobacco International) yang juga memproduksi Clas Mild. Bisa dibilang kemasannya sangat menjual dan memiliki kesan futuristik. Untuk kemasan sendiri saya beri nilai 8.9 dari 10.
Kemudian kita coba buka plastiknya dan kemasannya dengan seksama
Terlihat jelas pada bagian inner frame dari rokok ini menggunakan warna merah dengan desain yang lebih minimalis. Foil pada rokok ini sangat licin ketika dipegang dan memiliki efek glossy serta shiny dimana dalam foil terdapat pattern segitiga yang membentuk hexagonal dan terdapat logo Maxus dengan adanya efek emboss.
Kemudian kita coba buka foilnya dengan seksama
Terlihat jelas batang rokok ini berwarna putih dengan adanya susunan batang 8 di depan dan 8 di belakang khas rokok mild pada umumnya. Dalam hal ini tidak ada yang istimewa untuk filter rokoknya.
Kemudian kita coba tarik batang rokoknya dengan seksama
Rokok ini memiliki panjang dan diameter yang sama dengan rokok mild pada umumnya. Dalam hal ini pada bagian batasan tipping paper terdapat garis berwarna merah tua dengan bagian atasnya ialah logo Maxus serta tulisan MAXUS yang menghadap vertikal. Perforasi yang digunakan pada rokok ini berjumlah dua baris dengan jarak lubang yang berdekatan satu sama lain. Saya kira agak berbeda dengan Clas Mild yang menggunakan tiga baris perforasi dikarenakan Maxus menggunakan blend yang sedikit lebih keras untuk menciptakan kesan yang sama dengan Clas Mild namun dengan harga yang lebih murah.
Kemudian kita coba rasakan rokoknya dengan seksama
Rasa rokok ini memiliki dominan spicy dan earthy yang bisa dirasakan pada awal bakaran rokok ini. Cenderung memiliki intensitas manis yang pas, dalam hal ini menurut saya tidak terlalu kuat namun terasa a hint of sweetness-nya. Dalam hal ini, saus yang digunakan berbasis liquorice dengan adanya sensasi fermented khas rokok mild dengan adanya sedikit penambahan leci untuk mencipatkan kesan manis buah yang tidak terlalu terasa. Tarikannya menurut saya sangat lembut dan mantap, dalam hal ini ditunjang dengan penambahan Tembakau Virginia yang menjadi basis dari rokok ini. Rasa rokok ini cenderung smooth, sedikit memiliki throat hit namun tidak begitu terasa dan tidak terdapat unsur harshness pada rokok ini. Spicy disini dominan dengan adanya penambahan saus yang terbuat dari rempah pilihan serta adanya esens rempah untuk memperkuat citarasa dari rokok ini. Cengkeh pada rokok ini tidak begitu kuat khas rokok mild pada umumnya. Aftertaste rokok ini cukup nyaman di tenggorokan saya, dengan sensasi khas Tembakau Virginia yang sangat lembut berpadu dengan Oriental yang sedikit nutty dan aromanya tidak mencolok. Menurut saya, rokok ini hampir memiliki kesamaan dengan Clas Mild, dengan sedikit unsur rasa honey yang cukup terasa, namun dengan intensitas yang cukup rendah dibandingkan dengan Clas Mild. Durasi bakar menurut saya sangat pas untuk hitungan rokok mild, dalam hal ini tidak begitu lama namun tidak secepat Clas Mild dikarenakan rokok ini memiliki kadar tar lebih besar yakni 16 mg namun secara kadar nikotin sama saja dengan Clas Mild. Saya cukup senang terhadap rokok ini, yang jelas rokok ini memberikan kesan yang hampir sama dengan Clas Mild namun dengan rasa yang lebih rendah. Untuk rasa sendiri saya beri nilai 8.5 dari 10.
KESIMPULAN
Dengan harga yang terjangkau, kemasan yang menurut saya futuristik, serta adanya rasa yang hampir mirip dengan Clas Mild membuat rokok ini layak diperhitungkan dalam pangsa pasar Value For Money. Namun kelemahan rokok ini jelas pada distribusinya yang sejauh ini hanya menjangkau warung-warung dan toko kelontong saja, untuk minimarket sendiri saya rasa belum masuk mengingat produk ini dikatakan baru saja masuk pasaran dan memang distribusi sendiri baru terfokua kepada toko dan warung saja serta rasa Clas Mild yang menurut saya kurang begitu kuat dibandingkan dengan Clas Mild itu sendiri, walau sebenarnya rokok ini punya komposisi blend yang sama namun berbeda grade saja dengan Clas Mild. Overall saya memberi nilai 8.86 dari 10. Artinya rokok ini setidaknya memberikan rasa yang lebih memuaskan dibandingkan dengan Jazy Mild namun secara kualitas rokok ini lebih baik ketimbang Jazy Mild yang saat ini sudah tidak ada di pasaran Depok dan sekitarnya.
Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention saya di @ReviewRokok dan ask saya di ask.fm/reviewrokok. Sekian dan terima kasih.
23 Komentar
Saya kemarin baru cobain rokok ini, rasanya smooth dan manis.. dengan harga segitu (Rp.12.500 di daerah saya) ditunjang rasa yang nikmat.. saya rasa rokok ini ane recomend banget buat yang pengen nostalgia sama rokok clas mild setelah berpetualang dengan berbagai macam merk rokok..
BalasHapushahaha mantap!
HapusMaxus keluaran september keatas udah gak enak lagi bro. Ane bukan nge BC, tapi bagi yg udah dari awal keluar nyedot maxus pasti kerasa bedanya. Entah tembakau diganti atau sausnya dikurangi. Rasanya gak manis lagi. Malah bikin eneg dihidung & tenggorokan. Mungkin penjualannya merengsek kakaknya clas mild, sehingga mutu adiknya dikurangi.
HapusDjarum Coklat Ekstra udah ngga produksi ya
BalasHapusmasih kok, cuman udah susah banget ditemuinnya. cuman di toko khusus dan daerah tertentu doangan
HapusRokok ini recomend. Rasanya enak tidak neko2 dan after tastenya enak di tenggorokan.
BalasHapushahaha sip
HapusMaxus stock bulan oktober sudah berbeda rasanya ketimbang stock bulan sebelumnya. Stock saat ini rasa & aromanya parah & tidak enak. Aromanya tidak spicy lagi. Serasa kertas dibakar. Saya kecewa.
HapusSudah 1 bulan rokok ini menjadi teman harian nan setia. Sebelumnya marlboro light, namun beranjak hari terasa berat dikantong. Coba2 beli ini karena dulu juga user class mild & tau ini sepabrikan. Eh, gak tau nya puas pas mantab sama ni rokok. Dihajar marathon 2 batang tanpa kopi juga gak bikin sensasi "terkoak" pengen muntah. Beda dg kakaknya clas mild.
BalasHapusSemenjak ngerokok ini, pas nongkrong malah diledek teman2. Dulu marlboro sekarang maxus. Maka muncullah istilah MAXUS = MAKIN SUSAH...alias jatuh kere... wkwkwk
Cuma ane bingung, nama rokok ini dilafalkan "maksus" atau "meksas"??
mantap, akhirnya ada juga yang jadiin rokok ini favorit. pelafalannya mèksus/mèksas kalo bahasa inggris, tapi kalo di warung bilang maksus aja deh soalnya tau sendiri kalo dibilang mèksus/mèksas orang nggak bakal ngeh ama ini rokok. aing belakangan jadi user ini rokok juga mengingat rasanya nggak beda jauh ama clas mild namun lebih narik aja
HapusNggak pernah ngerokok kretek mild, apalagi nyoba maxus sama class mild, tapi kalo dibandingin GG mild kira" gimana ya? pernah nyoba gg soalnya
BalasHapustergantung agan sendiri, demen yang manis fruitynya kuat atau nggak? kalo nggak suka yang manis fruitynya kuat bisa dicoba maxus
HapusBang kalau Jazy Mild tuh diberhetiin produksinya bukan karena penjualannya tapi iklannya doang nggak ada di tv
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusApalagi beli maxus include korek, nyaman bgt saat lupa gak bawa korek, bulan september include korek tokai, oktober gk ada bonus, november balik lagi include lagi korek merk fox, wkwkwk
BalasHapuskalau di nilai dari harga lumayan, tapi saya lebih memilih redbold dengan isi 20, sampe sekarang saya memilih redbold 20, coba kawan kawan rasaka
BalasHapusane baru nyoba maxus, rasa kayak kertas aja dibakar..
BalasHapusNice review gan. Ane sebelumnya penikmat clasmild (sejak harga perbungkus Rp8500/16btg). Seminggu ini beralih ke MAXUS, gara2 naiknya clasmild ga ketulungan (skrg Rp17.000/16btg). Awalnya belum tau kalo ni produk keluaran NTI. Bakaran pertama agak sinis, ni rokok kok agak mengecewakan, bara yg terlalu besar bikin kertas papir yg kebakar lumayan gede. dominan asap dari kertas membuat baunya kurang sedap. Begitu ane hisap..Eh kok ky pernah ngarasain ya.. ane liat bungkusnya..BINGO...ada PT.NTI KUDUS-nya..olala clasmild punya to.. overall lumayan enak, sbg pengganti clasmild.. FYI, saat ini di tempat ane perbungkusnya Rp 12.300. ada bonusnya pula. beli 3 maxus, dapat 1 mug. thx maxus, berkat maxus, kantong saya ga bolong lagi..
BalasHapusMaxus enak rasanya.....
BalasHapusKalau masalah harga di daerah saya 13000..
Tapi kalau di cabut timah yg ad di tutu filternya(timah kecil) harganya jdi 12000.....
Ad ap yaaa....rahasia di balik rokok maxus
Alamat kantornya di Batam dimana ya bu.....
BalasHapusMohon di infokan dong bu....
No hp. 08117008756
Alamat kantornya di Batam dimana ya bu.....
BalasHapusMohon di infokan dong bu....
No hp. 08117008756
Min lu uwiw or gundsky? Wkwkwk ketauan banget nongkrong pocin dll, mirip anak-anak uwiw. Soalnya gw iya, kemari bukan mau nyebat tp emang kepo aja sm merek-merek sebat, gw bkn perokok
BalasHapusSayang, kontribusi pajak reklame ke Aceh Timur minim 2017. Distribusi melonjak,
BalasHapusTp lupa pajak