Minak Djinggo, SKT Flagship dari Nojorono Group

Selamat sore, 

Kebetulan, pada minggu ini admin akan melakukan banyak review terhadap rokok yang ada di Indonesia. Selain dikarenakan beberapa minggu lagi menuju bulan puasa, maka bisa dimaklumi, dalam minggu ini admin akan mereview 3 rokok yang sudah saya posting di Fanpage Review Rokok yang ada di Facebook. Salah satu rokok yang admin posting ialah Minak Djinggo, dimana Minak Djinggo memiliki nilai historis yang bisa dikatakan sangat memiliki banyak sejarah yang dimana Minak Djinggo memang diciptakan untuk kelas menengah ke bawah yang menginginkan sensasi rokok yang sangat awet dan juga cenderung memiliki rasa yang dikatakan memang sesuai dengan kelas menengah ke bawah. 

Cerita admin mendapatkan rokok ini sangatlah simpel. Kebetulan di Alfamart di daerah Margonda, Depok menjual rokok ini dengan harga yang sangat murah. Admin kebetulan sedang iseng untuk mencari rokok yang dikatakan sangat unik dan juga berbeda bila dibandingkan dengan rokok yang ada di etalase di Alfamart. Kebetulan, hampir semua rokok yang ada di etalase rokok di Alfamart sudah saya coba, dimana dalam hal ini admin pada akhirnya bisa mendapatkan rokok ini dengan seksama di Alfamart di kawasan Depok. Dalam hal ini admin sedikit akan menceritakan historis mengenai mengapa rokok ini bisa diproduksi dan tetap bisa bertahan hingga saat ini diantaranya sebagai berikut:
  1. Minak Djinggo pertama kali diciptakan sekitar 1932 sebagai merek pertama yang dikeluarkan oleh Nojorono Group dimana, salah satu founder dari Nojorono yakni Kho Djie Siong merupakan mantan distributor dari rokok Bal Tiga yang didirikan oleh Nitisemito. Informasi mengenai racikan yang dimiliki oleh Tjap Bal Tiga tersebut didapatkan oleh Karmaen, sebagai menantu dari Nitisemito yang merupakan founder dari Tjap Bal Tiga. Bersama dengan Tan Djing Thay dan Tjoa Kang Hay, mereka pada akhirnya mendirikan Nojorono Group dimana Minak Djinggo pada awal diproduksi-nya menggunakan komunikasi dengan menggelar layar tancap dan acara hiburan. Minak Djinggo mulai mencapai kejayaan sekitar era 60-an dan 70-an namun cenderung menurun pada 1980-an dikarenakan serangan besar-besaran dari kompetitor yang menyemprotkan air ke dalam kemasan rokok Minak Djinggo sehingga rasa rokok ini mulai tidak disukai oleh konsumen. Minak Djinggo mulai mencoba menata komunikasinya pada era 90-an dimana rokok ini menggunakan endorser Jamal Mirdad dan Lidya Kandou dengan pendekatan motor besar semacam Harley Davidson dan memiliki setting daerah menengah ke bawah yang menjadi target dari rokok ini. Minak Djinggo mulai bangkit kembali pada era 2000-an dimana pendekatan komunikasi yang digunakan menyasar kepada kelas menengah ke bawah yang rata-rata menyukai musik dangdut. Sempat menggunakan Slank sebagai endorser dari rokok ini, Minak Djinggo mulai kembali mengalami kenaikan penjualan, setelah melakukan kampanye "Seru Euy, Nge-Djinggo". Dengan pendekatan yang bisa diterima oleh masyarakat menengah ke bawah, membuat rokok ini terus bisa bertahan hingga saat ini.
  2. Dengan keunggulan menggunakan parafin pada bagian hisapan (atau lazim disebut dengan tipping) sehingga pada masa kejayaan-nya, Minak Djinggo memiliki konsumen menengah ke bawah (terutama petani dan nelayan yang memang menjadi target utama dari rokok ini), Minak Djinggo menawarkan diferensiasi dengan rokok SKT lain yakni bakaran yang lebih awet dan tahan akan air. Dengan keunggulan tersebut, Minak Djinggo tetap bisa bertahan meskipun konsumen SKT cenderung menurun dari tahun ke tahun. Angka terakhir mengenai penjualan SKT ialah 18,2% pada tahun 2016, mengacu kepada Annual Report Philip Morris International, turun dari angka sebelumnya yakni 19,1% pada tahun 2015. Minak Djinggo cenderung memiliki konsumen yang setia, terutama kalangan petani dan nelayan yang membutuhkan rokok dengan intensitas bakaran yang sangat awet dan mampu menjadi hiburan untuk kelas menengah ke bawah. Dengan harga yang saat ini sangat murah bila dibandingkan dengan rokok kelas menengah ke bawah lainnya, membuat Minak Djinggo tetap disukai oleh konsumen dan tetap menjadi pilihan konsumen hingga saat ini. Bahkan, Minak Djinggo tetap bisa bertahan hingga sekarang dikarenakan segmen rokok yang menyasar ke kelas menengah ke bawah cenderung luas dan sudah banyak pabrikan rokok yang menjual rokok SKT dibawah harga 10.000.
  3. Dapat dikatakan, bahwa Minak Djinggo merupakan salah satu merek rokok yang dikatakan berusia tua dan tetap bisa bertahan di tengah gempuran rokok SKT yang sangat sengit dan dikatakan sangat banyak pemain yang bermain di bawah harga 10.000. Minak Djinggo yang memiliki keunggulan menggunakan parafin pada bagian tipping, membuat rokok ini tetap bisa bertahan hingga sekarang dan cenderung mengalami peningkatan penjualan dari tahun ke tahun, termasuk juga tagline Nge-Djinggo yang dikomunikasikan dengan "Go...Go...Go..." membuat konsumen seakan mencari rokok alternatif dengan harga yang murah, dengan rasa yang kasar dan tidak sehalus SKT pada umumnya. Mereka memang membutuhkan rokok yang dikatakan awet secara bakaran, dan juga cenderung memiliki durasi bakar yang lebih lama bila dibandingkan dengan kompetitor.
Baiklah, itu merupakan sedikit analisis dan historis mengenai mengapa Minak Djinggo diluncurkan dan tetap bisa bertahan hingga saat ini. Kemudian kita coba review harga rokok ini dengan seksama. Untuk harga rokok ini admin beli dengan harga Rp. 7.400 (di warung dijual diantara 7.500-8.000, cukai 7.325) dengan kuantitas isi 10 batang. Untuk harga sendiri sangat dibawah rata-rata rokok SKT yang pada umumnya dijual diatas harga 10.000, sehingga rokok ini dikatakan sangatlah murah. Untuk harga sendiri saya beri nilai 10 dari 10.

Kemudian kita coba review kemasannya dengan seksama







Kemasan rokok ini menggunakan basis warna hitam dan kuning. Bagian depan dan belakang kemasan terdapat kotak ber-outline hitam dimana pada bagian dalam kotak ber-outline terdapat semacam diagonal yang dimulai dari kiri bawah ke kanan atas. Terdapat tulisan Sigaret Kretek yang sepertinya menggunakan font yang cenderung memiliki kesan vintage. Terdapat semacam gelombang yang mengitari diagonal yang ada pada rokok ini dengan jumlah 8 buah yang terletak di atas dan di bawah diagonal, dimana dekat gelombang tersebut terdapat semacam kotak dengan outline hitam yang sangat tipis. Tulisan MINAK DJINGGO menggunakan font yang sangat vintage dengan adanya unsur underline  yang terdapat pada setelah huruf M sampai tulisan G terakhir. Pada tulisan O tidak memiliki outline layaknya tulisan INAK DJINGG. Font tersebut sangatlah vintage, dengan adanya efek shadow berwarna hitam di bagian bawah tulisan. Terdapat tulisan NOJORONO dengan font vintage hitam berwarna dan tulisan KUDUS di bagian bawahnya. Di bagian kanan yang tertutupi oleh pita cukai terdapat semacam objek persegi panjang dengan tulisan MINAK DJINGGO dengan adanya efek yang sama dengan kemasan depan dan belakang. Terdapat tulisan 10 di dalam lingkaran dan tulisan SKT dengan font Helvetica Condensed. Di bagian kiri kemasan terdapat larangan jual dengan menggunakan font Helvetica Condensed yang memiliki unsur persegi panjang di bagian luarnya. Di bagian atas terdapat dua persegi di bagian luarnya menggunakan efek bold dan di bagian dalam terdapat persegi menggunakan efek thin, dan terdapat tulisan MINAK DJINGGO dengan model yang sama dengan tulisan di depan dan belakang kemasan. Di bagian bawah terdapat tulisan PT N.T.I. KUDUS sebagai produsen dari rokok ini. Sangat vintage dan menurut saya sangatlah klasik namun cenderung kurang menarik. Untuk kemasan sendiri saya beri nilai 7.9 dari 10.

Dikarenakan rokok ini tidak memiliki plastik, maka kita bisa merobek pita cukainya layaknya berikut


Terdapat tulisan MINAK DJINGGO yang sama dengan bagian dari keseluruhan kemasan. Dimana kita bisa membuka lipatan pertama layaknya berikut


Ketika kita berhasil membuka lipatan pertama, maka ada lipatan kedua yang bisa dirobek layaknya berikut


Di bagian lipatan terakhir terdapat dua lipatan yang terbentuk sedemikian rupa. Kuantitas rokok ini ialah 10 batang, dengan susunan 5 batang di bagian depan dan 5 batang di bagian belakang.

Kemudian kita bisa tarik batang rokok-nya dengan seksama


Rokok ini memiliki panjang dan diameter yang hampir mirip dengan ukuran batang rokok SKT pada umumnya yakni King Size. Bagian batasan tipping dari rokok ini terdapat tulisan MINAK DJINGGO dengan model tulisan yang menyerupai bagian kemasan. Warna batasa tipping paper pada rokok ini ialah orange, dengan warna tulisan putih. Bagian tipping rokok ini terdapat unsur abu-abu yang bila dipegang agak sedikit keras. Hal itu menandakan rokok ini menggunakan parafin untuk membuat rokok ini lebih tahan bila terkena air dan cenderung membuat durasi bakar dari rokok ini lebih lama.

Kemudian kita coba rasakan rokok-nya dengan seksama



Ketika sebelum dibakar, rokok ini seakan menawarkan sensasi rasa aromatik yang rendah dan cenderung tidak menarik sama sekali. Ketika dibakar, rokok ini memiliki intensitas spicy yang sangat kuat disertai adanya sensasi aromatik gurih yang khas yang memang menjadi daya tarik dari rokok Minak Djinggo. Sensasi rokok ini memiliki sedikit unsur nutmeg dan vanilla, dimana rokok memiliki sensasi rasa vanilla yang cukup terasa disertai dengan adanya unsur spicy yang sangat dominan. Rasa rokok ini memang memiliki karakter gurih yang sangat terasa, kemungkinan besar saus yang digunakan cenderung kompleks dan juga cenderung berbeda dengan SKT pada umumnya. Rokok ini tidak memiliki sensasi manis layaknya SKT pada umumnya, dimana rokok ini hanya memiliki rasa rempah disertai sensasi gurih yang sangat dominan. Kemungkinan besar, saus rokok ini memiliki unsur nutmeg, kapulaga, pekak, dan juga sedikit unsur kayumanis. Rokok ini memiliki aroma yang menurut saya sangat wangi dan agak berbeda bila dibandingkan dengan rokok SKT pada umumnya, dimana sensasi wangi sendiri tercipta antara perpaduan tembakau dan cengkeh yang saya tidak ketahui jenisnya, dan memang rokok ini sepertinya banyak bermain pada saus, sehingga untuk ketahanan dari saus rokok ini cukup cepat untuk menguap dan cenderung setelah dibuka maka akan menurunkan kualitas dari rokok ini. Cenderung memiliki sensasi warming yang sangat terasa dan kuat, dimana dalam hal ini sensasi yang diciptakan mampu menciptakan sensasi yang sangat hangat di tenggorokan. Blend pada rokok ini cenderung dominan dengan Tembakau berjenis Oriental yang memang secara rasa memiliki unsur nutty yang sangat kuat. Bila dikeluarkan lewat hidung, rokok ini seakan menawarkan sensasi aroma spicy yang sangat kuat disertai unsur aroma vanilla yang menurut saya sangat terasa. Memiliki harshness yang menurut saya sangat terasa, dimana rokok ini memiliki tingkat harsh yang sangat tinggi ketika kemasan baru dikeluarkan, namun cenderung melemah ketika rokok ini disimpan ketika kemasan sudah dibuka. Tarikan rokok ini sangatlah mantap namun sangat kasar, dimana dalam hal ini rokok ini memiliki sensasi tarikan yang cenderung sangat terasa dan sangat mantap namun terdapat sensasi tarikan yang cenderung sangat kasar. Memiliki throat hit yang cenderung menusuk ke tenggorokan, dimana rokok ini memiliki sensasi tarikan yang cenderung membuat tenggorokan tidak nyaman, namun hal tersebut cenderung melemah ketika sudah dibuka kemasannya, sehingga cenderung cepat untuk terkena dampak dari "masuk angin". Aftertaste dari rokok ini cenderung memiliki sensasi nutty yang sangat kuat, disertai sensasi spicy yang menurut saya sangat intens dan sensasi warming yang cenderung tertahan di tenggorokan. Durasi bakar rokok ini sekitar 19-20 menit, dalam artian rokok ini memang memiliki durasi bakar yang cenderung lebih lamban bila dibandingkan dengan kompetitor, dikarenakan blend rokok ini memang sepertinya diciptakan untuk terbakar secara perlahan, dan kemungkinan besar penambahan parafin pada bagian tipping dari rokok ini membuat rokok ini memiliki durasi bakar yang cenderung awet. Namun kelemahan rokok ini ialah ketika mendekati batasan tipping, maka rasa kimia dari rokok ini cenderung terasa, dan juga untuk ketahanan dari rokok ini cenderung menurun ketika kita sudah membuka kemasannya dengan seksama. Dan juga, bagi anda yang memang pada dasarnya tidak menyukai rokok berjenis SKT, mungkin akan kewalahan ketika menghisap rokok ini dikarenakan bakaran dari rokok ini lebih lamban bila dibandingkan dengan kompetitor. Saya sendiri merasa rokok ini punya karakter kering dan cenderung membuat batuk. Dengan harga yang sangat murah, maka dikatakan kualitas rokok ini yang rendah sebanding dengan harganya yang sangat murah. Untuk rasa sendiri saya beri nilai 7.8 dari 10.

KESIMPULAN

Dengan durasi bakar yang cenderung lebih lama bila dibandingkan dengan kompetitor, adanya parafin pada bagian tipping yang membuat durasi bakar rokok ini lebih lama, serta harga yang menurut saya sangat terjangkau membuat rokok ini seakan menjadi pilihan kelas menengah ke bawah yang menginginkan sensasi kretek yang sangat khas dan berbeda bila dibandingkan dengan kompetitor. Harga rokok ini yang terhitung murah, membuat rokok ini masuk kedalam segmen Value For Money yang dikatakan sangat berkembang untuk saat ini. Terutama juga untuk kemasan, rokok ini sangat pas dan sesuai untuk kelas menengah kebawah yang menginginkan rokok yang cenderung tanpa menggunakan plastik pembungkus untuk menjaga citarasa dari rokok ini. Kelemahan rokok ini ialah rasa yang cenderung tidak disukai oleh kebanyakan perokok. rasa yangv menurut saya sangat asing untuk hitungan SKT, serta adanya sensasi chemical taste yang cenderung terasa pada rokok ini. Untuk rokok ini sangat mudah ditemukan di Alfamart dan Alfamidi serta beberapa supermarket, di warung cukup banyak yang menjual rokok ini namun stoknya kebanyakan hanya tersedia 1-2 bungkus saja. Overall, nilai rokok ini ialah 8.56 dari 10. Artinya rokok ini menang pada harganya yang sangat murah, namun secara kemasan dan rasa cenderung kurang disukai oleh banyak konsumen rokok di Indonesia. Admin sendiri yang memang dasarnya menyukai SKT, kurang begitu menyukai rokok ini dikarenakan sensasi rasa yang cenderung tinggi kadar harsh-nya dan tarikan yang sangat kasar.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention saya di @ReviewRokok, like Page Facebook blog ini di fb.me/ReviewRokok, dan ask saya di ask.fm/reviewrokok, serta add ID Line saya yakni reviewrokok. Sekian dan terima kasih.

Posting Komentar

11 Komentar

  1. Bang ini dulu rokok anak buah bapak saya namanya Jum dia suka banget sama rokok ini

    BalasHapus
  2. Mantab Jiwa👍👍👍
    Jarang nih yang mereview rokok middle low..
    Klo diliat reviewnya jadi pengen cobain, tapi liet throat hit nya yang nendang, jadi pending dlu dah..😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. cobain aja, sesekali musti ngerasain jadi orang menengah ke bawah. salah satu caranya ialah ngerokok produk yang dibawah harga 10.000 kayak minak djinggo ini

      Hapus
  3. Mantaaappp.ini br favorit gw min. Gw suka krn rasany kuat bgt cengkehny.oiya min,stlh slesai ngrokok jari tgn lo wangi ga min? Wanginy thn lama bgt,ga ad rokok laen yg bs wanginy nempel d jari ky gni.mlhan rokok laen cndrung bkin apek d jari tgn.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini rokok emang sangat wangi, bahkan sebelum dibuka kemasannya wanginya kerasa banget. cuman rokok ini kalo udah dibuka dan disimpen beberapa jam bakal beda, maklum rokok ini banyak sausnya. pernah nyoba sehari ngebiarin djinggo w kebuka, eh rasanya tau2 beda, jadi soft gitu.

      Hapus
  4. Pasarnya Minak Djinggo kebanyakan di Jawa Barat ya? Soalnya aku nyari di daerahku(Jawa Tengah) nggak ada

    BalasHapus
  5. akhirnya setelah di tunggu tunggu

    BalasHapus
  6. INAK DJINGG hahhaha cerdas benar yg desain :)

    BalasHapus
  7. minak djinggo internasional (filter ) bisa beli dmn ya omh
    tolong info nya

    phone :( 0812 1315 6579 ) / WA : 0812 1228 7065

    terima kasih

    BalasHapus
  8. Rokok kharismatik yang menjadi legenda Indonesia.

    BalasHapus