Dunhill Fine Cut International Merah, SPM Full Flavor dengan Keunggulan 40 Cuts

Selamat sore,

Minggu ini jujur admin bingung mau post apa di blog ini, mengingat dalam hal ini sudah sedikit banyak postingan yang admin buat sepanjang 2017 ini. Entah mengapa admin hidup dalam kesialan, dimana dalam hal ini komputer yang biasa admin gunakan tiba-tiba rusak entah mengapa. Dan postingan ini merupakan postingan pertama admin menggunakan komputer yang lain dimana admin seharusnya menggunakan Macbook Pro untuk membuat postingan yang biasa digunakan untuk membuat postingan di blog tercinta ini. Saat ini admin menggunakan Laptop Windows dan jujur saja admin sepertinya agak kurang nyaman membuat postingan bila dibandingkan ketika admin menggunakan Macbook Pro sebagai senjata andalan admin dalam mereview rokok  yang ada di Indonesia.

Dalam hal ini, admin akan mereview rokok yang sepertinya di relaunch pada Januari 2014 dimana merek ini merupakan versi terkini dari Dunhill SPM yakni Dunhill Fine Cut International. Dunhill Fine Cut International sendiri sejatinya ada tiga jenis, yang merah (Full Flavor), yang biru (Lights), dan yang hijau (Menthol Lights), dimana keunggulannya akan saya bahas pada bagian analisis dari produk ini. Sejujurnya admin membeli ini secara spontan, tidak terencana bahkan dalam postingan ini seharusnya admin mereview Neslite Music Edition yang sudah admin beli dua minggu yang lalu. Seperti biasa, admin akan menganalisis mengapa produk ini bisa direlaunch pada tahun 2014 dan menggunakan nama International sebagai pembeda dengan Dunhill SKM (atau line Kretek dari Dunhill) diantaranya sebagai berikut:
  1. Dunhill Fine Cut International mulai diluncurkan pada awal 2014 dimana produk ini sejatinya merupakan versi upgrade dari Dunhill SPM yang sebenarnya sudah beredar sebelumnya. Hal yang membedakan antara Dunhill kemasan King Size dengan Dunhill Fine Cut ialah terletak pada cacahan tembakaunya yang lebih besar ketimbang sebelumnya. Dunhill versi King Size hanya menggunakan 20-30 cacahan tembakau per inch, sedang pada Dunhill Fine Cut International menggunakan cacahan tembakau sebanyak 40 cuts per inch daun Tembakau. Dalam hal ini, juga dilakukan penyeragaman kemasan dengan Dunhill Mild yang pada saat itu penjualannya sangat baik. Beberapa alasan mengapa digunakan 40 cuts per inch daun Tembakau dibandingkan versi Luar Negeri yang menggunakan 46 Cuts per inch daun Tembakau diantaranya ialah agar karakter khas Dunhill kemasan King Size tidak terlalu berubah signifikan serta dengan angka 40 cuts per inch merupakan angka yang ideal bagi perokok SPM di Indonesia yang pada umumnya suka dengan citarasa agak sedikit hard dan mantap. Bila digunakan versi 46 cuts per inch daun Tembakau, maka rasa khas Dunhill King Size akan berubah jauh. Ada kemungkinan juga mesin pencacah yang digunakan oleh Bentoel Group memiliki batasan 40 cuts dan tidak bisa lebih dari itu. Dalam hal ini, Dunhill menawarkan blend yang sangat otentik serta tanpa adanya tambahan bahan kimiawi secara banyak demi menawarkan rasa yang lebih natural namun tetap memiliki karakter khas.
  2. Setelah diluncurkannya Dunhill Fine Cut International pada awal 2014, keluarga Dunhill di Indonesia otomatis sudah memiliki fitur Fine Cut yang belum pernah ditemui di merek rokok lain di Indonesia. Keunggulan 40 cuts per inch jelas pada rasanya yang cenderung lebih refined dan lebih smooth ketika ditarik. Dan juga berkat perubahan pada panjang dan diameter yang lebih baik membuat rokok ini seakan masuk kedalam segmen SPM Super Premium dengan keunggulan yang sudah disebutkan sebelumnya. Pemilihan Tembakau bergrade tinggi juga menjadi daya tarik dari rokok ini, dimana penggunaan stem dan Tembakau Recon cenderung lebih rendah bila dibandingkan dengan kompetitor. Alasan mengapa digunakan nama International pada rokok ini dikarenakan jenis SPM merupakan jenis yang paling umum ditemui di luar negeri, dan penggunaan International sendiri sejatinya merupakan bukti bahwa standard yang digunakan pada rokok ini sama dengan produk Dunhill di luar negeri. Jadi, dalam pihak internal Bentoel sendiri menyebut Dunhill SPM sebagai Dunhill International, dikarenakan adanya pembeda dengan Dunhill Kretek (Mild dan Filter).
  3. Penjualan SPM Bentoel bisa dikatakan cenderung rendah walau peminatnya sangat banyak. Dunhill sebagai pemain terbesar kedua dalam pangsa pasar rokok SPM cenderung bermain dengan inovasi, diantaranya ialah pemilihan Tembakau yang dilakukan oleh master blender dari Dunhill yang terlatih, penggunaan proses pencacahan tembakau sebanyak 40 cuts serta rendahnya aditif (bahan tambahan) pada rokok ini membuat rokok ini termasuk flagship dari Bentoel Group dalam segmen SPM. Bisa dikatakan diantara merek SPM yang ada di dalam Bentoel Group, Dunhill International-lah yang lebih diunggulkan ketimbang merek lain.
Baiklah, itu merupakan alasan mengapa Bentoel Group mencoba mengupgrade rokok ini menjadi Fine Cut pada awal 2014. Selanjutnya kita review rokok ini mulai dari harga terlebih dahulu. Untuk harga rokok ini ialah Rp. 22.700 (bila dibulatkan menjadi 23.000, cukai 19.700) dengan kuantitas isi 20 batang. Untuk harga sendiri saya beri nilai 5.5 dari 10.

Kemudian kita review kemasannya dengan seksama







Kemasan ini menggunakan basis warna merah tua dan emas sebagai warna dasar kemasan. Terlihat jelas pada bagian depan terdapat pattern persegi panjang yang menghadap vertikal sebanyak tujuh buah dengan efek emboss yang terasa, disertai satu persegi panjang lebar dimana pada objek persegi panjang terdapat sayatan berwarna emas sebagai pembeda antara Dunhill International dan Dunhill Kretek. Sayatan yang ada berukuran setengah dari kemasan. Adanya kotak berwarna emas tua merupakan latar dari tulisan Dunhill yang juga menjadi pembeda antara Dunhill International dengan Dunhill Kretek. Logo Dunhill berupa kotak dengan D berwarna merah berada di bagian kiri atas memiliki efek emboss, dimana disampingnya terdapat tulisan DUNHILL dengan font berwarna hitam yang juga memiliki efek emboss. Dibawah tulisan DUNHILL terdapat tulisan FINE CUT dengan font yang modern berwarna hitam. Pada bagian kanan atas terdapat emblem Dunhill yang sudah menjadi identitas sejak dahulu kala. Di bagian bawah kotak terdapat tulisan INTERNATIONAL dengan menggunakan font Arial berwarna emas dimana tulisan tersebut dimulai dari bagian kanan objek persegi panjang besar hingga persegi panjang kecil keempat. Adanya tulisan SINCE 1907 dengan underline panjang menandakan rokok ini diciptakan sejak 1907 oleh Alfred Dunhill, selaku founder dari Dunhill Tobacco of London Limited. Tanda tangan Alfred Dunhill juga tersedia di bagian bawah underline dengan warna tanda tangan emas tua. Bagian belakang kemasan terdapat objek persegi panjang berwarna emas polos serta sayatan yang sama dengan bagian depan. Deskripsi rokok ini menjelaskan bahwa rokok ini dibuat dengan bahan baku pilihan oleh master blender Dunhill sejak 1907 yang diolah dengan Fine Cut untuk menciptakan rasa yang lebih refined. Adanya deskripsi dilindungi dengan Reloc menyatakan rokok ini memiliki seal yang bisa menjaga citarasa dan aroma dari awal bukaan hingga akhir yang hanya terdapat pada rokok Dunhill. Tulisan "Perfectionist in Tobacco" dengan tanda tangan Alfred Dunhill menyatakan rokok ini diramu sedemikian rupa hingga menjadi sesuatu hal yang sempurna. Pada rokok ini, tulisan SPM berada di bagian kiri bawah, yang menujukan produk ini berjenis rokok Sigaret Putih Mesin. Bagian samping kanan kemasan terdapat logo British American Tobacco Group, yang menunjukan rokok ini dibuat oleh pabrikan yang berafiliasi dengan BAT. Bagian samping kiri kemasan terdapat tulisan 20 FINE CUT CIGARETTES yang menjelaskan rokok ini merupakan rokok dengan kandungan tembakau Fine Cut. Dan ada tulisan dibuat berdasarkan otoritas dari Dunhill Tobacco Of London Limited yang menjelaskan rokok ini dibuat berdasarkan lisensi. Sangat menarik dan menurut saya sangat eksklusif. Untuk kemasan saya beri nilai 8.9 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya dan kemasannya dengan seksama



Rokok ini menggunakan inner frame berupa foil dimana hal tersebut direkatkan dengan sebuah Seal yang secara eksklusif disebut dengan RELOC. Bagian inner hinge lid terdapat nomor konsumen yang bisa dihubungi ketika terja di sebuah masalah dengan rasa. Deskripsi yang ada pada seal Reloc menjelaskan rokok ini dibuat dengan tembakau yang dipilih dengan tangan, adanya pencacahan sebanyak 40 cuts per inch yang cenderung lebih halus dan diciptakan oleh master blender Dunhill. Dalam hal ini latar seal Reloc berwarna hitam dengan campuran semacam asap berwarna merah.

Kemudian kita coba buka seal Reloc-nya dengan seksama


Telihat jelas pada rokok ini memiliki warna tipping paper berwarna cokelat. Dan dalam hal ini kita bisa mendorong seal Reloc-nya layaknya berikut sehingga kita bisa tahu berapa susunan dari rokok ini.


Ketika seal Reloc-nya didorong maka kita bisa melihat batang rokoknya dengan seksama. Kuantitas rokok ini ialah 20 batang, dengan susunan 7 di depan, 6 di tengah, dan 7 di belakang yang sangat umum diterapkan pada rokok berjenis SPM.

Kemudian kita coba tarik batang rokoknya dengan seksama


Diameter dan panjang rokok ini sangat mirip dengan rokok berjenis mild, namun sedikit lebih panjang khas Dunhill Fine Cut Series. Pada batasan tipping paper terdapat garis berwarna merah dengan logo Dunhill berwarna putih. Tulisan Dunhill yang berwarna hitam menghadap horizontal diantara latar tipping paper yang berwarna cokelat polos. Terdapat dua baris perforasi dengan bentuk dot yang jaraknya agak berjauhan satu sama lain.

Kemudian kita coba rasakan rokoknya dengan seksama


Rasa rokok ini kental akan sensasi aromatik spicy khas Tembakau Oriental yang berpadu dengan Tembakau Virgina yang memiliki aroma smooth. Cenderung memiliki karakter yang sangat natural dan apa adanya, dalam artian rokok ini sepertinya tidak menggunakan aditif sebagai penyempurna rasa. Sensasi rasa kaya Tembakau sangat terasa pada rokok ini, Bakaran rokok ini cenderung lurus dan padat, berkat penggunaan teknologi Fine Cut yang diterapkan rokok ini. Memiliki blend yang cukup mellow secara rasa, dalam artian rokok ini memiliki rasa yang cenderung nikmat dan lamban. Sensasi kaya Tembakau disini memiliki karakteristik khas berupa rasa nutty yang kuat bercampur dengan a hint of sweetness yang ditawarkan oleh Tembakau Virginia. Dalam hal ini saya bisa menangkap sensasi sedikit sweet dan spicy, dalam artian rokok ini sedikit memiliki Tembakau Burley yang diproses dengan cara dipanggang, namun dalam intensitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan Lucky Strike Merah. Dalam hal ini juga, adanya sensasi fermented saya bisa rasakan, dalam hal ini aging dari tembakau-nya sangat baik. Cenderung memiliki tarikan yang sangat mantap disertai sensasi kering khas rokok putih, dalam artian rokok ini menawarkan tarikan menusuk khas rokok putih namun cenderung lembut untuk ditarik. Saya bisa menangkap sensasi alami yang tidak ditawarkan oleh Marlboro, dalam artian rasa tembakau disini sangatlah alamiah dan tanpa ada sensasi lain layaknya Marlboro. Agak sedikit meninggalkan sensasi tepung yang menurut saya lumrah pada jenis rokok SPM. Harshness disini sangat terasa, namun cenderung dalam intensitas yang sangat lembut. Throat hit disini cukup menusuk, namun menurut saya throat hit pada rokok ini cenderung lebih baik ketimbang Marlboro. Memiliki aftertaste kering disertai rasa tembakau yang sangat kuat, dalam artian rokok ini memiliki sensasi aftertaste tembakau yang sangat terasa bahkan hingga sudah selesai merokok. Cenderung memiliki aroma yang sangat lembut, bila dikeluarkan lewat hidung maka rokok ini akan menawarkan sensasi aroma Tembakau yang kuat disertai sensasi spicy namun lembut. Durasi bakar sekitar 7-8 menit, namun menurut saya hal tersebut cukup cepat untuk hitungan SPM. Namun saya sedikit mengeluhkan sensasi gatal dan agak sedikit batuk yang sepertinya sangat lumrah pada rokok SPM, dan juga ketika mendekati tipping paper akan sedikit merasakan chemical taste disertai sensasi tembakau yang lebih kuat. Untuk rasa sendiri saya beri nilai 8.5 dari 10.

KESIMPULAN

Dengan rasanya yang menurut saya memiliki karakter mellow, penggunaan teknologi Fine Cut sebanyak 40 cuts, dan kemasan yang sangat elegan membuat rokok ini merupakan rokok kesukaan admin dalam segmen SPM. Namun kelemahan rokok ini ialah cepat habis, cenderung memiliki rasa kering yang sedikit kuat, serta ketika mendekati batasan tipping paper akan terasa chemical tastenya. Untuk distribusi dari rokok ini sangat mudah ditemui, terutama di Alfamart dan Circle K, namun untuk warung hanya beberapa saja yang menjual rokok ini. Sepertinya ASMO Bentoel kurang begitu memperhatikan distribusi rokok ini di warung dikarenakan peminatnya cenderung lebih sedikit dibandingkan line Dunhill Kretek. Overall saya memberi nilai rokok ini 7.63 dari 10. Artinya rokok ini menang pada rasanya dan kemasannya, namun secara harga rokok ini terhitung mahal bagi sebuah rokok SPM. Bagi anda pencinta rokok SPM, saya termasuk yang merekomendasikannya, terutama bagi anda yang menginginkan citarasa tembakau yang lebih alamiah dibandingkan kompetitor. Namun bagi anda yang kurang suka dengan rokok SPM maka saya kurang begitu merekomendasikannya.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention saya di @ReviewRokok, like Page Facebook blog ini di fb.me/ReviewRokok, dan ask saya di ask.fm/reviewrokok, serta add ID Line saya yakni reviewrokok. Sekian dan terima kasih.

Posting Komentar

3 Komentar