Dunhill Fine Cut International Biru, SPM Lights dengan Keunggulan 40 Cuts

Selamat malam,

Tepat hari ini merupakan hari dimana kesibukan admin sudah mulai banyak. Dan dalam hal ini admin sengaja menyempatkan diri untuk membuat postingan mengenai review rokok yang ada di Indonesia. Entah mengapa hari ini juga admin sedikit mengalami kemalangan dimana ketika admin ingin membeli kuota BOLT! di Alfamart dekat dengan tempat tinggal admin, admin merasakan sesuatu yang aneh yakni lamanya proses pengisian pulsa dimana ternyata ada masalah dengan jaringan dari server di Alfamart itu sendiri.

Oh iya, kebetulan admin pada minggu ini mereview sebuah rokok yang dikatakan jarang peminat dibandingkan varian yang lain. Yakni Dunhill Fine Cut International Biru atau lazim disebut juga dengan Dunhill International Lights. Lalu, apa yang membedakan dengan varian sebelumnya yang admin review? Di pos ini admin akan sedikit menjawab perbedaan diantara Dunhill International Full Flavor dengan Dunhill International Lights dan bagi para pemula dalam dunia perokokan, review ini sedikit membantu membedakan sensasi dan apa yang berbeda bila dibandingkan dengan review Dunhill International sebelumnya. Besok hari, admin akan mereview varian Menthol Lights dari Dunhill, jadi sabar saja ya :)

Secara postingan akan tidak begitu jauh berbeda dengan postingan Dunhill Merah kemarin. Singkatnya analisisnya sama seperti produk sebelumnya mengapa Dunhill SPM mencoba mengupgrade menjadi Fine Cut pada awal 2014 yakni sebagai berikut:
  1. Dunhill Fine Cut International mulai diluncurkan pada awal 2014 dimana produk ini sejatinya merupakan versi upgrade dari Dunhill SPM yang sebenarnya sudah beredar sebelumnya. Hal yang membedakan antara Dunhill kemasan King Size dengan Dunhill Fine Cut ialah terletak pada cacahan tembakaunya yang lebih besar ketimbang sebelumnya. Dunhill versi King Size hanya menggunakan 20-30 cacahan tembakau per inch, sedang pada Dunhill Fine Cut International menggunakan cacahan tembakau sebanyak 40 cuts per inch daun Tembakau. Dalam hal ini, juga dilakukan penyeragaman kemasan dengan Dunhill Mild yang pada saat itu penjualannya sangat baik. Beberapa alasan mengapa digunakan 40 cuts per inch daun Tembakau dibandingkan versi Luar Negeri yang menggunakan 46 Cuts per inch daun Tembakau diantaranya ialah agar karakter khas Dunhill kemasan King Size tidak terlalu berubah signifikan serta dengan angka 40 cuts per inch merupakan angka yang ideal bagi perokok SPM di Indonesia yang pada umumnya suka dengan citarasa agak sedikit hard dan mantap. Bila digunakan versi 46 cuts per inch daun Tembakau, maka rasa khas Dunhill King Size akan berubah jauh. Ada kemungkinan juga mesin pencacah yang digunakan oleh Bentoel Group memiliki batasan 40 cuts dan tidak bisa lebih dari itu. Dalam hal ini, Dunhill menawarkan blend yang sangat otentik serta tanpa adanya tambahan bahan kimiawi secara banyak demi menawarkan rasa yang lebih natural namun tetap memiliki karakter khas.
  2. Setelah diluncurkannya Dunhill Fine Cut International pada awal 2014, keluarga Dunhill di Indonesia otomatis sudah memiliki fitur Fine Cut yang belum pernah ditemui di merek rokok lain di Indonesia. Keunggulan 40 cuts per inch jelas pada rasanya yang cenderung lebih refined dan lebih smooth ketika ditarik. Dan juga berkat perubahan pada panjang dan diameter yang lebih baik membuat rokok ini seakan masuk kedalam segmen SPM Super Premium dengan keunggulan yang sudah disebutkan sebelumnya. Pemilihan Tembakau bergrade tinggi juga menjadi daya tarik dari rokok ini, dimana penggunaan stem dan Tembakau Recon cenderung lebih rendah bila dibandingkan dengan kompetitor. Alasan mengapa digunakan nama International pada rokok ini dikarenakan jenis SPM merupakan jenis yang paling umum ditemui di luar negeri, dan penggunaan International sendiri sejatinya merupakan bukti bahwa standard yang digunakan pada rokok ini sama dengan produk Dunhill di luar negeri. Jadi, dalam pihak internal Bentoel sendiri menyebut Dunhill SPM sebagai Dunhill International, dikarenakan adanya pembeda dengan Dunhill Kretek (Mild dan Filter).
  3. Penjualan SPM Bentoel bisa dikatakan cenderung rendah walau peminatnya sangat banyak. Dunhill sebagai pemain terbesar kedua dalam pangsa pasar rokok SPM cenderung bermain dengan inovasi, diantaranya ialah pemilihan Tembakau yang dilakukan oleh master blender dari Dunhill yang terlatih, penggunaan proses pencacahan tembakau sebanyak 40 cuts serta rendahnya aditif (bahan tambahan) pada rokok ini membuat rokok ini termasuk flagship dari Bentoel Group dalam segmen SPM. Bisa dikatakan diantara merek SPM yang ada di dalam Bentoel Group, Dunhill International-lah yang lebih diunggulkan ketimbang merek lain.
Baiklah, itu merupakan alasan mengapa Bentoel Group mencoba mengupgrade rokok ini menjadi Fine Cut pada awal 2014. Selanjutnya kita review rokok ini mulai dari harga terlebih dahulu. Untuk harga rokok ini ialah Rp. 22.700 (bila dibulatkan menjadi 23.000, cukai 19.700) dengan kuantitas isi 20 batang. Untuk harga sendiri saya beri nilai 5.5 dari 10.

Kemudian kita review kemasannya dengan seksama







Secara kemasan, cenderung sama dengan varian Dunhill SPM umumnya. Kemasan ini menggunakan basis warna biru tua dan emas sebagai warna dasar kemasan. Terlihat jelas pada bagian depan terdapat pattern persegi panjang yang menghadap vertikal sebanyak tujuh buah dengan efek emboss yang terasa, disertai satu persegi panjang lebar dimana pada objek persegi panjang terdapat sayatan berwarna emas sebagai pembeda antara Dunhill International dan Dunhill Kretek. Sayatan yang ada berukuran setengah dari kemasan. Adanya kotak berwarna emas tua merupakan latar dari tulisan Dunhill yang juga menjadi pembeda antara Dunhill International dengan Dunhill Kretek. Logo Dunhill berupa kotak dengan D berwarna merah berada di bagian kiri atas memiliki efek emboss, dimana disampingnya terdapat tulisan DUNHILL dengan font berwarna hitam yang juga memiliki efek emboss. Dibawah tulisan DUNHILL terdapat tulisan FINE CUT dengan font yang modern berwarna hitam. Pada bagian kanan atas terdapat emblem Dunhill yang sudah menjadi identitas sejak dahulu kala. Di bagian bawah kotak terdapat tulisan INTERNATIONAL dengan menggunakan font Arial berwarna emas dimana tulisan tersebut dimulai dari bagian kanan objek persegi panjang besar hingga persegi panjang kecil keempat. Adanya tulisan SINCE 1907 dengan underline panjang menandakan rokok ini diciptakan sejak 1907 oleh Alfred Dunhill, selaku founder dari Dunhill Tobacco of London Limited. Tanda tangan Alfred Dunhill juga tersedia di bagian bawah underline dengan warna tanda tangan emas tua. Bagian belakang kemasan terdapat objek persegi panjang berwarna emas polos serta sayatan yang sama dengan bagian depan. Deskripsi rokok ini menjelaskan bahwa rokok ini dibuat dengan bahan baku pilihan oleh master blender Dunhill sejak 1907 yang diolah dengan Fine Cut untuk menciptakan rasa yang lebih refined. Adanya deskripsi dilindungi dengan Reloc menyatakan rokok ini memiliki seal yang bisa menjaga citarasa dan aroma dari awal bukaan hingga akhir yang hanya terdapat pada rokok Dunhill. Tulisan "Perfectionist in Tobacco" dengan tanda tangan Alfred Dunhill menyatakan rokok ini diramu sedemikian rupa hingga menjadi sesuatu hal yang sempurna. Pada rokok ini, tulisan SPM berada di bagian kiri bawah, yang menujukan produk ini berjenis rokok Sigaret Putih Mesin. Bagian samping kanan kemasan terdapat logo British American Tobacco Group, yang menunjukan rokok ini dibuat oleh pabrikan yang berafiliasi dengan BAT. Bagian samping kiri kemasan terdapat tulisan 20 FINE CUT CIGARETTES yang menjelaskan rokok ini merupakan rokok dengan kandungan tembakau Fine Cut. Dan ada tulisan dibuat berdasarkan otoritas dari Dunhill Tobacco Of London Limited yang menjelaskan rokok ini dibuat berdasarkan lisensi. Sangat menarik dan menurut saya sangat eksklusif. Untuk kemasan saya beri nilai 8.9 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya dan kemasannya dengan seksama


Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam rokok ini bila dibandingkan dengan Dunhill Merah. Rokok ini menggunakan inner frame berupa foil dimana hal tersebut direkatkan dengan sebuah Seal yang secara eksklusif disebut dengan RELOC. Bagian inner hinge lid terdapat nomor konsumen yang bisa dihubungi ketika terja di sebuah masalah dengan rasa. Deskripsi yang ada pada seal Reloc menjelaskan rokok ini dibuat dengan tembakau yang dipilih dengan tangan, adanya pencacahan sebanyak 40 cuts per inch yang cenderung lebih halus dan diciptakan oleh master blender Dunhill. Dalam hal ini latar seal Reloc berwarna hitam dengan campuran semacam asap berwarna merah dengan paduan warna biru sebagai pembeda dengan Dunhill Merah.

Kemudian kita coba buka seal Reloc-nya dengan seksama


Kali ini saya sedikit susah membuka Reloc yang dimiliki rokok ini. Sedikit terlihat bahwa batang rokok ini berwarna putih. Bila didorong ke belakang seal Reloc akan nampak batangnya dengan jelas layaknya gambar di bawah ini.


Ketika seal Reloc-nya didorong ke belakang maka akan terlihat jelas perbedaannya dengan Dunhill Merah. Batang rokok ini berbeda dengan Dunhill Merah. Dalam hal ini terlihat jelas warna batang rokok ini berwarna putih. Susunan batang rokok ini ialah 7 di depan, 6 di tengah dan 7 di belakang dengan kuantitas isi 20 batang.

Kemudian kota coba tarik batang rokoknya dengan seksama


Diameter dan panjang dari rokok ini sama halnya dengan rokok berjenis mild, namun dengan kekhasan Dunhill menawarkan ukuran yang sedikit lebih panjang dibanding kompetitor. Dalam hal ini pada bagian batasan tipping paper berwarna biru tua dengan adanya logo Dunhill berwarna putih. Tipping paper pada rokok ini terdapat tulisan DUNHILL dengan warna abu-abu. Perforasi yang digunakan berjumlah dua baris dengan bentuk dot yang agak berjauhan satu sama lain.

Kemudian kita coba rasakan rokoknya dengan seksama


Ketika dibakar, rokok ini memiliki karakter yang cenderung ringan disertai sedikit sensasi creamy yang menjadi daya tarik rokok ini. Terlihat jelas rokok ini memiliki karakter khas Tembakau Virginia yang lembut dan manis disertai sensasi nutty khas Tembakau Oriental. Pada versi Lights dari rokok ini, hisapannya cenderung lebih enteng namun tetap memiliki karakter yang sama dengan Dunhill Full Flavor. Memiliki a hint of sweetness yang tidak sekuat varian Full Flavor, namun tetap bisa dirasakan serta dinikmati dengan sesama. Rasa spicy yang ditawarkan varian full flavor tidak begitu kuat pada varian ini, namun tetap bisa dirasakan dan cenderung lebih mudah untuk dinikmati. Memiliki sensasi rasa tembakau yang kuat, dalam hal ini blend yang ditawarkan sangat earthy namun dalam intensitas yang cenderung lebih ringan. Cenderung memiliki blend yang mellow, dalam hal ini sangat terasa sensasi mellow-nya namun tetap dalam intensitas yang cenderung lebih rendah. Berkat kadar tar rokok yang hanya 9 mg, rokok ini temasuk mudah untuk dihisap dan cenderung memiliki aroma yang tidak sekuat varian Full Flavor. Agaknya,  tembakau yang digunakan pada rokok ini sudah melalui proses DIET (Dry Ice Expanded Tobacco) sehingga mampu menciptakan rasa yang cenderung lebih ringan namun tetap memiliki karakter natural yang ingin dibangun oleh Dunhill. Ketika dikeluarkan lewat hidung, rokok ini menawarkan sensasi spicy yang lebih rendah disertai sensasi harshness yang cenderung cukup rendah. Tarikannya cenderung lembut, dan saya bisa menangkap sensasi harshness yang cenderung lebih rendah namun tetap terasa bila dibandingkan dengan Dunhill Full Flavor. Pemakaian Tembakau Burley pada rokok ini cenderung rendah, sehingga kurang bisa menciptakan kesan sweetness yang sudah menjadi karakter khas dari rokok Dunhill SPM. Throat hit pada rokok ini cenderung sedikit menusuk, namun tetap dalam intensitas yang lebih baik ketimbang versi Full Flavor. Agaknya, rokok ini memiliki karakter tepung yang lebih sedikit ketimbang varian Full Flavor sehingga saya cenderung bisa lebih menikmatinya ketimbang varian Full Flavor. Berkat penambahan perforasi, rokok ini seakan menawarkan sensasi lebih smooth ketimbang versi Full Flavor. Aftertaste rokok ini memiliki sensasi tembakau yang kuat, disertai sedikit sensasi a hint of sweetness yang menurut saya sangat rendah namun berpadu dengan sensasi nutty yang cukup kuat. Durasi bakar rokok ini bisa terhitung antara 5-6 menit, jauh lebih cepat dibandingkan varian Full Flavor. Namun ketika mendekati batasan tipping paper akan mulai terasa chemical tastenya yang cenderung sedikit terasa namun bagi saya itu bukanlah sebuah kelemahan yang berarti. Serta pada rokok ini memiliki sensasi gatal dan kering yang sedikit sama dengan jenis Full Flavor namun cenderung lebih rendah. Overall, saya cenderung lebih suka varian ini ketimbang jenis Full Flavor, dikarenakan lebih mudah untuk dihisap dan tidak terlalu menusuk bila dibandingkan varian Full Flavor. Untuk rasa sendiri saya beri nilai 8.6 dari 10.

KESIMPULAN

Dengan rasanya yang menurut saya lebih baik, kemasannya yang elegan, serta blend yang digunakan bersifat mellow membuat rokok ini menjadi salah satu andalan saya dalam hal segmen SPM. Namun kelemahan rokok ini ialah lebih cepat habis ketimbang jenis Full Flavor namun menurut saya kelemahan tersebut bukanlah kelemahan yang berarti, disertai sensasi chemical taste yang mulai terasa ketika mendekati batasan tipping paper. Untuk distribusi rokok ini termasuk mudah ditemui di Alfamart dan Circle K, untuk di warung sendiri ASMO Bentoel lebih terfokus dengan Dunhill Kretek Series. Overall saya memberi rokok ini 7.66 dari 10, artinya rokok ini menang pada rasanya yang cenderung lebih smooth serta kemasannya yang elegan. Namun untuk harga sendiri saya kurang begitu merekomendasikannya. Bagi anda yang menginginkan sensasi lebih smooth (terutama yang ingin beralih dari Marlboro Lights) saya sangat merekomendasikannya, namun bagi anda yang tidak suka jenis SPM maka saya tidak merekomendasikannya, mengingat secara awam rasa rokok ini cenderung lebih hambar bila dibandingkan dengan jenis Full Flavor.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention saya di @ReviewRokok, like Page Facebook blog ini di fb.me/ReviewRokok, dan ask saya di ask.fm/reviewrokok, serta add ID Line saya yakni reviewrokok. Sekian dan terima kasih.

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Are you paying more than $5 for each pack of cigs? I'm buying all my cigs at Duty Free Depot and I save over 50% from cigarettes.

    BalasHapus
  2. Min kalau Djarum coklat special edition low Poly art itu kemasan seperti SKM atau tin(kaleng)? Tolong dijawab ya min

    BalasHapus
  3. Kenapa dhunhil biru yg laku di pasaran kok malah di ganti udah rasanya beda jauh harga juga mahal. Please kepada pt. Dhunhil produk lagi dhunhil yg biru

    BalasHapus