Aroma SLM (Slim), Rokok Sigaret Kretek Tangan dengan Diameter yang Kecil

Selamat pagi,

Belakangan blog ini sudah mulai dikatakan sangat ramai pengunjung, namun belakangan saya mulai jarang posting di blog ini mengingat saya sebenarnya bingung ingin mereview rokok apa. Dua merek yang saya incar kebetulan juga belum masuk pasaran (Marlboro Filter Black & Esse Pop) sehingga sepertinya saya harus menunggu minggu depan untuk bisa mendapatkan barangnya.

Anyway, mengingat saat ini isu rokok naik dengan harga 50.000 mulai menyebar, maka alangkah baiknya kita sikapi dengan bijak dan tidak menelan mentah-mentah isu tersebut, mengingat isu tersebut sudah diklarifikasi oleh Ditjen Bea & Cukai dengan twitnya yang sudah diposting pada tanggal 20 Agustus yang lalu. Dalam hal ini bisa dilihat twitnya dibawah ini



Dapat dikatakan, dengan adanya pernyataan ini, para pembaca seharusnya tidak perlu was-was akan isu yang sudah menyebar secara viral hingga media massa. Dalam hal ini, kemungkinan besar harga rokok akan naik pada tahun depan, namun dengan tarif cukai yang naik sekitar 10%, bukan kenaikan sebesar 365% (atau 50.000) seperti yang sudah tersebar sebelumnya. Mengingat secara ekonomi Indonesia masih belum bisa dikatakan maju, maka kenaikan cukai 10% bisa dikatakan lebih tinggi dan membuat harga rokok menjadi lebih mahal dibanding sebelumnya.

Nah, itu dia klarifikasi mengenai isu yang sudah tersebar tersebut. Selanjutnya saya akan mulai mereview rokok yang kebetulan baru saya dapatkan pada malam hari kemarin ketika saya beranjak pulang dari salah satu warkop di kawasan Depok. Saat itu saya iseng pergi ke sebuah warung untuk mengecheck apakah ada rokok yang bisa direview atau tidak. Mengingat saya menemukan rokok ini, maka pada akhirnya saya mencoba mereview rokok ini dengan seksama dengan harapan para pembaca memilki alternatif dalam memilih rokok dengan harga yang bijak dan juga rasa yang nikmat.

Sebelumnya saya akan menjelaskan mengapa Aroma Slim (kini disebut dengan Aroma SLM dikarenakan PP 109/2012 yang melarang penggunaan kata slim) bisa diproduksi dan dijual di pasaran Indonesia diantaranya sebagai berikut:
  1. Aroma Slim sendiri pertama kali diluncurkan pada akhir 2011 di kawasan Jawa Tengah dimana pasar rokok Aroma sendiri sudah banyak penikmat yang menginginkan kualitas rasa yang sama dengan Dji Sam Soe namun dengan harga yang lebih murah. Aroma Slim sendiri merupakan satu dari sedikit merek yang menawarkan Kretek Tangan dengan ukuran diameter batang yang lebih kecil. Dengan harga yang murah serta rasa yang nikmat, rokok ini cukup laku, terutama segmen kelas C dan D yang masuk kedalam kelas menengah kebawah. Dalam artian segmen rokok Aroma memang ditujukan untuk kelas menengah kebawah.
  2. Pada tahun 2014, Aroma Slim akhirnya masuk ke pasar Jakarta, Bogor (dan Depok), Tangerang, Cirebon, Sukabumi, dan Lampung dimana bisa dikatakan hampir tidak ada pemain rokok Kretek Tangan dengan diameter kecil yang dijual di daerah tersebut. Dengan hal ini, Aroma Slim mampu menciptakan pasar baru di kota tersebut dimana mayoritas jenis Kretek Tangan yang dijual memiliki ukuran yang besar serta tarikan yang sangat berat sehingga anak muda kurang begitu menyukainya. Aroma Slim sendiri hadir untuk memenuhi kebutuhan perokok 18-30 tahun yang menginginkan sensasi khas Kretek Tangan namun dengan ukuran batang yang mirip dengan rokok mild serta kuantitas isi (12+4) yang lebih banyak serta harga yang sangat murah.
  3. Dikarenakan PP 109 tahun 2012 sudah mulai berjalan pada tanggal 24 Juni 2014 memaksa Aroma Slim mengubah namanya menjadi Aroma SLM mengingat pada PP 109 tahun 2012 sendiri melarang penggunaan deskriptor yang bersifat menyesatkan (kecuali sudah terdaftar pada Ditjen HKI). Sebenarnya sah-sah saja Aroma Slim tetap menggunakan nama Slim, namun dikarenakan "ingin main aman" pada akhirnya Aroma mengubah namanya sekitar tahun 2015 menjadi Aroma SLM dimana pada iklannya huruf I berdempetan dengan huruf L yang mencontoh logo Djarum Super Mild.
Baiklah, itu merupakan alasan mengapa Aroma Slim (atau SLM) mulai dijual di sekitar Jakarta dan sekitarnya. Review ini kita mulai dari harganya terlebih dahulu. Untuk harga rokok ini kemarin saya beli dengan harga Rp. 9000 (cukai 9.700) dengan kuantitas isi 16 batang. Sangat murah untuk ukuran rokok dengan kuantitas 16 batang. Untuk harga saya beri nilai 10 dari 10.

Kemudian kita coba lihat kemasannya dengan seksama







Kemasan rokok ini bisa dibilang sangat modern untuk ukuran SKT dan memiliki jiwa yang muda. Warna dasar kemasan ini ialah kuning keemasan disertai warna merah tua dan juga hitam. Pada bagian depan kemasan terdapat logo Aroma yang cukup terasa ketika disentuh dengan jari disertai dengan tulisan DOUBLE A QUALITY dibawahnya yang mencerminkan adanya standar ganda yang digunakan pada produksi rokok ini. Pada bagian tulisan Aroma terletak pada objek persegi panjang yang memiliki garis memotong sebagai pemisah antara bagian tulisan dengan bagian lain kemasan dengan warna emas disertai adanya efek khas. Tulisan Aroma sendiri terletak pada latar berwarna merah tua disertai bagian kanan dan kirinya objek segitiga siku-siku berwarna hitam hasil potongan garis emas yang tersedia. Terdapat tulisan Slm (dahulu Slim) dengan warna merah tua dan model tulisan sambung yang mampu mencerminkan keekslusifan dari rokok ini. Terdapat tulisan 16 SIGARET KRETEK TANGAN yang mencerminkan rokok ini masuk kedalam jenis SKT. Bagian belakang bisa dikatakan hampir mirip dengan bagian depan kemasan namun terdapat deskripsi yang menjelaskan fitur utama rokok ini yakni diameter yang kecil dengan adanya unsur tribal mirip cengkeh yang terletak pada bagian kanan dan kiri deskripsi. Produk ini diproduksi oleh PT Aroma Tobacco International (disingkat dengan A.T.I) sebagai salah satu anak perusahaan dari PT Nojorono Tobacco International. Sangat menarik dan cukup menjual. Untuk kemasan saya beri nilai 8.4 dari 10.

Kemudian kita coba buka plastiknya dan kemasannya dengan seksama


Kemasan ini menggunakan model flip-top dengan case yang solid layaknya rokok SKT modern yang berbeda dengan SKT tradisional yang masih menggunakan kemasan soft-pack. Pada bagian dalam kemasan berwarna putih, dan dapat dilihat batang rokok terlihat lebih kecil dibanding merek SKT pada umumnya. Kuantitas rokok ini ialah 16 batang, dengan susunan 8 di depan dan 8 di belakang.

Kemudian kita coba tarik batang rokoknya dengan seksama


Batang rokok ini bisa dibilang memiliki diameter dan panjang yang mirip dengan rokok mild pada umumnya, dalam hal ini pada bagian batasan bakaran terdapat logo Aroma disertai bagian yang tidak saya foto yakni adanya tulisan SLM dengan latar objek segitiga.

Kemudian kita coba rasakan rokoknya dengan seksama


Rasa rokok ini bisa dibilang memiliki karakter natural disertai rasa spicy yang sangat terasa ketika awal bakaran rokok ini. Memiliki karakter sedikit manis berkat penambahan liquorice yang cukup terasa namun tidak begitu intens. Saus rokok pada rokok ini bisa dibilang natural namun cenderung berbeda dengan Dji Sam Soe. Agak sedikit mirip dengan Dji Sam Soe, namun tidak seintens dari Dji Sam Soe itu sendiri. Sangat mantap, bahkan menurut saya cukup narik untuk ukuran rokok Kretek Tangan. Dengan diameter yang lebih kecil, rokok ini menurut saya sangat pas ketika digenggam dengan jari, dan dengan hal ini maka menghisap dengan melempitkan jempol dan telunjuk jadi lebih pas. Sangat sedikit memiliki unsur fruity, namun unsur earthy pada rokok ini sangat terasa. Cengkehnya bisa dibilang cukup dominan dan agak intens namun dibandingkan dengan SKT regular termasuk rendah. Memiliki throat hit yang menurut saya tidak begitu menusuk, bahkan menurut saya pribadi rokok ini cukup lembut untuk dihisap. Cukup nyaman di tenggorokan, dan tidak menimbulkan rasa batuk ketika sehabis menghisap rokok ini. Durasi bakar menurut saya cenderung lebih cepat dibanding SKT Regular namun hampir sama dengan jenis SKM Full Flavor. Secara lintingan cukup kuat, namun terkadang tembakaunya masuk ke mulut. Saya cukup suka rasa rokok ini, untuk rasa saya memberi nilai 8.3 dari 10.

KESIMPULAN

Rokok ini bisa menjadi alternatif bagi anda yang menginginkan Kretek Tangan namun dengan diameter yang kecil serta harga yang sangat terjangkau. Dengan kuantitas 16 batang dan rasa yang menurut saya tidak murahan, rokok ini bisa menjadi rekomendasi bagi anda yang sudah tidak mampu membeli Dji Sam Soe namun menginginkan karakter khas Dji Sam Soe dengan gaya yang sangat berbeda. Namun kelemahan rokok ini ialah distribusinya yang hanya menjangkau warung kecil saja, dan stok rokok ini bisa dibilang sangat jarang di warung. Saya hanya menemukan satu buah kemarin, sepertinya karena titipan dari distributor Nojorono sendiri. Overall saya memberi nilai pada rokok ini ialah 8.9 dari 10. Artinya rokok ini sebenarnya cukup bisa diunggulkan, namun secara distribusi sangat kurang.

Demikian postingan saya kali ini. Bila ada pertanyaan silahkan email saya, mention saya di @ReviewRokok dan ask saya di ask.fm/reviewrokok. Sekian dan terima kasih.

Posting Komentar

9 Komentar

  1. Ini rokok terasa ada sensasi sepat dilidah,penggunaan kualitas kertas rokoknya jg kurang,tekstur kertas pd rokok menengah kebawah hampir mirip semua klo diperhatiin,dr ketebalannya bisa terlihat,saya tes bekas puntungnya,lalu bakar sedikit kertasnya aja,kertas djisamsoe bisa terbakar semua dibanding rokok kelas menengah kebawah,sebnrnya wajar,ada harga ya ada kualitas

    BalasHapus
  2. Menurut saya sdh secara pribadi,menghisap rokok ini terasa panas dilidah atau istilahnya tongue bite,mgk kah hanya saya yg merasa demikian?

    BalasHapus
  3. Menarik rokok ini...pendistribusiannya sangat lemah...padahal konsumen banyak yg ingin beralih

    BalasHapus
  4. Saya pakai rokok ini dah 4 tahun

    BalasHapus
  5. Saya nyoba rokok aroma setelah baca blog ini, ternyata diluar dugaan karakternya pas sesuai keinginan saya. Cocok buat kantong mahasiswa hehehe

    BalasHapus
  6. Iseng nyobain setelah baca blog ini, ternyata diluar dugaan karakternya pas dan cocok tp temenku nyoba pd tidak kuat. Yg jelas ramah dikantong mahasiswa

    BalasHapus
  7. Awal isep rokok ini bermula dari temen seperjuangan saat jadi sales minuman, waktu itu aku kehabisan rokok dan dia punya rokok aroma ane coba2 minta eh ternyata cocok bgt rasanya sama harganya, akhirnya aneb beralih ke aroma sampe sekarang, mantap aroma

    BalasHapus
  8. Pertama kali beli rokok aroma slim diwarung dekat rumah cuma Rp 12500,isi 16 btg cukup Murah rasa nya enak jg,mirip sampoerna kretek sih,cuma distribusi nya langka, kadang ada kadang susah nyari nyari nya.

    BalasHapus
  9. Dulu sejak masih remaja cukup sering gonta ganti merek, sempet sih beberapa kali konsisten sama satu merk tapi gak sampai setahun itu juga. Barulah mungkin sekitar sejak 2019 saya finally KONSISTEN sama Aroma SLM (kadang terpaksa switch ke 234 kalau lagi nggak nemu warung madura, tempat biasa Aroma SLM berada).

    Soal distribusi, saya cukup kaget ternyata sekarang Aroma SLM sudah masuk Alfamart. Jadi lebih gampang dapetinnya. Kalau kanjeng ibunda lagi belanja ke alfa jadi bisa nitip juga kalau pas lagi gak bisa keluar rumah (rumah saya deketan sama minimarket itu dibanding sama warung madura). Saat saya menulis komen ini (september 2023), harganya udah naik jadi 14k atau 14.500 di sebagian warung.

    Yang bikin saya setia juga karena si produknya itu sendiri, mengakomodir saya banget yang merupakan pecinta kretek dengan aktivitas yg padat (efisien di hisap pas jam istirahat atau pas jam colongan / jam gabut di kantor, 15-20 menit abis kalau terikat waktu, 30 menitan kalau nyantai). Taste nya juga saya cocok, senada sama review admin.

    Aroma SLM cocok buat anak millenial sibuk pecinta kretek. Di sirkel pun menurut saya juga aman dari ejekan karena ini bener2 something new, image nya bukan rokok mbah kakung atau mamang kuli (seperti yg sudah melekat pada 234 sama GG Merah cthnya). Love it.

    BalasHapus